KS dan Posco Capai Titik Temu Untuk Kerja Sama

Reporter

Editor

Jumat, 25 Juni 2010 15:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Mustafa Abubakar mengatakan, rencana kerja sama antara PT Karakatau Steel dengan perusahaan baja Korea Selatan, Pohang Steel and Iron Company (Posco), sudah mulai ada kemajuan. “Sudah ada titik temu,” kata Mustafa di Kementerian BUMN hari ini.

Sebelumnya, Mustafa mengatakan, negosiasi antara Krakatau Steel dengan Posco masih alot. Masih ada empat hal yang belum deal antara kedua belah pihak, yakni masalah ekuitas atau saham, manajemen, pemasaran, dan nilai aset.

Untuk ekuitas, Krakatau Steel dan Posco sempat tak mencapai kesepakatan mengenai komposisi pembagiannya. Posco menghendaki saham sebesar 70 persen dan Krakatau Steel 30 persen. Sedangkan Krakatau Steel, kata Mustafa, ngotot menginginkan komposisi saham 45 persen dan 55 persen dipegang Posco.

“Posco meminta waktu. Setelah konstruksi, (saham Krakatau Steel) menjadi 45 persen,” kata Mustafa. Ia belum bersedia menjelaskan mengapa Krakatau Steel harus menunggu konstruksi selesai baru bisa mengambil 45 persen saham. “Memang hasil negosiasinya begitu. Tadinya mereka minta 30 persen,” ujarnya.

Konstruksi, jelas Mustafa, kemungkinan besar bisa dimulai tahun depan. “Masanya (lama konstruksi) tiga tahun,” katanya. Sayangnya, Mustafa belum mau menyebut perkiraan nilai total investasinya.

Komposisi direksi dalam kerja sama tersebut juga belum berujung pada kesepakatan. Posco, kata Mustafa, menawarkan tiga orang direksi dari dan satu dari Krakatau Steel. Sedangkan Krakatau Steel mengusulkan dua dari Posco dan dua dari perseroan. Krakatau Steel juga mengusulkan posisi komisaris nantinya dipegang pihaknya dan kursi presiden direktur diduduki wakil dari Posco.

Nilai aset atau nilai tanah pabrik baja antara Posco dengan Krakatau Steel juga masih belum menuai kesepakatan. Krakatau Steel berharap tanah dihargai US$ 85 per meter persegi dan Posco mengajukan US$ 60 per meter persegi.

Krakatau Steel dan Posco menandatangani nota kesepahaman pada akhir tahun lalu. Kedua perusahaan akan melakukan kerja sama dalam dua tahap. Kerja sama pertama berlangsung tahun ini dengan kapasitas produksi slab 2,5 juta ton. Sedangkan tahap kedua akan berlangsung pada 2012 dengan memproduksi baja canai panas berkapasitas 2,5 juta ton.

ISMA SAVITRI

Berita terkait

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Promo Gajian di Sejumlah Merchant Makanan, 11 Kereta Dihentikan saat Gempa Garut

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Promo Gajian di Sejumlah Merchant Makanan, 11 Kereta Dihentikan saat Gempa Garut

Sejumlah merchant makanan menawarkan ragam promo di pekan terakhir April 2024.

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

4 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

5 hari lalu

Terpopuler Bisnis: 40 Pabrik Baja Ilegal hingga 'Karpet Merah' Jokowi untuk Program Makan Siang Gratis

Zulhas mengatakan ada 40 pabrik yang memproduksi baja ilegal atau tidak memenuhi ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

5 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Sidak Pabrik Baja Ilegal di Cikande Serang, Tak Sesuai SNI Senilai Rp 257 Miliar

5 hari lalu

Zulkifli Hasan Sidak Pabrik Baja Ilegal di Cikande Serang, Tak Sesuai SNI Senilai Rp 257 Miliar

Zulhas menyebut pabrik itu memproduksi sebanyak 3.608.263 batang baja seberat 27.078 ton.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

33 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Jembatan yang Kerap Dilintasi Truk Sampah Jakarta ke Bantargebang Bekasi Amblas Gara-gara Baut Dicuri

26 Januari 2024

Jembatan yang Kerap Dilintasi Truk Sampah Jakarta ke Bantargebang Bekasi Amblas Gara-gara Baut Dicuri

Jembatan yang kerap dilintasi truk sampah DKI Jakarta dari atau menuju TPST Bantargebang Bekasi itu pun ditutup sementara.

Baca Selengkapnya

Ekspor Nonmigas Desember 2023 Anjlok Terdalam, Kelapa Sawit Turun 28,73 Persen

15 Januari 2024

Ekspor Nonmigas Desember 2023 Anjlok Terdalam, Kelapa Sawit Turun 28,73 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan pada Desember 2023, nilai ekspor nonmigas mengalami penurunan secara tahunan. Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS Puji Ismartini mengatakan penurunan terjadi pada semua sektor.

Baca Selengkapnya

Indonesia Gugat Uni Eropa ke WTO soal Baja Nirkarat, Kemendag Beberkan Alasannya

4 Desember 2023

Indonesia Gugat Uni Eropa ke WTO soal Baja Nirkarat, Kemendag Beberkan Alasannya

Indonesia telah mengajukan gugatan terhadap Uni Eropa terkait dengan pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) baja nirkarat ke WTO. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya