Menkeu: Dewan Supervisi untuk Memperkuat BI

Reporter

Editor

Selasa, 14 Oktober 2003 09:16 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Keuangan Boediono kembali menegaskan, Dewan Supervisi sangat penting dibentuk untuk memperkuat posisi Bank Indonesia dalam jangka panjang. "Bukan memperlemah," katanya dalam seminar "Ekonomi Indonesia Dalam Tanda Tanya" di Jakarta, Senin (13/10).

Menurut Boediono, Dewan Supervisi dibentuk sebagai lembaga eksternal dan terpisah dari Bank Indonesia. Fungsi Dewan itu untuk mengimbangi independensi yang begitu besar dengan akuntabilitas yang jelas. "Dewan Supervisi yang akan memberi amunisi bagi Bank Indonesia," katanya.

Sebagai lembaga eksternal, katanya, keberadaan Dewan tak akan mencampuri otoritas dan independensi bank sentral dalam menentukan kebijakan moneter. "Kalau Dewan berfungsi untuk mengatur budjet atau penataan gaji, saya rasa, Dewan Supervisi berguna juga," ia menambahkan.

Namun, ia mengakui, masih ada perbedaan antara pemerintah dengan BI soal rencana pembentukan Dewan Supervisi ini. DPR yang sedang membahas amandemen Undang-Undang Bank Indonesia malah menunda pembahasannya. Penundaan itu terkait reaksi keras Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah yang tak setuju ada pasal yang mengatur pembentukan Dewan Pengawas tersebut.

Bekas Deputi Gubernur Bank Indonesia Miranda S Goeltom juga sepakat dewan pengawas dibentuk jika tujuannya hanya sebatas memperkuat akutabilitas, seperti mengatur soal bujet bank sentral itu. "Tapi jika ikut menentukan kebijakan ini salah yang lain benar, bukan begitu tujuannya," katanya.

Selain mengusulkan pembentukan Dewan Supervisi, Boediono juga mengungkapkan pentingnya Otoritas Jasa Keuangan yang akan mengatur dan mengawasi lembaga-lembaga keuangan. Sejalan dengan itu, ia juga mengatakan amat penting ada Lembaga Penjamin Simpanan sebagai pengganti fungsi Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Rancangan undang-undangnya akan segera diajukan ke DPR.

Advertising
Advertising

Sejauh ini pengawasan dan pengaturan bank masih dilakukan oleh BI. Begitu juga yang mengawasi kerja BI hanya dilakukan oleh DPR dengan memanggil dewan gubernur dalam rapat kerja. Pihak BI sendiri menganggap kontrol dari DPR saja sudah cukup tanpa perlu kehadiran dewan pengawas.

Bagja Hidayat - Tempo News Room

Berita terkait

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

57 detik lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

5 menit lalu

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

Dewi mempertanyakan jumlah tanah yang sudah dikembalikan kepada rakyat dalam agenda reforma agraria Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

6 menit lalu

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

Layanan pinjol ilegal PundiKas menstransfer sejumlah uang tanpa persetujuan yang diklaim sebagai utang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

13 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

16 menit lalu

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

Penyidik mempunyai bukti bahwa Panji Gumilang pada tahun 2019 telah menerima pinjaman dari bank sejumlah Rp 73 miliar.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

16 menit lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

16 menit lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

16 menit lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

17 menit lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

23 menit lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya