LPS Sebut Ekonomi Indonesia Tidak Terlalu Buruk, Jadi Tak Perlu Panik

Selasa, 1 Oktober 2024 07:42 WIB

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui usai acara Anugerah Bangga Berwisata di Indonesia pada Jumat, 15 Desember 2023 di Senayan, Jakarta Pusat. TEMPO/Amelia Rahima Sari

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengklaim perekenomian bangsa sejauh ini masih berada dalam jalur yang benar. Walau masih ada dilema atau noda dalam beberapa sektor perekonomian.

“Indikasi awal bahwa apakah ekonomi sedang morat-marit di level bawah, sejatinya tidak seburuk itu, paling nggak sekarang ada indikasi perbaikan,” ujar Purbaya dalam Konferensi Pers Tingkat Bunga Penjaminan LPS pada Senin, 30 September 2024 di Kantor LPS, Jakarta.

Ia mencontohkan dengan adanya peningkatan tabungan untuk kategori tabungan di bawah Rp2 miliar yang mengalami pertumbuhan sebesar 4,95 persen pada Agustus 2024. Angka ini ia sebut naik bila dibandingkan bulan Juli yang tumbuh 4,52 persen dan bulan Agustus tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 4,51 persen.

Ia juga menambahkan untuk tabungan dengan saldo antara Rp1 juta sampai dengan Rp100 juta, tercatat adanya pertumbuhan bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Angka ini menurut dia menunjukkan adanya perbaikan. Meskipun untuk tabungan dengan saldo di bawah Rp1 juta, pertumbuhannya tercatat di bawah satu persen atau hanya nol koma.

“Ada perbaikan sedikit-sedikit, artinya kita ga usah terlalu panik bahwa ekonomi atau masyarakat betul-betul susah,” ucap Purbaya.

Advertising
Advertising

Kemudian terkait dengan tren Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, ia beranggapan hal itu tidak serta merta mencerminkan situasi ekonomi yang buruk secara keseluruhan. Menurutnya, perlu dilihat juga jumlah perusahaan yang melakukan perekrutan pekerja baru.

“Angka PHK di beberapa perusahaan kan jatuh, tapi anda harus lihat dengan perusahaan yang meng-hire, berapa yang meng-hire,” ujarnya.

Sebelumnya disebutkan indeks tabungan atau saving turun masyarakat kelas bawah mengalami penurunan, walaupun pengeluarannya masih cukup baik dan relatif meningkat. Di awal 2023, indeks simpanan masyarakat kelas bawah masih lebih tinggi dibanding pengeluarannya, namun hingga Juli 2024, angka pengeluaran mencapai 110,6 sementara tabungan hanya 47,9.

Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan atau Kemnaker menyebut terdapat 32.064 pekerja yang terkena PHK pada periode Januari hingga Juni 2024. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat PHK tertinggi, yaitu 7.649 orang atau sekitar 23,49 persen dari total keseluruhan laporan kasus yang diterima Kemnaker.

Andika Dwi dan Hammam Izzuddin berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Terpopuler: Adaro Energy Buka Lowongan Kerja untuk 5 Posisi, KPPU Ungkap Penyebab Tingginya Harga Tiket Pesawat

Berita terkait

Mandalika Grand Prix Association Estimasi Dampak Ekonomi MotoGP 2024 di Mandalika Capai Rp 4,8 Triliun

15 jam lalu

Mandalika Grand Prix Association Estimasi Dampak Ekonomi MotoGP 2024 di Mandalika Capai Rp 4,8 Triliun

Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, memperkirakan dampak ekonomi MotoGP 2024 mencapai Rp 4,8 triliun.

Baca Selengkapnya

LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan 4,25 Persen: Belum Ada Alasan Penurunan

19 jam lalu

LPS Pertahankan Tingkat Bunga Penjaminan 4,25 Persen: Belum Ada Alasan Penurunan

LPS memutuskan untuk kembali mempertahankan Tingkat Bunga Penjaminan di angka 4,25 persen untuk periode 1 Oktober 2024 hingga 31 Januari 2025.

Baca Selengkapnya

Pengangguran Turun 0,6 Persen, Menaker: Jutaan Orang Masih Belum Terserap Lapangan Kerja

1 hari lalu

Pengangguran Turun 0,6 Persen, Menaker: Jutaan Orang Masih Belum Terserap Lapangan Kerja

Data Sakernas menunjukkan angka pengangguran turun 0,6 persen secara tahunan. Apa kata Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah?

Baca Selengkapnya

3 Dampak Negatif Doom Spending

1 hari lalu

3 Dampak Negatif Doom Spending

Bagi mereka yang sering melakukan doom spending dan tidak bisa mengontrol pengeluaran, potensi bangkrut semakin besar.

Baca Selengkapnya

Menperin Agus Gumiwang: Industri Halal Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru Indonesia

2 hari lalu

Menperin Agus Gumiwang: Industri Halal Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru Indonesia

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan pertumbuhan ekonomi syariah melalui industri halal harus mendominasi ekonomi nasional

Baca Selengkapnya

Jutaan Kelas Menengah Rentan Jatuh Miskin, Prabowo Diharap Punya Solusi dan Tunda Kenaikan PPN

3 hari lalu

Jutaan Kelas Menengah Rentan Jatuh Miskin, Prabowo Diharap Punya Solusi dan Tunda Kenaikan PPN

Sekitar 9,4 juta kelas menengah rentan jatuh miskin. Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan punya solusi dan menunda kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Semakin Sulit dan Marak PHK, Kelas Menengah Rentan Miskin Makan dari Tabungan

3 hari lalu

Ekonomi Semakin Sulit dan Marak PHK, Kelas Menengah Rentan Miskin Makan dari Tabungan

Kondisi perekonomian yang semakin sulit dan maraknya PHK menyebabkan banyak kelas menengah rentan miskin. Mereka bertahan hidup dari sisa tabungan.

Baca Selengkapnya

Anomali di Tengah Tekanan Ekonomi, Survei Proyeksikan Penjualan Harbolnas Naik 25,2 Persen

3 hari lalu

Anomali di Tengah Tekanan Ekonomi, Survei Proyeksikan Penjualan Harbolnas Naik 25,2 Persen

Pertumbuhan ini mendorong total nilai transaksi mencapai Rp 6,7 triliun pada Harbolnas 2024 yang akan jatuh pada Kamis, 12 Desember mendatang.

Baca Selengkapnya

Riset Bank Mandiri: Kecenderungan Menabung Warga Kelas Bawah RI Turun Drastis

4 hari lalu

Riset Bank Mandiri: Kecenderungan Menabung Warga Kelas Bawah RI Turun Drastis

RIset Bank Mandiri mencatat kecenderungan menabung warga kelas bawah turun drastis.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Ekonomi Israel Kena Dampak Perang Gaza dan Amerika Serikat Eksekusi Mati Tahanan Muslim

5 hari lalu

Top 3 Dunia; Ekonomi Israel Kena Dampak Perang Gaza dan Amerika Serikat Eksekusi Mati Tahanan Muslim

Top 3 dunia pada 25 September 2024, menyoroti perang Gaza yang sudah hampir setahun berlangsung, rupanya telah memukul ekonomi Israel.

Baca Selengkapnya