Teten Masduki: 97 Persen Tenaga Kerja Usaha Mikro Informal Berpendapatan di Bawah UMR

Sabtu, 12 Oktober 2024 13:31 WIB

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki di acara "Forum Diskusi Menteri Koperasi dan UKM Bersama Redaktur Media" di kantor KemenKopUKM, Jakarta Selatan pada Senin, 7 Oktober 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan Indonesia perlu meningkatkan pendapatan per kapita untuk menjadi negara maju. Syaratnya, pemerintah perlu mengubah struktur pelaku usaha yang saat ini masih didominasi sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berpendapatan di bawah Upah Minimum Regional (UMR).

"Saat ini, mayoritas pelaku usaha di Tanah Air adalah usaha mikro dan kecil (lebih dari 99 persen). Sebanyak 97 persen tenaga kerja bekerja di sektor usaha mikro informal dan berpendapatan dibawah UMR," ucap Teten dalam keterngan tertulis yang dikutip Sabtu, 12 Oktober 2024.

Struktur ini, menurut Teten, berpotensi menyulitkan Indonesia untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) dan mencapai target pendapatan per kapita US$ 30.300 pada 2045.

"UMKM tidak boleh hanya dijadikan bumper ekonomi pada saat krisis dan diposisikan sebagai ekonomi subsisten, melainkan harus mengambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi," katanya.

Untuk mencapai tujuan itu, Teten mengungkapkan dua pendekatan yang diambil pemerintah. Pendekatan pertama yakni intervensi teknologi dengan memanfaatkan potensi kekayaan sumber daya alam Indonesia. Pemerintah membangun Rumah Produksi Bersama (RPB) di berbagai daerah untuk mengolah kekayaan alam agar memiliki nilai tambah. Hal ini bertujuan membangun industri menengah berbasis keunggulan domestik.

Advertising
Advertising

Pendekatan kedua yakni mempersiapkan lebih banyak lagi wirausaha produktif, sehingga melahirkan lagi ekonomi baru yang lebih produktif. Teten mengatakan hal ini sedang pemerintah siapkan dengan program EntrepreneurHub dan kolaborasi dengan banyak pihak. Dia juga menegaskan pentingnya bantuan pembiayaan yang saat ini juga masih menjadi kendala bagi pelaku UMKM.

"Pembiayaan harus kita reform supaya betul-betul bisa melahirkan industri kecil menengah, sehingga bisa menciptakan lapangan kerja berkualitas,“ kata Menteri Teten.

Teten menambahkan, pemerintah memiliki kebijakan belanja 40 persen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diwajibkan dari produk lokal. Jika diperketat dengan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dia mengatakan investasi akan datang karena belanja pemerintah cukup besar.

“Saya juga meyakini, UMKM bisa menjadi kunci sukses untuk menjadikan Indonesia negara maju di tahun 2045, dengan cara menciptakan lapangan kerja berkualitas,” kata Teten.

Pilihan Editor: Alasan Hashim Djojohadikusumo Minta Grup Ciputra dan Lainnya Tak Ikut dalam Proyek Rumah Desa di Era Prabowo

Berita terkait

Alasan Hashim Djojohadikusumo Minta Grup Ciputra dan Lainnya Tak Ikut dalam Proyek Rumah Desa di Era Prabowo

23 jam lalu

Alasan Hashim Djojohadikusumo Minta Grup Ciputra dan Lainnya Tak Ikut dalam Proyek Rumah Desa di Era Prabowo

Hashim Djojohadikusumo mewanti-wanti Grup Ciputra dan kontraktor besar lainnya tidak ikut dalam proyek rumah era Prabowo-Gibran di desa.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Dorong Kesiapan Wirausahawan Menghadapi Era Global di Trade Expo Indonesia 2024

1 hari lalu

Bank Mandiri Dorong Kesiapan Wirausahawan Menghadapi Era Global di Trade Expo Indonesia 2024

Keterlibatan Bank Mandiri dalam TEI 2024 menjadi bukti komitmen perseroan untuk berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi nasional dan mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

UMKM Binaan PLN Catatkan Transaksi Rp1,08 Miliar dalam Inacraft Oktober 2024

1 hari lalu

UMKM Binaan PLN Catatkan Transaksi Rp1,08 Miliar dalam Inacraft Oktober 2024

PLN mengatakan perseroan terus mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Baca Selengkapnya

Profil Aplikasi Temu yang Dikhawatirkan Menkominfo Hancurkan UMKM Dalam Negeri

1 hari lalu

Profil Aplikasi Temu yang Dikhawatirkan Menkominfo Hancurkan UMKM Dalam Negeri

Aplikasi Temu adalah lokapasar asal Cina yang berbasis di Boston, Amerika Serikat. Aplikasi yang menginduk pada perusahaan PDD Holdings Inc

Baca Selengkapnya

Teten Masduki Waswas Aplikasi Temu Masuk ke Indonesia seperti TikTok Shop: Khawatir Dampaknya ke UMKM

3 hari lalu

Teten Masduki Waswas Aplikasi Temu Masuk ke Indonesia seperti TikTok Shop: Khawatir Dampaknya ke UMKM

MenkopUKM Teten Masduki mengatakan tidak mau Temu memasuki Indonesia dan merugikan UMKM seperti TikTok Shop tahun lalu. Ia mengungkap upaya kementeriannya menghalangi Temu.

Baca Selengkapnya

Teten Masduki: Kami Tidak Ingin UMKM Hanya Diperlakukan sebagai Bantalan Ekonomi

4 hari lalu

Teten Masduki: Kami Tidak Ingin UMKM Hanya Diperlakukan sebagai Bantalan Ekonomi

Teten Masduki menginginkan agar UMKM menjadi bagian dari penghiliran atau hilirisasi.

Baca Selengkapnya

Festival UMKM Meriahkan Peparnas 2024 di Solo, Tawarkan Beragam Cendera Mata

5 hari lalu

Festival UMKM Meriahkan Peparnas 2024 di Solo, Tawarkan Beragam Cendera Mata

Pelaku UMKM menawarkan beragam cendera mata bernuansa Peparnas 2024 mulai dari kaus, jersey, gantungan kunci, plakat, hingga makanan.

Baca Selengkapnya

Capaian UMKM Pertamina Tembus Rp1 Miliar di Inacraft

5 hari lalu

Capaian UMKM Pertamina Tembus Rp1 Miliar di Inacraft

Inacraft On October Vol.3 digelar di Jakarta Convention Center (JCC) selama lima hari sejak 2 Oktober hingga 6 Oktober 2024

Baca Selengkapnya

Realisasi KUR Syariah Rp 16,7 Triliun, Sri Mulyani: Perluasan Akses Pembiayaan UMKM

7 hari lalu

Realisasi KUR Syariah Rp 16,7 Triliun, Sri Mulyani: Perluasan Akses Pembiayaan UMKM

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi KUR Syariah mencapai Rp 16,7 triliun pada September 2024.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Temu 3 Kali Gagal Daftar Merek di Indonesia, Ini Alasannya

7 hari lalu

Aplikasi Temu 3 Kali Gagal Daftar Merek di Indonesia, Ini Alasannya

Kemenkop UKM sebut aplikasi Temu asal Cina telah tiga kali gagal mendaftarkan merek di Indonesia. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya