Cerita Warga Kampung Nelayan Tambak Lorok Habiskan Puluhan Juta Rupiah demi Selamatkan Rumah dari Rob
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 18 Juni 2024 18:20 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2024/06/18/id_1311222/1311222_720.jpg)
“Kami harap pembangunan tanggul laut tahap II bisa membuat wilayah kami aman dari abrasi dan air rob,” kata dia. Selain itu, bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kalaupun nanti dijadikan kampung bahari, kami harap bisa menambah pendapatan ekonomi warga.”
Dari pantauan Tempo pada Selasa siang, 18 Juni 2024, ketinggian rumah warga di Kampung Nelayan Tambak Lorok memang bervariasi. Ada yang menjulang ke atas dengan desain dua lantai. Ada pula yang hanya diurug sehingga rumah tampak rendah. Ada pula rumah yang rusak dan ditinggalkan penghuninya karena tidak bisa melawan kiriman air dari laut.
Situasi itu pun membuat seorang warga bernama Zazid berseloroh bahwa rumah warga di kampunya merupakan rumah sopan. “Kalau masuk, harus menunduk. Kalau nggak menunduk, kejedug,” tutur Zazid diiringi tawa. Pria yang tinggal di Tambak Lorok sejak 1991 itu mengaku sudah empat kali meninggikan lantai dasar rumahnya. Perbaikan terakhir, ia lakukan pada 2023 lalu dengan menghabiskan sekitar Rp 50 juta.
Tanggul laut tahap II di Tambak Lorok ditargetkan rampung pada Agustus 2024. Presiden Jokowi berujar tanggul yang dibangun sepanjang 3,6 kilmeter itu bisa menahan rob hingga 30 tahun. Hal ini ia sampaikan usai meninjau proyek pada Senin, 17 Juni 2024.
Namun di sisi lain, Jokowi berujar, efektivitas tanggul laut menangkal banjir dan rob belum bisa diketahui. Sebab, proyek pembangunannya belum selesai. "Nanti kalau sudah rampung, baru kelihatan," kata Jokowi.
Lebih lanjut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan kementeriannya juga akan membangun dua kolam retensi atau kolam penampungan seluas 8 hektare dan 12 hektare untuk mengatasi rob. Proyek ini juga mencakup pembangunan rumah pompa dengan kapasitas 3x500 liter per detik.
"Ada tiga pompa, 3x500 liter per detik. Dua dioperasikan, satu untuk cadangan," kata Basuki. "Dengan demikian, bisa kita atasi rob."
Pilihan Editor: Banjir Rob Pesisir Semarang 3 Hari Terakhir, Tanggul Satu Meter Tak Ada Artinya