Amblesnya Jalan Martadinata Sebabkan Harga Distribusi Barang Melonjak
Sabtu, 18 September 2010 06:23 WIB
“Pengiriman bahan baku juga terlambat sehingga mengganggu produksi,” kata
Djimanto kepada Tempo di Jakarta kemarin. Dalam situasi normal, kontainer bisa mengangkut barang keluar-masuk pelabuhan tiga kali dalam sehari. Tapi, sejak jalan arteri satu-satunya menuju pelabuhan itu ambles, pengiriman barang paling banter hanya bisa dilakukan dua kali sehari.
Para pengusaha, kata dia, tidak mungkin menggunakan angkutan udara karena
biayanya lebih mahal 10 kali lipat. Apalagi mereka sudah meminta kelonggaran waktu pengiriman barang untuk sampai ke pengusaha retail. Meski demikian, Apindo belum menghitung total kerugian akibat gangguan distribusi barang dan bahan baku produksi.
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronik Ali Soebroto Oentaryo, kerugian baru diketahui pekan depan ketika pabrik mulai beroperasi. “Sekarang pabrik masih libur,” kata Oentaryo. Anggota gabungan pengusaha ini juga belum melaporkan kerugian. Tapi pemerintah memprediksi kerugian akibat jalan ambles ini sekitar Rp 2,5 miliar.
Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan, Distribusi, dan Logistik Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Benny Soetrisno, mendesak pemerintah memastikan kapan rekonstruksi jalan selesai. Saat ini pengiriman barang terlambat, namun eksportir dan importir tidak bisa menaikkan harga. “Kami harus mengurangi margin,” katanya.
Menurut Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, perbaikan jalan ini butuh waktu dua atau tiga bulan. Pihaknya telah mengirim tim dari Bagian Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Institut Teknologi Bandung untuk mencari penyebab amblesnya jalan.
Perbaikan jalan ini, kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak,
membutuhkan biaya sedikitnya Rp 6 miliar jika menggunakan teknologi pile slab. Teknik ini dilakukan dengan cara memasang tiang pancang hingga ke tanah keras, dan ditambahkan pelat sepanjang 100 meter di atasnya sebagai jalannya. Tapi biaya bisa berubah, tergantung kedalaman tanah.
Kementerian Pekerjaan Umum telah menyiapkan tiga opsi penanganan jalan.
Teknologi pile slab digunakan untuk kondisi khusus seperti ruas jalan menuju Bandara Soekarno-Hatta. Di samping pile slab, opsi lainnya adalah pengurukan tanah atau cover dam. Tapi cara ini rawan karena tanah bisa ambles lagi. Opsi berikutnya, membuat jembatan.
eka utami aprilia | kartika candra | dwi riyanto agustiar