Pengamat Kritik Usulan Tambahan Anggaran Rp 25 Triliun untuk Food Estate

Reporter

Nandito Putra

Editor

Aisha Shaidra

Kamis, 27 Juni 2024 10:38 WIB

Petani memetik jagung saat panen perdana di kawasan lumbung pangan (food estate) Kampung Wambes, Distrik Mannem, Keerom, Papua, Kamis, 6 Juli 2023. ANTARA/Sakti Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Center of Reform on Economics Indonesia, Mohammad Faisal, mengingatkan pemerintah dan DPR tidak gegabah menambah anggaran Kementerian Pertanian untuk proyek food estate. Menurut Faisal, kegagalan program food estate di masa Presiden Joko Widodo harus dijadikan pelajaran oleh pemerintahan berikutnya.

Faisal mengatakan anggaran food estate yang bersumber dari APBN tidak tepat. Harusnya, pemerintah fokus pada pemberian intensif kepada petani dan memaksimalkan produksi di lahan produktif yang ada saat ini.

"Program food estate seperti pembukaan lahan seluas satu juta hektar tidak hanya menguras APBN, tetapi juga berpotensi merusak lingkungan. Kegagalan food estate sebelumnya harus dijadikan pelajaran," ujar Faisal kepada Tempo, Rabu 26 Juni 2024.

Dalam kerja bersama Komisi IV DPR RI, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 25 triliun. Uang itu akan digunakan untuk mendukung program Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk membuka sawah satu juta hektar.

Menurut Faisal meningkatkan produksi pangan tidak mesti dengan memperluas lahan pertanian. Justru yang terpenting adalah meningkatkan produktivitas lahan pertanian yang ada saat ini. "Ekstensifikasi memang salah satu cara untuk meningkatkan hasil produksi. Tapi ada intensifikasi. Ini yang harus diupayakan," katanya.

Advertising
Advertising

Faisal melanjutkan, Indonesia akan mengalami krisis pangan bila kebijakan di sektor pertanian tidak diperbaiki. Sejumlah tantangan, seperti krisis iklim, minimnya petani usia produktif dan alih fungsi lahan pertanian masih terus terjadi. "Tantangan dalam intensifikasi justru yang sering terjadi lahan pertanian yang sudah ada sering kali dialihfungsikan ke fungsi-fungsi non-pertanian. Seperti untuk permukiman dan industri," ujarnya.

Berdasarkan data dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang tahun 2022, lahan sawah di Indonesia menyusut seluas 100.000-150.000 hektar tiap tahunnya. Jika dikonversikan, artinya ada sawah yang hilang seluas 207 lapangan sepak bola perharinya. Kemudian berdasarkan data Kementerian Pertanian pada tahun 2020, luas lahan sawah dalam rentang 2015-2019 berkurang seluas 600.000 hektar.

Maka dari itu, Faisal mendorong adanya regulasi yang lebih ketat agar lahan pertanian produktif tidak makin tergerus. "Ini yang membuat produksi itu juga berkurang karena lahan pertaniannya semakin lama semakin sedikit. Padahal di banyak negara lain lahan-lahan yang subur untuk pertanian itu dijaga. Tidak boleh tata guna lahan itu diubah dengan mudah," katanya.

Pilihan editor: Walhi Prediksi Deforestasi Meningkat di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Indikatornya

NANDITO PUTRA

Berita terkait

Haji Isam Borong 2.000 Ekskavator, Ini Profil Pengusaha Asal Kalimantan Bernama Andi Syamsuddin Arsyad

1 hari lalu

Haji Isam Borong 2.000 Ekskavator, Ini Profil Pengusaha Asal Kalimantan Bernama Andi Syamsuddin Arsyad

Haji Isam melalui perusahaan miliknya Jhonlin Group memesan 2.000 unit ekskavator dari Sany Group asal China. Tercatat pesanan internasional terbesar.

