Semakin Banyak Orang Mengakses Berita dari TikTok, Bagaimana Nasib Bisnis Media Massa?

Minggu, 6 Oktober 2024 20:06 WIB

Ilustrasi TikTok. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial seperti TikTok kini jadi saluran anak muda untuk mengakses berita. Temuan terbaru Pew Research Center menunjukkan empat dari sepuluh kalangan dewasa di Amerika Serikat saat ini mendapat berita dari TikTok.

Riset bertajuk “More Americans - especially young adults - are regularly getting news on TikTok” itu mensurvei sebanyak 10.658 warga AS usia 18 tahun ke atas pada 15 Juli hingga 4 Agustus 2024. Riset menunjukkan, 17 persen orang dewasa di AS mengatakan secara reguler mendapatkan berita dari platform video pendek tersebut.

Jumlah ini berkembang pesat dari riset serupa yang dilakukan pada 2020, bahwa hanya 3 persen responden yang mengakses berita dari TikTok. Bahkan, temuan itu menunjukkan, 52 persen pengguna rutinnya secara reguler mendapatkan informasi dari TikTok.

Pengguna TikTok mengalami pertumbuhan paling pesat dalam aspek mengakses berita dari platform itu sendiri. Tumbuh 30 persen sejak 2020.

Sementara beberapa platform seperti Instagram hanya tumbuh 12 persen, Twitter stagnan di angka 59 persen, bahkan Facebook mengalami penurunan dari 54 persen pada 2020 menjadi 48 persen pada 2024.

Advertising
Advertising

Bagaimana dengan masyarakat Indonesia? Akademisi sekaligus pengamat media massa, Ignatius Haryanto, mengungkapkan belum menemukan riset serupa di Indonesia. Namun, menurutnya kondisi semacam itu tidak bisa dihindari.

“Saat ini konsumsi media sosial di Indonesia kan sangat tinggi, rata-rata mungkin bisa enam jam per hari. Sehingga kemungkinan besar mendapat berita dari media sosial dahulu,” kata Ignatius saat dihubungi Tempo, Ahad, 6 Oktober 2024.

Berdasarkan laporan “Digital 2024: Indonesia” yang dirilis We Are Social, warganet Indonesia rata-rata menghabiskan waktu 7 jam 38 menit dalam sehari untuk berselancar di internet. 3 jam 11 menit di antaranya digunakan untuk mengakses media sosial.

Menurutnya, tren itu jelas berpengaruh pada bisnis media massa. Hal ini sekaligus membuat media massa di Indonesia memiliki tugas besar untuk memperbaiki strategi di media sosial.

Ignatius berpendapat, setiap media perlu meningkatkan engagement dan strategi distribusi konten di media sosial. Tujuannya, agar warganet bisa mendapatkan informasi yang utuh dari pemberitaan di portal-portal media.

Pasalnya, kata dia, informasi yang beredar di media sosial acapkali tidak terverifikasi. Sehingga, para pengguna internet di Indonesia rentan terpapar misinformasi.

Pilihan Editor: Mengapa Aplikasi Temu Dianggap Berbahaya jika Masuk Indonesia?

Berita terkait

Istilah Sadfishing di Media Sosial, Kelebihan dan Kekurangan Ekspresi Emosional di Media Sosial

1 hari lalu

Istilah Sadfishing di Media Sosial, Kelebihan dan Kekurangan Ekspresi Emosional di Media Sosial

Sadfishing adalah perilaku kerap berbagi cerita sedih di media sosial demi mendapatkan simpatik. Apa kelebihan dan kekurangannya?

Baca Selengkapnya

25 Link Twibbon Rayakan HUT TNI, Begini Cara Menggunakannya

1 hari lalu

25 Link Twibbon Rayakan HUT TNI, Begini Cara Menggunakannya

Peringatan HUT TNI ke-79 diselenggarakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Bisa turut merayakannya dengan mengunggah foto profil dari twibbon berikut.

Baca Selengkapnya

Postingan Threads Bisa Diedit Maksimal 15 Menit, Begini Caranya

2 hari lalu

Postingan Threads Bisa Diedit Maksimal 15 Menit, Begini Caranya

Untuk mengedit postingan di Threads, ikuti langkah-langkah berikut.

Baca Selengkapnya

6 Aplikasi yang Menguras Baterai HP

2 hari lalu

6 Aplikasi yang Menguras Baterai HP

Salah satu yang menyebabkan baterai HP cepat habis adalah penggunaan sejumlah aplikasi tertentu. Berikut daftar aplikasi yang menguras baterai HP.

Baca Selengkapnya

Mengapa Aplikasi Temu Dianggap Berbahaya jika Masuk Indonesia?

2 hari lalu

Mengapa Aplikasi Temu Dianggap Berbahaya jika Masuk Indonesia?

Pendapat berbagai pihak terkait dampak negatif aplikasi Temu bila beroperasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Sebut Israel Ingin Lawan Narasi Kemerdekaan Palestina Lewat Media Sosial

3 hari lalu

Retno Marsudi Sebut Israel Ingin Lawan Narasi Kemerdekaan Palestina Lewat Media Sosial

Retno Marsudi menyebut Israel ingin mengubah narasi perjuangan kemerdekaan Palestina lewat media sosial.

Baca Selengkapnya

Riset Celios: Indonesia Berpotensi Krisis Karbon Biru Akibat Ekspor Pasir Laut

3 hari lalu

Riset Celios: Indonesia Berpotensi Krisis Karbon Biru Akibat Ekspor Pasir Laut

Celios merilis laporan terbaru terkait Keputusan Pemerintah ihwal pembukaan kembali keran ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Doom Spending yang Dilakukan Gen Z dan Milenial?

4 hari lalu

Apa Itu Doom Spending yang Dilakukan Gen Z dan Milenial?

Masyarakat lakukan doom spending untuk menghadapi stres, kecemasan, atau kekhawatiran banyak dilakukan Gen Z dan milenial.

Baca Selengkapnya

Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

5 hari lalu

Tips Sehat Bermedia Sosial agar Tidak FOMO dan Bermasalah dengan Mental

Pentingnya mengelola stres dengan mempelajari cara membangun hubungan lebih sehat di ruang digital menjadi solusi bijak bagi pengguna media sosial.

Baca Selengkapnya

FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

5 hari lalu

FOMO Akibat Pengaruh Media Sosial, Perilaku Tak Masuk Akal yang Mengancam Kesehatan Mental

FOMO merupakan ketakutan tertinggal momen di ranah daring, termasuk tak dapat memanfaatkan kesempatan dalam pergaulan dan aktivitas di media sosial.

Baca Selengkapnya