Anwar Nasution Bakal Diperiksa Anak Buahnya

Reporter

Editor

Rabu, 14 Oktober 2009 07:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Tim auditor Badan Pemeriksa Keuangan akan memeriksa ketuanya, Anwar Nasution, dalam audit investigasi dugaan penyimpangan di PT Bank Century Tbk. Sumber Tempo di pemerintahan mengatakan, pemeriksaan terhadap Anwar berkaitan dengan posisinya saat menjabat Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. Menurut dia, tim auditor masih belum menentukan kapan pemeriksaan itu dilakukan. “Masih dicari waktunya,” kata sumber itu kemarin.

Dia menerangkan, salah satu yang mengganjal pelaksanaan pemeriksaan adalah padatnya jadwal Anwar beberapa hari terakhir. Namun, sumber itu memastikan pemeriksaan itu pasti akan dilakukan bertempat di gedung BPK. “BPK pantang menunda pemeriksaan,” katanya. “Auditor BPK bertindak profesional.

”Selain Anwar, dia melanjutkan, sejumlah pejabat Bank Indonesia akan diperiksa. Tujuannya, mengetahui siapa yang berperan dalam penerbitan izin Bank Century.

Empat pejabat bank sentral kemarin terlihat menyambangi gedung BPK. Namun, ketika ditemui Tempo, mereka menolak berkomentar. “Hanya nostalgia,” kata salah seorang dari mereka.

Juru bicara BPK, Dwita Pradana, menolak menjelaskan secara detail rencana pemeriksaan bosnya dan pejabat BI. "Kami tidak bisa beri informasi apa pun. Proses pemeriksaan (kasus Century) masih berlangsung," ujarnya kepada Tempo kemarin.

Advertising
Advertising

Adapun Anwar, yang ditemui tadi malam saat meninggalkan kantornya, menolak berkomentar soal rencana pemeriksaan terhadap dirinya dan pejabat BI. Saat ditanyai soal kedatangan pejabat bank sentral, ia hanya menjawab singkat, “mengenai Bank Century.”

Namun, dalam wawancara dengan Tempo, Jumat pekan lalu, Anwar mengaku siap diperiksa jika dalam audit itu diteliti proses merger Century. Dia memastikan auditor BPK tidak akan risi memeriksa dirinya. “Auditor BPK tetap akan memeriksa siapa saja yang keterangannya diperlukan untuk kebutuhan audit,” katanya.

Sebelumnya, Dwita menjelaskan, salah satu dari lima fokus audit investigasi oleh auditor negara ini adalah proses merger dan pemberian izin operasi Bank Century sebagai bank devisa (Koran Tempo, 5 Oktober).

Berkaitan dengan itu, Rafat Ali Rizvi, salah satu pemegang saham Century yang kini jadi buron, menyebutkan keterlibatan tiga mantan petinggi bank sentral dalam proses kelahiran Century. Ketiga pejabat teras BI itu adalah bekas Deputi Gubernur Senior Anwar Nasution dan dua mantan deputi gubernur: Aulia Pohan dan Miranda S. Goeltom.

Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Dyah Makhijani menolak berkomentar tentang peran tiga mantan pejabat itu. "Kami tunggu hasil audit BPK agar lebih jernih melihatnya," ujarnya kemarin.

Menurut dia, Anwar, Miranda, dan Aulia berperan sesuai dengan jabatan dan kedudukan mereka yang membawahkan bidang perbankan. "Sebagai konsekuensinya, mereka akan berhubungan dengan manajemen dan pemilik bank dalam rangka pengawasan dan pembinaan bank," kata Dyah.

REZA MAULANA | SETRI YASRA 







Berita terkait

Mahathir Sebut Masa Jabatan sebagai Perdana Menteri Tiga Tahun

27 September 2019

Mahathir Sebut Masa Jabatan sebagai Perdana Menteri Tiga Tahun

PM Mahathir mengatakan dia akan menepati janji melakukan transisi kekuasaan sebelum pemilu 2023.

Baca Selengkapnya

Bantah Anwar Nasution, Kemenag: Kecil Kebutuhan Dolar untuk Haji

11 September 2018

Bantah Anwar Nasution, Kemenag: Kecil Kebutuhan Dolar untuk Haji

Tudingan Deputi Senior Bank Indonesia Anwar Nasution yang mengatakan besarnya jumlah jamaah haji dan umrah menjadi salah satu penyebab melemahnya nil

Baca Selengkapnya

Bantah Anwar Nasution, Kemenag Beberkan Perbandingan Data Ini

11 September 2018

Bantah Anwar Nasution, Kemenag Beberkan Perbandingan Data Ini

Tudingan Deputi Senior BI Anwar Nasution yang mengatakan jumlah jamaah haji dan umrah turut melemahkan rupiah dibantah oleh Kementerian Agama.

Baca Selengkapnya

Kemenag Respons Tudingan Anwar Nasution soal Haji Lemahkan Rupiah

11 September 2018

Kemenag Respons Tudingan Anwar Nasution soal Haji Lemahkan Rupiah

Kementerian Agama menanggapi tudingan bekas Deputi Senior Bank Indonesia Anwar Nasution soal pelemahan rupiah terimbas kuota haji yang diberikan.

Baca Selengkapnya

Bantah Anwar Nasution, Ekonom: Ada 4 Ukuran Fundamental Ekonomi

10 September 2018

Bantah Anwar Nasution, Ekonom: Ada 4 Ukuran Fundamental Ekonomi

Pernyataan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Anwar Nasution soal fundamental ekonomi dibantah oleh ekonom Permata Bank Josua Pardede

Baca Selengkapnya

Kata Ekonom Soal Anwar Nasution Anggap Fundamental Ekonomi Lemah

10 September 2018

Kata Ekonom Soal Anwar Nasution Anggap Fundamental Ekonomi Lemah

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan fundamental ekonomi Indonesia tidak lemah seperti kata Anwar Nasution.

Baca Selengkapnya

Beda Anwar Nasution dan Darmin Nasution Soal Fundamental Ekonomi

9 September 2018

Beda Anwar Nasution dan Darmin Nasution Soal Fundamental Ekonomi

Berbeda dengan eks Deputi Senior Gubernur BI Anwar Nasution, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan fundamental ekonomi RI sangat baik.

Baca Selengkapnya

Anwar Nasution Sebut Jumlah Jamaah Haji RI Turut Lemahkan Rupiah

9 September 2018

Anwar Nasution Sebut Jumlah Jamaah Haji RI Turut Lemahkan Rupiah

Mantan Deputi Senior BI Anwar Nasution mengatakan salah satu penyebab rupiah melemah yaitu cukup besarnya jumlah jamaah haji dan umrah dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Anwar Nasution Minta Pemerintah Segera Bertindak Stabilkan Rupiah

8 September 2018

Anwar Nasution Minta Pemerintah Segera Bertindak Stabilkan Rupiah

Anwar Nasution, Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia menilai pemerintah haus segera mengambil langkah jangka pendek untuk menstabilkan rupiah.

Baca Selengkapnya

Anwar Nasution: Pemerintah Bohong Sebut Fundamental Ekonomi Kuat

8 September 2018

Anwar Nasution: Pemerintah Bohong Sebut Fundamental Ekonomi Kuat

Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Anwar Nasution mengatakan fundamental ekonomi di Indonesia masih sangat lemah.

Baca Selengkapnya