BI versus Bank: 2,75 Persen vs 0,9 Persen

Reporter

Editor

Kamis, 6 Agustus 2009 18:20 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia mencatat penurunan suku bunga kredit hingga Agustus 2009 hanya 90 basis point atau 0,9 persen. Penurunan itu lebih kecil dibandingkan dengan penurunan suku bunga acuan bank Indonesia atau BI Rate sebesar 275 basis point atau 2,75 persen sejak awal tahun.

Kepala Biro Stabilitas Sistem Keuangan BI, Wimboh Santoso, mengatakan pada awal tahun suku bunga acuan berada pada level 9,25 persen. Pergerakan suku bunga acuan terus menurun hingga level 6,5 persen. Pihaknya pun berharap suku bunga kredit terus turun.

Berdasarkan Tinjauan Kebijakan Moneter, pertumbuhan kredit baru mencapai 1,1 persen hingga Juni 2009. "Setelah pemilihan umum berjalan aman, nilai tukar menguat, maka tak ada alasan bank untuk tidak mengucurkan kredit. Saya berharap suku bunga kredit turun," kata Wimboh di Jakarta, Kamis (6/8).

Langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan pada 5 Agustus lalu sebesar 0,25 persen menjadi 6,5 persen sudah sesuai harapan pasar. Kebijakan BI itu mendorong penurunan bunga acuan selanjutnya yang secara akumulasi sudah mencapai 300 basis poin atau 3 persen dalam tempo sembilan bulan sejak awal Desember 2009. Pada November, suku bunga acuan masih 9,5 persen.

Ekonom Citigroup Johanna Chua menilai pemangkasan suku bunga hingga sembilan kali itu kemungkinan bukan yang terakhir. "Penurunan masih akan berlanjut di masa yang akan datang," kata Johanna melalui surat elektronik di Jakarta, Kamis (6/8). Alasan kemungkinan penurunan itu, dia melanjutkan, berdasarkan laju inflasi relatif masih terjaga dan nilai tukar rupiah juga menguat tajam.

Bank Indonesia telah memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis point setelah rapat Dewan Gubernur BI pada Rabu 5 Agustus 2009, menyimpulkan bahwa tren penurunan inflasi masih berlanjut seiring dengan masih terbatasnya permintaan domestik dan terus menurunnya ekspektasi inflasi.

Dewan Gubernur juga berpandangan penurunan BI rate masih konsisten dengan sasaran inflasi BI ke depan. Namun demikian bank sentral mencermati munculnya tekanan inflasi pada 2010 yang bersumber dari meningkatnya permintaan domestik dan kenaikan harga-harga komoditas di pasar internasional.

EKO NOPIANSYAH

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

9 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

1 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya