Pengusaha Sepatu Mojokerto Menjerit Hadapi Perdagangan Bebas

Reporter

Editor

Selasa, 19 Januari 2010 10:17 WIB

TEMPO/Panca Syurkani

TEMPO Interaktif, Mojokerto - Sejumlah pengusaha sepatu kecil menengah di Kabupaten Mojokerto mengaku kelimpungan menghadapi aturan perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) ASEAN-Cina ini. Mereka mengaku merugi sejak pertama kali isu itu bergulir pada awal Januari lalu.

Para pedagang sudah merasakan dampak dari aturan itu. Pada sektor usaha kecil sepatu mitasi misalnya, pengusaha merugi hingga 50 persen. "Orderan berkurang 50 persen, artinya produksi kami juga berkurang sebesar itu," kata Budi Utomo, anggota Gabungan Pegusaha Sepatu (GPS) Kabupaten Mojokerto, Selasa (19/01).

Sepinya order terjadi karena para pelanggan banyak yang memilih menunggu produk impor masuk ke Indonesia. Alasannya, harga produk impor lebih murah daripada produk lokal. Mereka menghentikan sementara permintaan.

Permintaan yang sepi membuat pengusaha menurunkan jumlah barang produksi. Keputusan itu juga akan berimbas pada menurunya penghasilan pengusaha maupun pekerja. Jika dalam satu bulan-rata-rata pengusaha sepatu mitasi memproduksi sepatu sebanyak 8.000 pasang sepatu, saat ini mereka hanya memproduksi sekitar 4.000 hingga 4.500 sepatu.

Belum satu bulan, kenyataan pahit itu mendera hapir seluruh anggota GPS, yang jumlahnya mencapai 112 pengusaha. Artinya, jika semua pengusaha mengalami penurunan order, bisa dipastikan 4.000 ribu pekerja yang tertampung di usaha sepatu mikro itu akan menjadi korban.

Bahkan, beberapa pengusaha anggota GPS saat ini sudah ada yang menghentikan produksi untuk sementara waktu, karena orderan mereka sepi. Ada juga yang dalam satu minggu pengusaha hanya berproduksi selama empat sampai lima hari. "Awalnya satu minggu full, tapi karena sepi, ya, empat hari kerja, sisanya tidak," terang mantan ketua GPS ini.

Hal itu dibenarkan Pitung, pengusaha sepatu rumahan. Meski usaha produksi sepatunya masih stabil dari awal bulan lalu, yakni dalam satu minggu memproduksi 25 kodi sepatu atau 400 pasang sepatu, dia tetap mengaku cemas dengan iklim perdagangan ke depan.

Kecemaasan itu muncul ketika dia memasarkan sepatu buatannya ke sejumlah pasar grosir di Jawa Timur. Di pasar-pasar itu telah berdatangan produk sepatu impor dari Cina yang harganya lebih murah. Akhirnya, dia juga harus menurunkan harga jika ingin bersaing dengan produk impor tersebut. "Padahal ongkos produksinya untuk belanja bahan baku mahal," kata dia.

Dampak perdagangan bebas itu juga dirasakan para perajin alas kaki berupa sandal sepatu. Ketua Komite Pengusaha Alas Kaki Kota Mojokerto, Emru Suhadak, mengatakan salah satu dampak aturan pasar bebas itu yang paling mencolok adalah dibatasinya jumlah order (pesanan) oleh grosir dan pelanggan di beberapa daerah, seperti Surabaya, Malang, Bali, Kalimantan, Jawa Tengah dan Jakarta.

"Pembatasan order itu kini mencapai 50 persen. Mereka (pelanggan dan grosir) menyatakan tak ingin gegabah memesan barang dengan jumlah yang lebih besar dulu," ungkap Emru yang juga perajin sepatu jenis fashion dan mayoret.

