TEMPO Interaktif, Jakarta:Penyelesaian perselisihan antara manajemen PT Garuda Indonesia dengan Asosiasi Pilot Garuda (APG) tertunda. Pembicaraan antar keduanya, yang harusnya selesai kemarin dan hasilnya diserahkan ke Menakertrans Selasa (4/2), molor hingga 13 Februari mendatang. Kemudian, Menteri Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Jacob Nuwa Wea memenuhi permintaan penundaan tersebut. "Mereka minta waktu dua minggu lagi. Ya silahkan," kata Jacob usai menerima asisten deputi Meneg BUMN, Dirut PT Garuda Indonesia Indra Setiawan, dan Presiden APG Ari Sapari. Kendati demikian, Jacob tetap meminta manajemen Garuda membuat surat resmi kepada Menakertrans tentang permintaan perpanjangan waktu penyelesaian, yang selanjutnya akan diteruskan ke serikat pekerja PT Garuda. Jacob mengaku, Deputi Menneg BUMN Ferdinand Nainggolan telah menghubunginya dan meminta perpanjang waktu dua minggu lagi. Menteri semula menyetujui usulan tersebut, tetapi pada pertemuan dengan Indrawan dan Ari diputuskan perpanjangan waktu hingga tanggal 13 Februari 2003. Dalam pertemuan itu, APG meminta perpanjangan waktu diberikan dua hari saja. Namun, Jacob menilai, perpanjangan waktu hingga 13 Februari 2003 lebih rasional karena banyaknya permasalahan yang harus dipertimbangkan. Karena itu, Jacob meminta, APG bisa menerima kesepakatan tersebut, mengingat dalam menyelesaikan masalah ketenagakerjaan tidak bisa terburu-buru. "Karena menyangkut pembiayaan, kesejahteraan, dan sebagainya. Jadi saya berikan kesempatan dua minggu lagi," kata Jacob. Dia juga meminta kedua pihak yang berselisih untuk tidak "ngotot". Selama menunggu penyelesaian, Jacob meminta poin-poin yang menjadi masalah dan belum disepakati kedua belah pihak. "Keinginan manajemen Garuda bagaimana, dan keinginan APG bagaimana, saya ingin tahu," kata dia. Sebelumnya, pertemuan serupa pernah digelar pada Selasa (28/1) lalu. Saat itu hadir Dirut Garuda, jajaran Direksi Garuda, APG, dan Deputi Meneg BUMN Ferdinan Nainggolan. Pertemuan itu untuk mencari jalan keluar atas tuntutan Pilot Garuda atas perbaikan sistem penggajian mereka. Retno Sulistyowati --- Tempo News Room