Impor Baja Cina Melonjak 34 Persen, IISIA: Lonceng Kematian Industri Baja Nasional

Rabu, 9 Oktober 2024 12:41 WIB

Presiden Joko Widodo menandatangani baja produk terbaru saat meresmikan pabrik Hot Strip Mill 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Kota Cilegon, Banten, Selasa 21 September 2021. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi hot rolled coil (HRC) sebesar 1,5 juta ton per tahun dan merupakan pabrik pertama di Indonesia yang mampu menghasilkan HRC kualitas premium. ANTARA FOTO/Biro Pers Media Setpres/Agus Suparto/Handout

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) mewanti-wanti akibat dumping baja dari Cina terhadap industri baja nasional. Jila tak segera disikapi pemerintah, dumping baja dari Negeri Panda itu dikhawatirkan akan menghancurkan industri baja dalam negeri.

Direktur Eksekutif IISIA Widodo Setiadharmaji mengatakan dumping produk baja dari Cina menghantui industri baja nasional. Dengan masifnya laju impor itu, dia khawatir pertumbuhan pasar domestik tidak akan dinikmati oleh produsen baja nasional.

Saat ini, Widodo mengatakan, tingkat utilisasi kapasitas produksi baja nasional pada beberapa segmen berada di bawah 60 persen, bahkan ada yang kurang dari 30 persen. Kondisi ini, menurut dia, jauh dari kondisi ideal utilisasi kapasitas sekitar 80 persen yang memungkinkan produsen baja beroperasi secara efisien dan menghasilkan keuntungan.

Jika tidak ada perlindungan pemerintah secara cepat dan segera, Widodo mengatakan, industri baja nasional akan mengalami kebangkrutan. “Ibarat ayam mati di lumbung padi,” ucapnya saat dihubungi Tempo, Ahad, 6 Oktober 2024.

IISIA mencatat pada semester I 2024, impor baja dari Cina naik sebesar 34 persen secara tahunan dari 2,23 juta ton menjadi 2,98 juta ton. Angka ini diproyeksikan akan semakin meningkat jika tidak ada langkah perlindungan pemerintah. “Banjir impor produk baja asal Tiongkok akan menjadi lonceng kematian industri baja nasional,” ucap Widodo.

Advertising
Advertising

Di dalam negeri, permintaan baja nasional tumbuh seiring dengan pertumbuhan perekonomian dengan CAGR berkisar 5,4 persen. Pada 2021 setelah Covid-19, permintaan baja dalam negeri mencapai 15,5 juta ton, tumbuh menjadi 16.6 juta ton pada tahun 2022, dan naik menjadi 17,5 juta ton pada tahun 2023.

Permintaan ini diperkirakan akan terus tumbuh dengan tingkat pertumbuhan 5,7 persen menjadi 18,5 juta ton pada 2024 dengan memperhatikan realisasi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,08 persen sepanjang semester I 2024.

Berdasarkan data-data tersebut, Widodo meyakini permintaan produk baja nasional akan tumbuh 5,7 persen menjadi 18,5 juta ton sesuai perkiraan sebelumnya.

Kendati begitu, survei internal IISIA menunjukkan hingga kuartal III 2024, produsen baja nasional sangat sulit menjual produknya. Sejumlah perusahaan melaporkan telah kehilangan pangsa pasar hingga lebih dari 20 persen. Bahkan, sebagian di antaranya tidak bisa melakukan penjualan.

Tak hanya kehilangan pangsa pasar domestik, produk-produk baja yang kelewat murah dari Negeri Panda juga merusak harga pasar.

Pilihan Editor: Turun Rp 8.000, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.483.000 per Gram

Berita terkait

Banjir Baja Impor Cina: Pasar Domestik Hilang, Produsen Dalam Negeri Merugi

1 jam lalu

Banjir Baja Impor Cina: Pasar Domestik Hilang, Produsen Dalam Negeri Merugi

IISIA ungkap dampak banjir baja impor Cina ke industri dalam negeri. Tak hanya kehilangan pangsa pasar domestik, produk-produk baja yang kelewat murah

Baca Selengkapnya

Banjir Produk Cina, Jokowi Bilang Indonesia Harus Bisa Lindungi Pasar Domestik

5 jam lalu

Banjir Produk Cina, Jokowi Bilang Indonesia Harus Bisa Lindungi Pasar Domestik

Jokowi menyinggung 19 negara telah memberlakukan kebijakan restriksi perdagangan di tengah fenomena over produksi di Cina.

Baca Selengkapnya

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Australia dan Cina Sama-sama Incar Kemenangan Pertama

6 jam lalu

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Australia dan Cina Sama-sama Incar Kemenangan Pertama

Duel Timnas Australia vs Cina tersaji pada pertandingan ketiga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Adelaide Oval pada Kamis 10 Oktober.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

21 jam lalu

Jokowi Minta Penyebab Deflasi Beruntun Dicek Betul, Ini Penjelasan Ekonom

Presiden Jokowi mempertanyakan musabab deflasi lima bulan beruntun. Para ekonom menilai penurunan daya beli masyarakat yang menjadi penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Menyusuri 6 Kuil dan Lokasi Asli Black Myth: Wukong di Cina

23 jam lalu

Menyusuri 6 Kuil dan Lokasi Asli Black Myth: Wukong di Cina

Kesuksesan Black Myth: Wukong mendapat sambutan positif yang ditandai dengan peningkatan pariwisata di beberapa wilayah Tiongkok

Baca Selengkapnya

Krisis Baja China, IISIA Prediksi Dumping Baja ke RI akan Semakin Parah

23 jam lalu

Krisis Baja China, IISIA Prediksi Dumping Baja ke RI akan Semakin Parah

Saat ini, lebih dari 90 persen perusahaan Tiongkok merugi dan berimbas pada kerugian perusahaan baja global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Hilirisasi dan Digitalisasi Kunci Ekonomi RI Masuk 3 Negara Adikuasa Bersama Cina dan India

23 jam lalu

Jokowi Sebut Hilirisasi dan Digitalisasi Kunci Ekonomi RI Masuk 3 Negara Adikuasa Bersama Cina dan India

Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi dan digitalisasi sebagai kunci pembawa ekonomi Indonesia masuk ke jajaran tiga negara superpower di Asia.

Baca Selengkapnya

Impor Baja dari Cina Melonjak 34 Persen, IISIA: Mengkhawatirkan

1 hari lalu

Impor Baja dari Cina Melonjak 34 Persen, IISIA: Mengkhawatirkan

Impor baja dari Cina pada semester I 2024 meningkat dari 2,23 juta ton menjadi 2,98 juta ton atau naik sebesar 34 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Menolak Aplikasi Temu Masuk Indonesia, Pengusaha Konveksi: Bisa Merusak Pasar Lokal

1 hari lalu

Menolak Aplikasi Temu Masuk Indonesia, Pengusaha Konveksi: Bisa Merusak Pasar Lokal

Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya menolak aplikasi Temu masuk Indonesia karena dianggap bisa merusak pasar lokal.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Terpuruk karena Banjir Produk Impor, Asosiasi Minta Pemerintah Awasi E-commerce

1 hari lalu

Industri Tekstil Terpuruk karena Banjir Produk Impor, Asosiasi Minta Pemerintah Awasi E-commerce

Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya meminta pemerintah awasi e-commerce untuk mengatasi banjir produk impor yang menyebabkan industri tekstil terpuruk.

Baca Selengkapnya