Baca Selengkapnya

Bahlil Sebut Anggaran Makan Bergizi Prabowo Capai Rp 500 Triliun, FITRA: Anggaran Harus Transparan

2 hari lalu

Bahlil Sebut Anggaran Makan Bergizi Prabowo Capai Rp 500 Triliun, FITRA: Anggaran Harus Transparan

Menteri Bahlil sebut anggaran program makan bergizi Prabowo capai Rp 500 triliun. Sekretaris Jenderal FITRA Misbah Hasan dorong transparansi anggaran.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan IKN Sudah Habiskan Anggaran Rp 72,5 Triliun: Kita Harapkan Bisa Digunakan 17 Agustus

4 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan IKN Sudah Habiskan Anggaran Rp 72,5 Triliun: Kita Harapkan Bisa Digunakan 17 Agustus

Hingga akhir April 2024, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara telah mencapai Rp 5,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Mendagri Ultimatum Pemda Segera Cairkan Anggaran Pilkada 2024, Apa Alasannya?

4 hari lalu

Mendagri Ultimatum Pemda Segera Cairkan Anggaran Pilkada 2024, Apa Alasannya?

Kalau tidak ada anggaran untuk Pilkada 2024, Mendagri akan meminta Kemenkeu mempercepat transfer DAU ke daerah.

Baca Selengkapnya

Transparansi Anggaran Indonesia Stagnan, FITRA: Partisipasi Publik Rendah

4 hari lalu

Transparansi Anggaran Indonesia Stagnan, FITRA: Partisipasi Publik Rendah

Riset Open Budget Survey (OBS) menunjukkan transparansi anggaran Indonesia stagnan. Seknas FITRA menyorot rendahnya partisipasi publik di penganggaran

Baca Selengkapnya

Seknas FITRA: Skor Partisipasi Publik dalam Tata Kelola Anggaran di Indonesia Masih Rendah

4 hari lalu

Seknas FITRA: Skor Partisipasi Publik dalam Tata Kelola Anggaran di Indonesia Masih Rendah

Indonesia mendapat skor rendah soal partisipasi publik dalam proses penganggaran nasional karena tidak ada ruang yang cukup terbuka bagi masyarakat

Baca Selengkapnya

Bansos Jokowi Disinyalir Bakal Sebabkan Defisit Anggaran Negara

5 hari lalu

Bansos Jokowi Disinyalir Bakal Sebabkan Defisit Anggaran Negara

Perpanjangan bansos yang disalurkan olehJokowi, diprediksi akan menaikkan defisit anggaran negara

Baca Selengkapnya

Prabowo Diprediksi Kurangi Anggaran Infrastruktur hingga Bansos demi Jalankan IKN dan Makan Gratis

6 hari lalu

Prabowo Diprediksi Kurangi Anggaran Infrastruktur hingga Bansos demi Jalankan IKN dan Makan Gratis

Ada dua alasan jika pemerintah berkeras melanjutkan proyek warisan Jokowi sekaligus menjalankan janji politik Prabowo.

Baca Selengkapnya

Bank Dunia Wanti-wanti Perpanjangan Bansos Bakal Naikkan Defisit Anggaran, Begini Perhitungannya

6 hari lalu

Bank Dunia Wanti-wanti Perpanjangan Bansos Bakal Naikkan Defisit Anggaran, Begini Perhitungannya

Bank Dunia memprediksi perpanjangan bansos yang dilakukan pemerintah diperkirakan akan mendorong defisit fiskal menjadi 2,5 persen dari PDB hingga akhir 2024.

Baca Selengkapnya

Thomas Djiwandono Jamin Prabowo Tidak Akan Naikkan Rasio Utang Hingga 50 Persen

7 hari lalu

Thomas Djiwandono Jamin Prabowo Tidak Akan Naikkan Rasio Utang Hingga 50 Persen

Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Pemerintahan Prabowo - Gibran memastikan Prabowo tidak akan menaikan rasio utang hingga 50 persen dari PDB.

Baca Selengkapnya