BI Khawatir Pembatasan BBM Akan Mengangkat Inflasi
Selasa, 15 Februari 2011 13:50 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution meminta pemerintah dapat mengendalikan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan baik. Hal ini untuk mencegah laju inflasi yang semakin meningkat.
“Pengurangan BBM bersubsidi itu bisa tetap dilaksanakan tapi harus diatur dengan baik, harus terukur akibatnya,” kata Darmin usai rapat kerja dengan Komisi Keuangan dan Perbankan DPR, Senin (14/2)
Dalam paparannya di depan anggota Komisi Keuangan DPR, Darmin mengungkapkan rencana pembatasan BBM bersubsidi mulai akhir Maret 2011 untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dan awal Juli 2011 untuk Jawa-Bali diperkirakan akan meningkatkan tekanan inflasi.
Bank Indonesia berkeyakinan inflasi pada 2011 ini bisa dijaga pada sasaran 5 persen plus-minus satu persen. Namun, Bank Indonesia melihat adanya sejumlah risiko yang menyebabkan inflasi berpotensi melebihi sasaran yang sudah ditetapkan tersebut.
Salah satu risiko itu adalah rencana pemerintah membatasi BBM bersubsidi yang bisa membuat tekanan inflasi semakin tinggi. “Kalau kemudian dampaknya tidak terkendali, bisa terjadi inflasi semakin tinggi,” katanya.
Selain rencana pembatasan BBM bersubsidi, Bank Indonesia melihat sejumlah faktor yang berpotensi memberi tekanan inflasi. Seperti kenaikan volatile food yang masih tinggi, meningkatnya ekspektasi inflasi dan tingginya harga komoditas global, seperti minyak, komoditas pangan gandum, minyak sawit, jagung, kedelai, dan gula.
Hingga Januari, tekanan inflasi masih konsisten meningkat, Inflasi Januari 2011 mencapai 0,89 persen dari bulan lalu atau 7,02 persen dari Januari 2010. Tingginya inflasi ini banyak disumbang oleh kelompok volatile food yang mencapai 18,25 persen, kemudian administered price 5,21 persen. Sedangkan inflasi inti relatif terkendali pada 4,18 persen.
IQBAL MUHTAROM