Ribuan Warga Miskin Terserap di Industri Rokok Kretek

Reporter

Editor

Rabu, 21 Juli 2010 16:04 WIB

Miserin (49) menjemur cengkeh di Rembangan, Jember, Jawa Timur, Sabtu (11/7). Cengkeh digunakan untuk bumbu masakan, bahan campuran rokok kretek yang dijual mulai Rp.35.000-Rp.40.000/Kg kering. ANTARA/Seno S.

TEMPO Interaktif, Bantul-Industri rokok kretek di Yogyakarta menampung ribuan tenaga kerja dari kalangan miskin dan berpendidikan rendah. Mayoritas mereka adalah perempuan yang dipekerjakan sebagai pelinting rokok sehingga tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi.

“Sistem perekrutan tenaga kerja pabrik rokok berbeda, sebelum pabrik didirikan, kepala desa mencatat warga miskin dan mereka dididik lalu dipekerjakan,” kata Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X usai meresmikan pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret ke 4 di Pleret, Bantul, Yogyakarta hari ini.

Saat ini ada empat pabrik rokok kretek Mitra Produksi Sigaret yang berada di Bantul, Sleman dan Kulon Progo. Rata-rata setiap pabrik mempekerjakan 1.500 tenaga kerja dari warga miskin yang pendidikannya rendah. “Ini pekerjaan yang khusus untuk warga miskin, kalau pada lapangan kerja pada umumnya, mereka kan sulit untuk masuk,” kata dia.

Maka di setiap tempat parkir pabrik rokok kretek, ujarnya, kebanyakan terdapat sepeda onthel . Jarang sekali para pekerja mengendarai sepeda motor. Perikrutan tenaga kerja dari kalangan warga miskin tersebut ditegaskan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Untuk tenaga kerja yang tugasnya melinting rokok kan kita tidak berbicara lulusan SMA atau perguruan tinggi,” kata Sultan.

Ia menambahkan, dengan dibukanya pabrik rokok kretek dibawah manajemen PT Yogyakarta Tembakau Indonesi tersebut semakin menggairahkan perekonomian desa, menambah pendapatan asli daerah, serta meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat sekita pabrik.

Menurut John Gledhill, Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk tiga pabrik rokok kretek yang sudah berdiri sebelumnya telah menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar pabrik. Selain menciptakan lapangan kerja, perusahaan ini telah berkontribusi untuk membayar pajak cukai lebih dari Rp 302 miliar pada semester pertama 2010.

Angka ini naik sebesar 7,26 persen dari tahun lalu. Secara umum penjualan produk PT Sampoerna di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta di tahun 2009 mencapai 5,3 mikiar batang rokok. “Dengan pembukaan pabrik rokok yang baru di Pleret ini, kami semakin memantapkan bisnis Yogyakarta, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata dia.

Para pekerja di pabrik rokok Mitra Produksi Sigaret dididik oleh PT HM Sampoerna seperti pelatihan kerja, pemeliharaan produksi dan lain-lain.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

49 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

49 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Punya Kedekatan dengan Industri Rokok

50 hari lalu

Jokowi Disebut Punya Kedekatan dengan Industri Rokok

Jokowi sempat ogah membahas masalah rokok bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Disebut punya kedekatan dengan industri rokok.

Baca Selengkapnya

Terkini: Daftar Bisnis Panji Gumilang Selain Al Zaytun, Jembatan Rel Lengkung LRT Jabodebek Salah Desain?

3 Agustus 2023

Terkini: Daftar Bisnis Panji Gumilang Selain Al Zaytun, Jembatan Rel Lengkung LRT Jabodebek Salah Desain?

Setelah resmi ditetapkan sebagai tersangka, sejumlah bisnis milik Pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Panji Gumilang menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Pranowo Minta Industri Rokok Prioritaskan Tembakau Petani dan Batasi Impor, Ini Sebabnya

3 Agustus 2023

Ganjar Pranowo Minta Industri Rokok Prioritaskan Tembakau Petani dan Batasi Impor, Ini Sebabnya

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta industri rokok memprioritaskan menyerap tembakau hasil produksi petani lokal.

Baca Selengkapnya

Lintasan Waktu Rokok Linting, Tingwe dan Kerabatnya

12 Mei 2023

Lintasan Waktu Rokok Linting, Tingwe dan Kerabatnya

Keberadaan cikal bakal rokok di Tanah Air telah ada sejak era 1600-an. Hal ini seiring masuknya tembakau ke wilayah Nusantara.

Baca Selengkapnya

Gagal Atasi Endemi Rokok sehingga Perokok Anak Meningkat, Koalisi Sipil Beri Rapor Merah untuk Jokowi - Ma'ruf

26 November 2022

Gagal Atasi Endemi Rokok sehingga Perokok Anak Meningkat, Koalisi Sipil Beri Rapor Merah untuk Jokowi - Ma'ruf

Menurut Ifdhal Kasim, kabinet Jokowi - Ma'ruf tidak hadir selama ini dalam menangani masalah epidemi rokok di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Cukai Rokok 2023 dan 2024 Naik 10 Persen, Ini Kajian dan Pertimbangan Kemenkeu

5 November 2022

Cukai Rokok 2023 dan 2024 Naik 10 Persen, Ini Kajian dan Pertimbangan Kemenkeu

Febrio Kacaribu memaparkan berbagai pertimbangan atas ditetapkannya kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) untuk rokok sebesar 10 persen.

Baca Selengkapnya

Bandara Kediri Rp 10,8 Triliun Ditargetkan Rampung 2023, Gudang Garam: Bukan Exit Strategy

17 September 2022

Bandara Kediri Rp 10,8 Triliun Ditargetkan Rampung 2023, Gudang Garam: Bukan Exit Strategy

Pembangunan Bandara Kediri dipastikan tidak berkaitan dengan kondisi penjualan rokok oleh Gudang Garam.

Baca Selengkapnya

Pertumbuhan Industri Vape Rumahan Diperkirakan Tertahan, Apa Penyebabnya?

11 Agustus 2022

Pertumbuhan Industri Vape Rumahan Diperkirakan Tertahan, Apa Penyebabnya?

Pemasukan cukai dari industri vape di Bandung tahun ini diperkirakan lebih tinggi ketimbang tahun lalu.

Baca Selengkapnya