Adhi Karya akan Selesaikan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Bawen dengan PMN 2025 Rp 2,96 Triliun
Reporter
Adil Al Hasan
Editor
Grace gandhi
Senin, 8 Juli 2024 22:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mengusulkan Pernyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2025 sebesar Rp 2,96 triliun. Siraman modal negara ini akan digunakan untuk menyelesaikan dua proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo dan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.
Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Entus Asnawi Mukhson mengatakan dari PMN yang diusulkan itu sebesar Rp 1,9 triliun untuk menggarap proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo dan Rp 173 miliar untuk Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.
“Dengan adanya PMN, akan mendukung tercapainya program pemerintah untuk tujuan pembangunan berkelanjutan, peningkatan konenktivitas, dan PBD, PDRB, dan meningkatakan kesempatan kerja,” kata Entus saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin, 8 Juli 2024.
Sementara itu, Entus menyebut opsi perusahaannya mengajukan PMN 2025 merupakan opsi terbaik. Dia menyebut dengan adanya PMN akan memberikan perbaikan terhadap rasio keuangan perseroan. “Terutama rasio Debt to Equity,” kata dia.
Entus menyebut PMN ini juga akan mampu mendukung penyelesaian Proyek Stategis Nasional (PSN) dengan tetap menjaga kesehatan keuangan perusahaan serta meningkatkan kapasitas usaha dan daya saing perusahaan.
Tak hanya itu, Entus menyebut PMN ini juga akan memberi manfaat terhadap banyak aspek yang meliputi penciptaan lapangan kerja, membangun insfrastuktur, dan meningkatan konektivitas sekaligus aksesibilitas. “Berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata dia.
Selanjutnya: Hutama Karya....
<!--more-->
Hutama Karya
PT Hutama Karya (Persero) mengusulkan Pernyataan Modal Negara atau PMN 2025 sebesar Rp 13,86 triliun. Guyuran modal itu akan dugunakan untuk meningkatan struktur permodalan perseroan dalam menggarap Ruas Jalan Tol Jambi-Rengat, Rengat-Junction Pekanbaru, dan Perencanaan Teknis Ruang Jalan Tol Trans Sumatera Tahap III.
“Skenario tanpa PMN akan menanggung beban bunga lebih besar, sehingga membuat potensi laba bersih persuahaan menurun,” kata Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Budi Harto saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, pada Senin, 8 Juli 2024.
Budi menyebut pengajuan PMN ini akan mendatangkan manfaat bagi pemerintah, masyarakat, dan persuahaan. Bagi pemerintah, kata dia, akan mamu meningkatkan pertumbuhan PDRB.
“Dan meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatera, serta memberikan konstribusi penerimaan kepada negara,” kata dia.
Selain itu, Budi menyebut masyarakat juga akan mendapatkan manfaat dengan adanya proyek Jalan Tol Trans Sumatera. Menurut dia, masyarakat akan mudah dalam mobilitas, meningkatkan efektivitas dalam bertransportasi, dan mengurai simpul kemacetan.
“Ini memicu pertumbuhan ekonomi daerah serta pemerataan penduduk sehingga mampu menurunkan biaya transportasi dan menyerap tenaga kerja selama masa konsesi,” kata Budi.
Sementara manfaat dari sisi perusahaan, kata Budi, akan membuat struktur permodalan lebih kuat dalam rangka menyelesaikan penugasan Jalan Tol Trans Sumatera. Selain itu, perusahaan akan mampu untuk mengembangkan usaha.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Prediksi Subsidi dan Kompensasi Energi 2024 bakal Bengkak