Merpati Siap Diprivatisasi

Reporter

Editor

Kamis, 9 Oktober 2003 10:58 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Jika DPR tak menyetujui RDI bagi Merpati, anak perusahaan Garuda itu siap diprivatisasi.

Privatisasi menjadi langkah terakhir PT Merpati Nusantara Airlines untuk melakukan penyehatan perusahaan jika minggu depan Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rekening Dana Investasi yang diminta.

Hal itu disampaikan Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Hotasi Nababan kepada wartawan usai diskusi dengan tema Bagaimana Menerapkan Corporate Governance Di Perusahaan yang diadakan Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance di Gedung Inti Fauzi Jakarta (26/6).

Merpati sebelumnya sudah menyiapkan empat opsi untuk menjadi sumber dana penyehatan dan pengembangan Merpati. Opsi pertama adalah masukan dana dari pemerintah. Opsi kedua dikeluarkannya surat jaminan oleh menteri keuangan. Namun, kedua opsi ini sudah tidak mungkin dilakukan. Opsi yang sedang dalam proses saat ini adalah opsi ketiga yaitu pemberian Rekening Dana Investasi (RDI). Menurut Hotasi, pihaknya sudah bertemu dengan Komisi V DPR sehubungan dengan opsi ini dan menunggu bertemu Komisi IX minggu depan untuk mendapatkan hasilnya.

Merpati yang sudah mengalami ekuitas negatif sejak 1997 sebesar Rp 770 miliar membutuhkan Rp 200 miliar untuk penyehatannya, yaitu Rp 50 miliar untuk dana dan modal kerja, Rp 120 miliar untuk penggantian armada, dan Rp 30 miliar untuk IT, sistem dan brand. Di triwulan pertama 2003 ini, Merpati menderita kerugian . Tapi kita punya plan triwulan dua kita break event, triwulan ketiga lebih naik, triwulan empat kita akan kejar target keuntungan tahun ini Rp 50 miliar,katanya.

Sebelumnya Merpati memperkirakan pemasukan tahun 2003 sebesar Rp 2 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 136 miliar. Angka itu direvisi menjadi Rp 1,6 triliun dengan harapan laba sebesar Rp 50 miliar seperti yang dikatakan Hotasi.

Advertising
Advertising

Menurut Hotasi, saat ini adalah waktu yang tepat melakukan privatisasi. Ia punya tiga alasan yaitu harga pesawat yang sedang murah, rupiah menguat, dan situasi dunia yang damai. Dan merpati sudah siap menghadapi kemungkinan privatisasi itu. Menurutnya, Merpati punya prospek bisnis yang bagus dan produktivitasnya terus meningkat. Soal kepastian rencana itu Hotasi hanya mengatakan yang bisa menjawab adalah pemegang saham. Kami manajemen mempersiapkan diri supaya Merpati harganya tinggi, valuenya baik, dan siap secara manajemen,ujarnya.

(Narila Mutia-TNR)

Berita terkait

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

8 menit lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

16 menit lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Pencapaian Lagu Seven Jungkook BTS

21 menit lalu

Pencapaian Lagu Seven Jungkook BTS

Lagu Seven dari Jungkook BTS menduduki peringkat teratas dalam daftar The Hottest Hits Outside the US yang dirilis oleh Billboard, pekan ini

Baca Selengkapnya

Komang Ayu Cahya Dewi Menang, Indonesia Melangkah ke Final Piala Uber 2024

28 menit lalu

Komang Ayu Cahya Dewi Menang, Indonesia Melangkah ke Final Piala Uber 2024

Komang Ayu Cahya Dewi memetik kemenangan atas wakil Korea, Kim Min Sun, dalam laga penentuan babak semifinal Piala Uber 2024. Berikut rekapnya.

Baca Selengkapnya

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

35 menit lalu

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

39 menit lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

41 menit lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

41 menit lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

48 menit lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Pemeran Film The Idea of You

49 menit lalu

Pemeran Film The Idea of You

Film The Idea of You tayang di Prime Video pada 2 Mei 2024

Baca Selengkapnya