Menteri Keuangan Imbau Investor Tetap Waspadai Globalisasi

Reporter

Editor

Rabu, 2 Desember 2009 12:28 WIB

TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati meminta investor tetap berhati-hati mengikuti perekonomian global. Pasalnya, konsolidasi perekonomian global sebenarnnya baru akan dimulai tahun depan hingga 2011. “Jadi hati-hati melangkah,” katanya ketika membuka acara Investor Summit and Capital Market Expo 2009 di Ritz Carlton Pacific Place, Rabu (2/12).

Sri mengatakan krisis keuangan global 2008 memaksa setiap negara untuk melakukan upaya penyelamatan lewat berbagai kebijakan fiskal dan moneter. Pada kebijakan fiskal, setiap pemerintah menggelontorkan dana stimulus seperti yang dilakukan pemerintah tahun ini sebesar Rp 73,3 triliun untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong pertumbuhan.

Adapun pada kebijakan moneter, bank sentral mengendalikan inflasi rendah, mengendorkan kebijakan suku bunga mereka, dan mencetak uang untuk mengisi likuiditas sistem keuangan yang mengalami krisis likuiditas.

Dia mencontohkan bank sentral Amerika Serikat, the Federal Reserve, yang mencetak dolar hingga sebesar Rp 2.400 triliun untuk mengisi likuiditas sistem keuangan yang mengering.

Nah, negara G20 sepakat bahwa berbagai kebijakan yang dilakukan setiap Negara dalam menangani krisis 2008 itu bukanlah kebijakan yang normal.

Oleh sebab itu, ketika krisis keuangan kini mulai mereda dengan munculnya gejala pemulihan ekonomi global, berbagai negara diyakini bakal menyesuaikan lagi berbagai kebijakannya. “Penyesuaian itulah yang harus juga disesuaikan oleh para investor,” ujarnya.

Apalagi, negara G20 akan sangat berhati-hati untuk memutuskan exit policy yang diperkirakan akan sangat tergantung kesiapan masing-masing negara. Pelaku usaha pasti akan kembali melakukan penyesuaian terhadap kondisi kesehatan keuangan mereka setelah sebelumnya mereka terus terhimpit krisis.

"Jadi jangan berharap kondisi nyaman saat ini, dana berlimpah, suku bunga rendah, inflasi rendah, akan berlangsung selamanya. pelaku usaha harus tetap membuat berbagai skenario," katanya.

Sri pun berharap para investor dan pelaku usaha tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent), transparan, dan konsisten dalam menjalankan bisnisnya. Dia mempersilahkan pelaku pasar berupaya mengambil keuntungan sebesar-besarnya sepanjang tak menimbulkan gangguan terhadap keseluruhan sistem.

Meski demikian, dia berharap investor juga tetap optimis melihat potensi perekonomian Indonesia yang berpeluang tumbuh lebih besar pada masa mendatang.

Pemerintah, kata dia, akan tetap berupaya untuk menjaga kepercayaan publik dan investor. Dia mengibaratkan pemerintah dan investor sebagai mitra kerja. “Bedanya saya regulator, anda pelaku pasar. Tujuan kita sama, anda mendapat keuntungan maksimum, saya bisa menjamin wibawa dengan menjaga kepentingan public,” kata Sri.

AGOENG WIJAYA | FAMEGA SAVIRA

Berita terkait

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

20 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Akan Hadiri Panggilan KPK soal Klarifikasi LHKPN Rp 7 Miliar

Kuasa hukum eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Luhut Simanjuntak, mengatakan kliennya akan memenuhi panggilan dari KPK itu untuk klarifikasi LHKPN.

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

1 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

2 hari lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

2 hari lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

2 hari lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor

2 hari lalu

Penjelasan Bea Cukai Soal 9 Mobil Mewah Kenneth Koh Disegel, Tidak Direekspor

Sampai Mei 2024, importir 9 mobil mewah itu belum melunasi dendanya, yang telah mencapai Rp11,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

2 hari lalu

Kemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN

Kepala Bea Cukai Purwakarta Effendy Rahmady dituduh melaporkan hartanya dengan tidak benar dalam LHKPN. Apa yang membuatnya diberhentikan Kemenkeu?

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

4 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya