Bank Indonesia Cermati Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi AS  

Reporter

Editor

Rabu, 11 Agustus 2010 21:03 WIB

Federal Reserve. AP Photo/J. Scott Applewhite
TEMPO Interaktif, Jakarta -- Bank Indonesia tidak terlalu mengkhawatirkan Kebijakan Bank Sentral AS (Federal Reserve) yang mempertahankan suku bunga ekstra rendah di kisaran 0 samoai 0,25 persen. Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono yang perlu menjadi perhatian adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

"Sebetulnya bukan masalah kebijakan suku bunga, tapi pertumbuhan ekonomi AS yang agak lebih lambat," kata Hartadi saat ditemui usai rapat koordinasi ketahanan pangan di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta Rabu (11/8)

Menurut Hartadi, meskipun ada beberapa indikator positif dalam pertumbuhan ekonomi Amerika, tapi itu tidak terjadi secara keseluruhan. Ia mencontohkan penurunan harga saham di Amerika yang berdampak negatif ke pasar modal regional,termasuk ke Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia.

Sedikit melemahnya rupiah pada hari ini dibandingkan beberapa hari lalu, kata Hartadi juga disebabkan karena pelambatan pertumbuhan ekonomi Amerika. "Rupiah melemah dibandingkan beberapa hari yang lalu karena perlambatan," katanya.

Meski, dia mengatakan pergerakan nilai tukar Rupiah yang cepat saat ini masih menunjukkan tren yang menguat. "Ada sedikit pelemahan, tapi masih dalam tren menguat," katanya.

Hartadi belum melihat ada nya tren capital inflow. "Saya belum lihat perkembangannya hari ini," katanya.

Hartadi juga mengatakan belum melihat adanya pengaruh kenaikan harga gandum di pasar komoditas. Hanya saja, dia mengatakan bila hal ini tidak disikapi dengan baik, kenaikan harga gandum itu bisa memacuk kenaikan harga bahan pokok lainnya. "Biasanya orang mencari substitusi bahan pokok yang sama," katanya.

Ia berharap, kenaikan harga gandum ini tidak membuat harga beras melonjak tajam seperti halnya yang terjadi pada tahun 2007. "Saat itu stok beras turun orang berebutan cari beras, sehingga harga beras melonjak," katanya.

IQBAL MUHTAROM

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

23 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

6 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya