Kadin Minta Perdebatan ACFTA Dihentikan

Reporter

Editor

Jumat, 9 April 2010 13:55 WIB

TEMPO Interaktif, Surakarta - Wakil Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Koperasi Sandiaga Uno meminta perdebatan seputar pasar bebas ASEAN-Cina segera dihentikan. Lebih baik, ujarnya, semua pihak bersama-sama mencari solusi terbaik agar tak menjadi pihak yang dirugikan.

“Harus diakui bahwa ACFTA membawa dampak negatif bagi industri di Indonesia. Tapi di sisi lain, ada pula dampak positif yang kita terima,” jelasnya, kepada wartawan di sela-sela musyawarah cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Surakarta, Jumat (9/4) siang.

Dampak positif yang diperoleh misalnya sekarang ini terbuka kesempatan seluas mungkin, untuk memasarkan produk-produk Indonesia ke negara yang memiliki 1,3 miliar penduduk itu. Apalagi jika produk yang dipasarkan ke negara tirai bambu tersebut produk-produk berbasis industri kreatif yang dipadukan dengan budaya. “Misalnya batik. Itu kan sulit ditiru Cina,” katanya.

Dia menambahkan, sejatinya dalam tiga bulan terakhir nilai ekspor Indonesia ke China sudah meningkat. “Perdangangan kita dengan Cina sudah surplus. Jadi sebenarnya kita mendapat keuntungan dari penerapan ACFTA,” tuturnya.

Meski begitu, dia mengakui ada beberapa industri yang terpukul dengan pelaksanaan perdagangan bebas itu. Terutama industri tekstil, produk tekstil, alas kaki, dan industri yang berbasis metal. “Inilah yang harus dicari solusinya. Bagaimana supaya bisa tetap bertahan,” tukasnya.

Dia juga mengharapkan pemerintah benar-benar serius dalam membantu industri dalam negeri. Salah satunya dengan membatalkan rencana kenaikan tarif dasar listrik sebesar 15 persen. “Kenaikan listrik hanya akan membuat daya saing kita makin rendah,” dia beralasan.

Padahal, kata dia, Indonesia mulai dianggap sebagai negara yang menjanjikan untuk investasi. “Posisi Indonesia nomor 9 dari 15 negara destinasi terbaik untuk investasi,” ucapnya. Ditambah lagi, Indonesia dianggap sebagai pilar ekonomi ke-3 di Asia setelah China dan India.

Peluang di atas menurut Sandiaga harus betul-betul dimanfaatkan dan disertai dorongan pemerintah. Seharusnya, katanya, pemerintah mendukung dengan pembangunan infrastruktur, ketersediaan bahan bakar minyak dan gas, dan sebagainya. “Jangan malah menaikkan tarif listrik yang justru akan menghambat industri dalam negeri sulit bersaing,” tandasnya.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

4 hari lalu

Kadin Indonesia Bentuk Lembaga Mediasi Sengketa Bisnis

Kadin Indonesia fasilitasi penyelesaian sengketa bisnis lewat lembaga mediasi baru. Layanan ini gratis bagi UMKM.

Baca Selengkapnya

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Kadin Sebut Swasembada Air Harus jadi Program Utama Pemerintah: Ada di Visi Misi Prabowo-Gibran

Waketum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Bobby Gafur Umar, menyebut bahwa ketersediaan air harus jadi perhatian pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

5 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

5 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

9 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

9 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

9 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

10 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

11 hari lalu

Segini Jatah Bonus Tiap Pemain Timnas U-23 Indonesia

Pengusaha beri Rp 23 miliar. Masing-masing pemain Timnas U-23 Indonesia akan dapat bonus berkisar Rp 605,2 juta.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

11 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya