TEMPO Interaktif, Jakarta - Beberapa pabrik gula nasional mulai mengimpor raw sugar atau gula mentah setelah mendapat izin dari Kementerian Perdagangan. Hampir tidak ada hambatan untuk impor walaupun saat ini pasar internasional juga mengalami kelangkaan.
"Izin yang diberikan 50 ribu ton selama musim giling semester pertama. Realisasinya sudah 24 ribu ton hingga pekan depan," kata Direktur Utama PT Industri Gula Nusantara (IGN) Kendal, Kamajaya, ketika dihubungi Tempo, Senin (14/6).
Adapun sisanya 26 ribu ton akan dikapalkan pada Juli mendatang. IGN Kendal membutuhkan setidaknya 130 ribu ton gula mentah untuk diolah di pabrik. Target produksi tebu IGN Kendal tahun ini antara 155 ribu sampai 160 ribu ton.
Perolehan tebu diperkirakan hanya mencapai 15 ribu sampai 20 ribu ton saja. "Total kapasitas idle kita sampai 140 ribu ton," katanya. Kapasitas idle merupakan kapasitas mesin terpasang yang tidak bekerja selama musim giling.
Hal tersebut diakibatkan produksi tebu yang harus diproses lebih sedikit dari kapasitas mesin. Sebab itu impor gula mentah mesti dilakukan untuk mengisi kekosongan produksi.
Namun, Kamajaya tidak bisa memastikan apakah pemerintah akan memberikan izin impor gula mentah lagi untuk semester kedua. Meski mendapat izin impor semester pertama, produksi IGN Kendal dan pabrik gula baru memenuhi kurang dari separuh kapasitas terpasang.
Kamajaya mengatakan hampir tidak ada hambatan untuk impor meski saat ini di pasar internasional juga terjadi kelangkaan. Sebgaian besar impor gula mentah berasal dari Thailand. Namun beberapa importir juga mengimpor dari Brasil dan Afrika Selatan, terutama untuk gula rafinasi.
Kementerian Perdagangan beberapa waktu lalu mengeluarkan izin impor gula mentah sebesar 115 ribu ton kepada beberapa perusahaan gula nasional. Izin diberikan untuk memenuhi kapasitas giling pabrik yang tidak terpenuhi karena produksi tebu yang kurang.
Kendati beberapa pabrik gula kekurangan produksi, namun Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Arum Sabil menyarankan pemerintah mempertimbangkan kembali rencana untuk memberikan izin impor raw sugar. "Kalau saya berpendapat lebih baik ditunda dulu," katanya.
Menurut Arum jika pemerintah memaksa impor gula mentah maka dikuatirkan terjadi kelebihan stok gula. Selain itu, produksi gula tahun ini diprediksi akan meningkat seiring penambahan luas lahan tebu dan peningkatan produktifitas lahan.
Belum lagi impor gula konsumsi sebesar 500 ribu ton yang dilakukan awal tahun ini belum sepenuhnya diserap pasar. "Yang kemarin saja belum diserap pasar. Kalau mau impor harus benar-benar dipertimbangkan untung dan ruginya," tuturnya.
Pemerintah, menurut Arum, juga perlu lebih selektif untuk menentukan perusahaan atau badan usaha milik negara yang diberi izin. Ia menuding BUMN yang diberi tugas mengimpor 500 ribu ton gula konsumsi tidak menunjukkan kinerja yang baik dan tidak berhasil mendistribusikan gula jatah mereka.
Impor gula mentah kerap dilakukan pemerintah bersamaan dengan masuknya masa panen dan musim giling tebu. Musim giling telah dimulai sejak akhir Mei lalu dan akan berlangsung sampai November.
Impor gula mentah dilakukan agar mesin pengolah tebu bekerja sesuai dengan kapasitas terpasang. Karena produksi tebu masih di bawah kapasitas, banyak mesin pabrik yang bekerja lebih sedikit dari kapasitas seharusnya dengan biaya operasional sama.
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
16 Oktober 2023
Harga Gula Kian Melonjak, Kepala Badan Pangan Minta Impor Secepatnya Masuk
Badan Pangan Nasional mengatakan salah satu penyebabnya adalah realisasi impor gula yang rendah. Berdasarkan catatan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, tutur Arief, realisasi impor gula saat ini hanya 26 persen.