Ekonom Perkirakan BI Tetap Pertahankan Suku Bunga Patokan  

Reporter

Editor

Kamis, 3 September 2009 09:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Para ekonom memperkirakan Bank Indonesia masih akan tetap mempertahankan suku bunga patokan dalam Rapat Dewan Gubernur hari ini.

Menurut analisis ekonomi Samuel Sekuritas Indonesia, Lana Soelistianingsih, BI memang masih berpeluang kembali menurunkan suku bunga dengan pertimbangan angka inflasi yang masih rendah yang diumumkan Badan Pusat Statistik pada Selasa lalu.

"Kami masih melihat peluang BI menurunkan suku bunga, tapi tidak dalam rapat 3 September," kata Lana dalam analisis mingguan Samuel Sekuritas. "Kami masih perkirakan BI Rate akan bertahan di 6,5 persen, sekalipun ekspektasi inflasi masih rendah."

Faktor yang menjadi pertimbangan adalah kesepakatan 14 bank membawa suku bunga deposito maksimum 8 persen atau 150 basis point di atas BI Rate dalam tiga bulan mendatang.

"Jadi BI Rate tetap akan dipertahankan untuk memberi peluang 14 bank menurunkan suku bunga deposito mereka. BI perlu mempertimbangkan kepentingan bank-bank itu," ujarnya.

BPS mengumumkan inflasi pada Agustus 0,56 persen (month on month) atau 2,75 persen (year on year). Secara kumulatif, angka inflasi dari Januari-Agustus mencapai 1,22 persen (year to date) atau 1,83 persen (tahunan).

Angka ini, menurut Lana, masih jauh dari target yang ditetapkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2009, yaitu 4,5 persen. Bahkan pencapaian itu merupakan yang terendah sejak 9 tahun terakhir.

Sekalipun masih rendah, dalam dua bulan terakhir tekanan inflasi mulai meningkat secara moderat. Juli lalu angka inflasi mencapai 0,45 persen (month on month).

"Seperti diperkirakan sebelumnya, dalam tiga bulan sejak Juli, tekanan inflasi akan menguat. Bahkan untuk September, angka inflasi akan lebih kuat karena memasukkan pengeluaran untuk Lebaran," ujarnya. "Tapi kami melihat perkiraan inflasi selama 2009 rata-rata akan mencapai 5,13 persen."

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk A. Tony Prasetiantono juga sependapat. Alasan BI Rate tetap dipertahankan, menurut dia, karena inflasi September agak tinggi dengan adanya puasa dan Lebaran.

"Juga untuk menjaga agar tidak terjadi capital outflow," kata Tony kepada Tempo. BI Rate dipertahankan, dia menambahkan, karena belum berdampak langsung terhadap penurunan suku bunga bank yang kini tengah diusahakan bank-bank besar, khususnya oleh 14 bank.

Ekonom Citigroup, Johanna Chua, menyatakan pihaknya semula berpandangan suku bunga patokan bisa turun lagi. "Tapi setelah melihat perkembangan yang terjadi, sekarang kami berpendapat BI Rate akan tetap," ujar Chua.

Menurut dia, kondisi perekonomian global menyebabkan volatilitas nilai tukar sehingga rupiah tembus ke level 10.200 per dolar AS. Ini membuat BI Rate akan dipatok sama seperti sebelumnya.

BI juga tengah menunggu realisasi penurunan suku bunga deposito hasil kesepakatan dengan 14 bank. Langkah ini merupakan upaya bank sentral untuk menurunkan suku bunga pinjaman. "Kebijakan itu paling tidak bisa mengurangi tekanan politik jika BI akan kembali menurunkan suku bunga pada masa mendatang," kata Chua.

GRACE S GANDHI

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

5 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

6 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

6 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

7 hari lalu

Terpopuler: Kontroversi 1 Juta Hektare Padi Cina di Kalimantan, Deretan Alasan BI Naikkan Suku Bunga

Berita terpopuler bisnis pada 24 April 2024, dimulai rencana Cina memberikan teknologi padi untuk sejuta hektare lahan sawah di Kalimantan.

Baca Selengkapnya