Namun Fahmi enggan memerinci keempat skenario tersebut. Ia hanya menyebut salah satunya adalah kenaikan tarif listrik berdasarkan golongan pelanggan. Tarif rumah tangga kecil kenaikannya tidak sampai 20 persen sedangkan untuk bisnis dan industri di atas 20 persen. Perseroan juga melakukan survei kemampuan bayar pelanggan kecil sebagai dasar kenaikan tarif.
Keempat skenario itu diharapkan dapat menyiasati subsidi yang tahun depan dianggarkan sebesar Rp 37,8 triliun. Besaran subsidi itu terdiri atas subsidi tahun berjalan sebesar Rp 35,3 triliun dan sisanya merupakan pengalihan anggaran 2009.
Fahmi mengungkapkan sebelumnya perusahaan setrum pelat merah itu mengusulkan besaran subsidi Rp 50 triliun. Namun yang disetujui oleh panitia anggaran hanya Rp 35 triliun. "Sisanya, sekitar Rp 15 triliun, ditutupi dari penyesuaian tarif," ujarnya.
Tahun depan PLN juga akan mengurangi subsidi bagi pelanggan berdaya 6.600 volt ampere ke atas. Jika saat ini batas yang disubsidi adalah 80 persen dari rata-rata pemakaian nasional, maka mulai tahun depan yang disubsidi adalah 50 persen. Penggunaan di atas 50 persen akan dikenakan tarif keekonomian sebesar Rp 1.380 tiap kilowatt perjam.
Fahmi tak menyebut kapan usulan itu akan disampaikan ke pemerintah. Pihaknya hanya mempersiapkan perhitungan kenaikan tarif sambil menunggu permintaan pemerintah. "Keputusannya tetap ada di pemerintah, kami menunggu diminta," katanya.
DESY PAKPAHAN