Sri Mulyani: Defisit APBN Semester I Rp 77,3 Triliun
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Agung Sedayu
Senin, 8 Juli 2024 17:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada Juni 2024 mencapai Rp 77,3 triliun. Angka ini setara dengan 0,34 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Total postur dari APBN 2024 semester I adalah defisit Rp 77,3 triliun. Ini artinya, tahun lalu semester I masih surplus Rp 152,3 triliun, tahun ini semester I kita sudah mengalami defisit Rp 77,3 triliun," kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (Banggar DPR RI) di Senayan pada Senin, 8 Juli 2024.
Namun bila dilihat dari postur keseluruhan APBN 2024, kata dia, desain desain APBN mencapai Rp 522,8 triliun. "Maka, realisasi defisit Rp 77,3 triliun masih di dalam range yang ada di dalam APBN," katanya.
Per Juni 2204, pendapatan negara tercatat sebesar Rp 1.320,7 triliun. Pendapatan negara turun 6,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
"Pendapatan negara yang mencapai Rp 1.320,7 triliun, itu adalah 47,1 persen dari target tahun ini Rp 2.802,3 triliun. Pendapatan negara semester I ini dibandingkan semester I tahun lalu yang Rp 1.407,9 triliun, berarti mengalami penurunan 6,2 persen," tutur Sri Mulyani.
Penerimaan pendapatan negara dari pajak turun paling dalam, yakni 7,9 persen dibandingkan tahun lalu. Penerimaan pajak semester I 2024 sebesar Rp 893,8 triliun, sedangkan semester I 2023 sebesar Rp 970,2 triliun.
Kemudian, pendapatan negara dari sisi kepabeanan dan cukai hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp 134,2 triliun. Angka ini turun 0,9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023, yakni sebesar Rp 135,4.
Di samping itu, Sri Mulyani juga menyampaikan bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP mengalami kontraksi atau turun sebesar 4,5 persen. Pada semester I 2024, realisasi PNBP tercatat Rp 288,4 triliun, sedangkan pada periode yang sama tahun 2023 mencapai Rp 302,1 triliun. "Seluruh komponen penerimaan perpajakan dan PNBP, semuanya mengalami kontraksi."
Di sisi lain, realisasi belanja negara per semester I 2024 mencapai Rp 1.398 triliun. Angkanya naik 11,3 persen dibandingkan semester I 2023 yang tercatat Rp 1.255,7 triliun atau hanya 40,3 persen dari total anggaran belanja.
"Artinya, 42 persen dari total anggaran belanja negara Rp 3.325,1 triliun sudah kita belanjakan. Dibandingkan tahun lalu, ini adalah pertumbuhan belanja yang cukup tinggi, double digit," kata bendahara negara.
Pilihan Editor: SYL Heran Jadi Terdakwa, Jaksa Nilai Ada Pengakuan Terjadi Korupsi di Kementan