Garuda Diminta Beresi Utang Sebelum Melantai ke Bursa
Senin, 12 April 2010 16:18 WIB
"Sekarang mereka sedang menyelesaikan klarifikasi dengan ECA (European Credit Agency), setelah selesai baru bisa IPO," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di kantornya di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (12/4).
Saat ini Garuda sedang dalam tahap negosiasi dengan ECA untuk membahas penjadwalan ulang pembayaran utang. "Kemungkinan dijadwal ulang sehingga Garuda tidak harus membayar tepat waktu karena tidak mampu," ujarnya. Ia juga berharap dana yang didapat Garuda dari pasar modal bisa membantu aliran dana perusahaan.
Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar mengatakan, ECA secara prinsip telah menyetujui restrukturisasi utang perusahaannya hingga akhir 2016. "Saat ini kami sedang finalisasi detail covenants dari perjanjian utang tersebut dengan ECA," katanya.
Hingga kini Garuda masih memiliki utang US$ 527,8 juta kepada beberapa kreditur. Utangnya ke ECA sendiri mencapai US$ 241,2 juta. Sisa utang lainnya ke commercial lender US$ 95 juta, Floating Rates Notes US$ 75 juta dan Rp 108 miliar, dan utang lain-lain US$ 105 juta.
Walaupun masih memiliki masalah utang, Garuda telah mengantongi izin dari Kementerian untuk masuk bursa pada September tahun ini dengan melepas saham sebanyak 40 persen. "Kami sudah menyiapkan untuk tahun ini Garuda dan PT Krakatau Steel bisa IPO," kata Mustafa.
Meski kedua perusahaan pelat merah itu dijadwalkan melepas sahamnya ke bursa tahun ini, namun sampai sekarang nama penjamin emisi keduanya belum masuk ke Kementerian. "Krakatau Steel sedang membahas, sedangkan Garuda belum sampai ke saya," tuturnya.
PUTI NOVIYANDA