Bea Cukai Bekasi Klaim Barang Ilegal Bisa Jadi Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

Reporter

Vedro Imanuel G

Editor

Aisha Shaidra

Rabu, 9 Oktober 2024 21:06 WIB

Kepala Kantor Bea Cukai Bekasi, Yanti Sarmuhidayanti, ketika ditemui dalam agenda pemusnahan Barang Kena Cukai (BKC) ilegal pada Rabu, 09 Oktober 2024 di Cibitung. TEMPO/Vedro Imanuel.

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Bea Cukai Bekasi, Yanti Sarmuhidayanti, menyebut menjamurnya barang illegal yang masuk ke dalam negeri bisa jadi salah satu penyebab deflasi lima bulan beruntun. Barang ilegal yang dimaksud adalah Barang Kena Cukai (BKC) yang masuk secara ilegal tanpa cukai, seperti rokok dan minuman beralkohol. “Bisa juga (menyebabkan deflasi),” ujar Yanti ketika ditemui selepas agenda pemusnahan BKC illegal pada Rabu, 09 Oktober 2024 di Cibitung, Bekasi.

Yanti mengatakan, masuknya barang-barang ilegal bisa mengganggu sendi-sendi perekonomian bangsa. Hal ini karena potensi penerimaan negara yang seharusnya didapatkan lewat cukai, justru tidak bisa didapatkan. Apalagi menurutnya, perekonomian Indonesia sedang tidak baik-baik saja. “Perekonomian negara Indonesia mungkin saat ini belum baik-baik saja. Kita butuh untuk (menggali) penerimaan yang lebih besar lagi,” ucapnya.

Ia mengatakan, daya beli kelas menengah saat ini sedang menurun. Bahkan, deflasi terjadi lima bulan berturut-turut. Menurutnya, kondisi tersebut membuat masyarakat cenderung memilih membeli produk dengan harga lebih murah. Celah ini menurut Yanti menjadi peluang masuknya barang-barang ilegal.

“Mau enggak mau karena dia tidak bisa membeli harga yang gede, maka dia membeli harga yang lebih rendah. Di mana pasaran harga yang rendah itu dimasukilah oleh rokok-rokok illegal,” kata Yanti.

Oleh karena itu, Yanti dan Bea Cukai Bekasi kemudian melakukan agenda pemusnahan BKC ilegal dengan total nilai barang ilegal tersebut mencapai Rp 7,1 miliar rupiah. Ia berharap hal ini mampu memberikan efek jera sehingga tingkat peredaran barang ilegal di wilayah Bekasi makin menurun.

Advertising
Advertising

Bila penurunan peredaran barang ilegal tercapai, ekosistem usaha berkeadilan bisa terwujud bagi pelaku usaha yang patuh. Ia juga mengharapkan ada peningkatan permintaan terhadap produk legal yang dapat mendorong produksi, distribusi, dan pemasaran produk legal sehingga diharapkan mampu meningkatkan penerimaan cukai.

Pilihan Editor: Pertemuan Jokowi - Prabowo, Bahas Peluang PDIP Masuk Pemerintahan Selanjutnya?

Berita terkait

Jadwal Polda Metro Jaya Periksa Wakil Ketua KPK Alexander Marwata Soal Pertemuan dengan Eko Darmanto

5 jam lalu

Jadwal Polda Metro Jaya Periksa Wakil Ketua KPK Alexander Marwata Soal Pertemuan dengan Eko Darmanto

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata diperiksa Polda Metro Jaya mengenai pertemuannya dengan terduga korupsi Eko Darmanto.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Panggil Wakil Ketua KPK Alexander Marwata Soal Bertemu Eko Darmanto, Berikut Kasusnya

9 jam lalu

Polda Metro Jaya Panggil Wakil Ketua KPK Alexander Marwata Soal Bertemu Eko Darmanto, Berikut Kasusnya

Polda Metro Jaya jadwalkan pemeriksaan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata soal pertemuannya dengan Eko Darmanto, terduga kasus gratifikasi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Deflasi Beruntun akan Berlanjut hingga Oktober 2024

10 jam lalu

Ekonom Prediksi Deflasi Beruntun akan Berlanjut hingga Oktober 2024

Deflasi lima bulan beruntun diprediksi akan berlanjut hingga Oktober 2024. Ekonom menyebut ada indikasi kuat pelemahan daya beli.

Baca Selengkapnya

Tito Karnavian Tegaskan Daya Beli Masyarakat Tidak Turun

14 jam lalu

Tito Karnavian Tegaskan Daya Beli Masyarakat Tidak Turun

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan saat ini ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang sangat baik dan daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan. Menurutnya, hal ini bisa dilihat dari inflasi yang terjaga per September sebesar 1,84 persen year on year (yoy).

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

1 hari lalu

Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

Presiden Jokowi mempertanyakan musabab deflasi lima bulan beruntun. Para ekonom menilai penurunan daya beli masyarakat yang menjadi penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Melemah Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

1 hari lalu

Daya Beli Masyarakat Melemah Penyebab Deflasi Lima Bulan Beruntun

BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun sejak Mei hingga September 2024. Akibat daya beli masyarakat menurun.

Baca Selengkapnya

Deflasi Lima Bulan Beruntun, Kilas Balik Peristiwa Deflasi Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia

1 hari lalu

Deflasi Lima Bulan Beruntun, Kilas Balik Peristiwa Deflasi Terparah yang Pernah Terjadi di Indonesia

Deflasi lima bulan beruntun terjadi di Mei-September 2024, Situasi ini mengingatkan deflasi parah yang pernah mengguncang beberapa negara di era lalu.

Baca Selengkapnya

Lebih Jauh Soal Deflasi, Berapa Persen yang Tergolong Masih Aman?

1 hari lalu

Lebih Jauh Soal Deflasi, Berapa Persen yang Tergolong Masih Aman?

Di balik penurunan harga, ada ancaman yang bisa mengguncang perekonomian. Apa sebenarnya deflasi, dan kapan kondisi ini dianggap masih aman?

Baca Selengkapnya

4 Negara Ini Pernah Alami Deflasi Parah Hingga Melumpuhkan Perekonomian

2 hari lalu

4 Negara Ini Pernah Alami Deflasi Parah Hingga Melumpuhkan Perekonomian

Beberapa negara telah merasakan dampak parah dari deflasi, yang menyeret mereka ke dalam krisis panjang.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi soal Penyebab Deflasi 5 Bulan Berturut-turut: Coba Dicek Betul

2 hari lalu

Respons Jokowi soal Penyebab Deflasi 5 Bulan Berturut-turut: Coba Dicek Betul

Presiden Jokowi akhirnya angkat suara terkait penyebab deflasi beruntun selama lima bulan

Baca Selengkapnya