IHSG Ditutup Menguat Pekan Lalu, Cek Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Pekan Ini
Reporter
Nabiila Azzahra A
Editor
Grace gandhi
Senin, 14 Oktober 2024 13:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pekan lalu. Menurut data perdagangan resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup di level 7.520 atau menguat 0,33 persen dalam sepekan lalu hingga akhir perdagangan, Jumat, 11 Oktober 2024. Saat ini, IHSG tercatat bergerak konsolidasi dengan range support di level 7.400-7.500 dan resistance 7.600.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani mengatakan selama IHSG tidak keluar dari area konsolidasinya saat ini, maka IHSG cenderung akan melanjutkan konsolidasi hingga aliran dana asing mulai masuk kembali.
Dimas mengutip tren kenaikan yang terjadi pada indeks saham global, seperti Dow Jones, S&P 500, dan FTSE 100 Index, yang berhasil mencatatkan level tertinggi barunya pekan lalu. Dengan itu, ia memprediksi, IHSG juga berpotensi mengalami kenaikan dalam waktu dekat.
“Sebagai referensi pada Juli lalu, pergerakan indeks saham global mengalami kenaikan terlebih dahulu baru diikuti oleh kenaikan pada IHSG,” kata Dimas dalam keterangan tertulisnya.
Penguatan IHSG pada pekan lalu, yaitu 7-11 Oktober 2024 ditopang oleh dua top gainers, yakni IDX Property dan IDX Technology. Berdasarkan pemaparan Dimas, IDX Property naik 4,4 persen dalam sepekan lalu seiring dengan sentimen program pembangunan tiga juta rumah yang digagas presiden terpilih Prabowo Subianto dan siap digarap oleh Asosiasi Real Estate Indonesia.
Dimas juga menyebut rencana presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menghapus pajak properti atau perumahan menjadi katalis positif bagi sektor properti untuk meningkatkan permintaan terhadap produk perumahan. Pajak yang akan dihapus adalah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penerimaan Negara (PPN) yang saat ini totalnya mencapai 16 persen.
“Namun pemerintah juga harus memerhatikan dari sisi daya beli masyarakat yang terus turun sepanjang tahun ini,” ujar Dimas.
Selanjutnya: Adapun, tiga sentimen utama yang dikatakan memengaruhi pasar....
<!--more-->
Adapun, tiga sentimen utama yang dikatakan memengaruhi pasar pekan lalu, yakni penundaan stimulus tambahan oleh pemerintah Cina, inflasi tahunan Amerika Serikat pada September, dan inflasi harga produsen (PPI) bulanan AS di bulan yang sama.
PPI bulanan AS pada September lalu tercatat tidak mengalami perubahan, meskipun terjadi penurunan pada harga bensin. Capaian bulan ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 0,2 persen. Indikator tersebut juga menjadi faktor yang digunakan bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) dalam pertimbangan keputusan suku bunga acuannya.
Sentimen selanjutnya adalah data inflasi tahunan AS pada September. Inflasi tahunan AS pada September tercatat mengalami penurunan ke level 2,4 persen. Capaian ini lebih rendah dari bulan sebelumnya, yaitu 2,5 persen, namun di atas konsensusnya yang sebesar 2,3 persen.
Untuk potensi pasar sepekan ke depan pada 14-18 Oktober 2024, Dimas mengimbau para trader memantau tiga sentimen, yakni Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan ini, penjualan ritel bulanan AS di bulan September, dan dana aliran asing ke IHSG.
BI, yang akan merampungkan RDG pada 16 Oktober mendatang, diperkirakan bakal kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 5,75 persen. Kemudian, sentimen kedua yaitu penjualan ritel bulanan AS menggambarkan daya beli masyarakat di sana, sehingga menjadi perhatian bagi pelaku pasar.
Untuk sentimen ketiga, yakni aliran dana asing ke IHSG, Dimas menyebut sepanjang pekan lalu investor asing mencatatkan outflow dari IHSG sebesar Rp2,3 triliun di pasar reguler. Nominal ini menurun dibandingkan periode yang sama pada pekan sebelumnya, yaitu outflow sebesar Rp4,5 triliun di pasar reguler.
Selanjutnya: Melihat kondisi tersebut, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan....
<!--more-->
Melihat kondisi tersebut, Indo Premier Sekuritas merekomendasikan tiga saham dan satu produk reksa dana untuk perdagangan pekan ini hingga Jumat, 18 Oktober 2024.
1. Buy on Breakout PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) (Support 4.210, Resist 4.570)
Emiten ini breakout resistance, disertai dengan lonjakan volume dow theory di mana volume mengonfirmasi tren atau harga sahamnya, serta sentimen potensi penurunan suku bunga pada Rabu nanti mendorong permintaan semen. Apabila berhasil bertahan di atas 4.200, maka SMGR mengalami perubahan tren jangka pendek dari sideways menjadi uptrend.
2. Buy on Pullback PT Indosat Tbk. (ISAT) (Support 2.400, Resist 2.700)
Sentimen aksi korporasi stock split atau pemecahan nilai saham ISAT berpotensi membuat emiten ini mengalami kenaikan setelah ex-date-nya. Selain itu, emiten ini berada di area support sehingga dinilai memiliki risk-to-reward yang menarik.
3. Buy on Breakout PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) (Support 1.215, Resist 1.430)
Menurut IPOT, emiten ini tertopang sentimen rencana penghapusan pajak properti dan penurunan suku bunga acuan BI pada Rabu nanti. Rebound dari area support disertai dengan lonjakan volume, sehingga BSDE berpotensi untuk melanjutkan penguatan.
4. Buy Reksa Dana Premier ETF IDX30 (XIIF)
Produk Reksa Dana Saham Power Fund Series (PFS) ini merupakan underlying dari ketiga rekomendasi saham di atas. Reksa dana ini disebut memiliki kinerja yang memuaskan dengan menghasilkan imbal hasil sebesar 11,52 persen year to date (YTD), atau jauh melebihi return IHSG yang hanya sebesar 3,41 persen pada periode yang sama.
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil Analisis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT). Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.
Pilihan Editor: IKN dan Jakarta Diusulkan Jadi Ibu Kota dengan Konsep Twin Cities, Apa Itu?