Dia mengatakan pembatasan jumlah order tersebut sebelumnya memang tidak diketahui kepastian alasannya. Sebab, sebagian perajin banyak yang belum mengetahui adanya perdagangan bebas itu. "Jika bulan sebelumnya kami bisa memenuhi pesanan mencapai 50 kodi sekarang hanya 25 kodi," keluhnya.

MUHAMMAD TAUFIK

Berita terkait

Hadir di Forum ASEAN, China Sepakati Panduan soal Laut China Selatan hingga Dorong Dialog Perdagangan Bebas Kawasan

14 Juli 2023

Hadir di Forum ASEAN, China Sepakati Panduan soal Laut China Selatan hingga Dorong Dialog Perdagangan Bebas Kawasan

ASEAN dan China sepakati panduan mempercepat perundingan tata perilaku Laut China Selatan dan dorong pembicaraan soal perdagangan bebas kawasan

Baca Selengkapnya

Cina dan ASEAN Dorong Dialog Kawasan Perdagangan Bebas

13 Juli 2023

Cina dan ASEAN Dorong Dialog Kawasan Perdagangan Bebas

Cina dan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mendorong pembicaraan tentang versi ketiga dari perjanjian perdagangan bebas pada pertemuan di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Rusia Kemungkinan Sepakati Pakta Perdagangan Bebas dengan Iran, Akhir Tahun

19 Juni 2023

Rusia Kemungkinan Sepakati Pakta Perdagangan Bebas dengan Iran, Akhir Tahun

Meski secara militer kerja sama Rusia dan Iran telah terjalin erat, hubungan ekonomi kedua negara ternyata masih tergolong rendah.

Baca Selengkapnya

Bogor Goals: Kilas Balik APEC dan Komitmen Perdagangan Bebas dan Terbuka

18 November 2022

Bogor Goals: Kilas Balik APEC dan Komitmen Perdagangan Bebas dan Terbuka

Salah satu momen paling penting sepanjang sejarah KTT APEC terjadi pada tahun 1994 di Kota Bogor, Indonesia. Kala itu lahir deklarasi Bogor Goals.

Baca Selengkapnya

KPK Duga Bupati Bintan Sudah Bermain Kuota Rokok Sejak 2017

12 Agustus 2021

KPK Duga Bupati Bintan Sudah Bermain Kuota Rokok Sejak 2017

KPK telah menetapkan Bupati Bintan Apri Sujadi sebagai tersangka dalam perkara pengaturan kuota rokok.

Baca Selengkapnya

KPK Sangka Bupati Bintan Rugikan Negara Rp 250 Miliar di Perkara Kuota Rokok

12 Agustus 2021

KPK Sangka Bupati Bintan Rugikan Negara Rp 250 Miliar di Perkara Kuota Rokok

KPK langsung menahan Bupati Bintan Apri Sujadi yang terjerat kasus kuota rokok.

Baca Selengkapnya

Investor di Free Trade Zone Batam, Bintan, dan Karimun Bakal Banjir Stimulus

27 September 2020

Investor di Free Trade Zone Batam, Bintan, dan Karimun Bakal Banjir Stimulus

Pemerintah resmi mengguyur paket stimulus baru bagi calon investor zona perdagangan bebas Batam, Bintan, dan Karimun (BBK), Kepulauan Riau.

Baca Selengkapnya

RI Tawarkan 3 Proyek di Karimun ke Investor Singapura

20 Juni 2019

RI Tawarkan 3 Proyek di Karimun ke Investor Singapura

Tiga proyek yang ditawarkan ke investor Singapura itu akan menggunakan lahan seluas 52 ribu hektare.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Ajukan Banding di WTO

10 Juni 2017

Kementerian Perdagangan Ajukan Banding di WTO

Kementerian Perdagangan memperjuangkan keputusan panel WTO.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Sri Lanka Bahas Perdagangan Bebas  

8 Maret 2017

Indonesia-Sri Lanka Bahas Perdagangan Bebas  

Perjanjian perdagangan bebas ikut dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena hari ini.

Baca Selengkapnya