Panen Bawang Tak Maksimal Akibat Cuaca Tak Jelas  

Reporter

Editor

Minggu, 4 April 2010 22:42 WIB

Sejumlah buruh membersihkan bawang merah di Tasikmalaya, Jawa Barat(3/11). Mereka mendapat upah Rp 150/kg dan seharinya mampu membersihkan 60-70 kg. Foto: TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO Interaktif, Bantul - Akibat panas dan hujan yang tidak menentu, sebanyak 150 hektare atau sepertiga lahan tanam bawang merah di Bantul, Yogyakarta, terancam tidak maksimal saat dipanen. Meski panen tidak sebaik pada cuaca normal, namun harga jual bawang merah di tingkat konsumen dan petani belum terpengaruh.

Saat ini, biji bawang merah lebih kecil ketimbang saat cuaca normal. Biasanya satu hektare lahan bisa menghasilkan 14-17 ton bawang. Namun kini satu hektare hanya bisa dipanen 7 ton. “Daun bawang merah jadi kering di ujungnya. Umbinya (biji) tak mengembang. Jadi hasilnya sangat kecil,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Edy Suharyanto, Ahad (4/4).

Bawang merah yang dipanen pada awal Maret merupakan pohon pada musim tanam awal Februari lalu. Karena kondisi cuaca ekstrem, jika siang panas sekali tapi sore hari hujan deras, mengakibatkan tanaman itu terkena penyakit yang tak bisa dimanipulasi dengan pupuk atau obat tanaman. Daun yang rusak terjadi saat biji bawang merah mulai tumbuh atau mendekati waktu panen. Umur pohon bawang merah saat panen sekitar 60 hari dari waktu tanam.

Namun, harga bawang merah tidak terpengaruh oleh kondisi itu. Sebab pasokan bawang merah dari daerah sentra bawang merah lain, seperti Brebes, Nganjuk, Peobolinggo, belum masuk ke Yogyakarta. Harga bawang merah dari Bantul masih tergolong tinggi, yaitu Rp 11 ribu per kilogram di tingkat konsumen, dan Rp 6.000-7.000 per kilogram di tingkat petani. “Daerah lain belum panen. Jadi harga masih menguntungkan petani,” kata Edy.

Adi Susanto, petani bawang merah di Srigading, menyatakan lahan miliknya seluas 400 ru (satu ru seluas 14 X1 meter) yang ditanami bawang merah pada awal Februari lalu hanya menghasilkan separuh dari panen di musim yang baik. “Panas yang menyengat menyebabkan daun mengering, biji bawang sangat kecil, separuh dari biasanya,” ujar Adi.

Menurut Lasio Syaefuddin, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, sebenarnya penyakit akibat cuaca itu bisa diantisipasi dengan pupuk dfan pestisida organik. Pupuk organik yang dimaksud adalah pupuk kandang dan pupuk dari sampah yang diolah secara organik.

Sedangkan pestisida organik dibuat dari ramuan lengkuas, jahe, dan empon-empon. “Kalau memakai pupuk dan pestisida organik, tanaman bawang merah akan lebih tahan penyakit dan tahan musim, maka saya selalu mengkampanyekan kepada kelompok tani untuk memakai yang organik bukan pupuk atau pestisida organik,” ujar dia.

MUH SYAIFULLAH

Berita terkait

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

1 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

2 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

4 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

4 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

9 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

10 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

11 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

11 hari lalu

Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto

Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

12 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar

Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

13 hari lalu

Harga Bawang Merah di Kota Solo Melonjak, Eceran Ada yang Tembus Rp 80 Ribu per Kilogram

Harga bawang merah untuk pembelian secara eceran bahkan mencapai Rp 80 ribu per kg.

Baca Selengkapnya