Pemerintah Bakal Dorong Hilirisasi Rumput Laut, Bappenas Klaim Ada Investor Tertarik
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Grace gandhi
Kamis, 27 Juni 2024 20:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amalia A. Widyasanti mengatakan penghiliran atau hilirisasi rumput laut bakal menjadi salah satu fokus pemerintah pada 2025. Program ini bakal menjadi kelanjutan penghiliran komoditas yang sudah dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Seaweed (rumput laut) akan lebih inklusif dan berkelanjutan karena ini reneawble," kata Amalia ketika ditemui usai acara diskusi di Jakarta Pusat, Rabu, 26 Juni 2024.
Menurut Amalia, penghiliran rumput laut mesti dilakukan di Indonesia demi mendapatkan nilai tambah. Terlebih, ia berujar, Indonesia menjadi produsen rumput laut terbesar kedua setelah Cina. Petani rumput laut di Indonesia pun jumlahnya banyak, sehingga hilirisasi bisa berdampak secara ekonomi.
"Ini akan meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan petani," ujarnya.
Amalia menyebut sudah ada investor yang tertarik menanamkan modal di industri pengolahan rumput laut ini. Ia tidak mau membeberkan investor maupun besaran investasi tersebut. Namun, ia mengklaim investasi yang bakal direalisasikan nilainya besar. "Nanti kita lihat," kata dia.
Mengutip Antara, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah pada 2023. Komoditas ini sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman, yakni sebesar 77 persen. Sementara, 23 persen sisanya untuk kebutuhuan farmasi, kosmetik, dan lainnya.
Keinginan pemerintah melakukan penghilirian komoditas rumput laut sebelumnya pernah disampaikan Presiden Jokowi. Jokowi ingin hilirisasi rumput laut digenjot usai penghiliran hasil tambang berlaku sejak 2020.
Saat bertemu dengan pemimpin redaksi (pemred) media di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 10 Agustus 2023, Jokowi mengatakan ide penghiliran industri rumput laut muncul saat dia berkunjung ke Jerman. Jokowi menyebut di sana rumput laut digunakan sebagai sumber energi alternatif dan rumput laut disebut memakan karbon yang cukup tinggi.
Dengan potensi yang besar tersebut, Jokowi bakal mendorong industri rumput laut dengan terlebih dahulu menjamin ketersediaan pasarnya. Selain itu, pihaknya juga bakal mencarikan investor agar rumput laut yang dibudidaya dapat tertampung.
RIRI RAHAYU | TEMPO.CO | ANTARA
Pilihan Editor: Hutama Karya Terima PMN Rp 18,6 Triliun, jadi Penerima Pembiayaan Investasi Terbesar