Protes Sikap PBNU Terima Izin Pertambangan, FNKSDA: Banyak Nahdliyin jadi Korban Tambang

Senin, 10 Juni 2024 09:57 WIB

Pemerintah akan Serahkan Izin Tambang Bekas Lahan Grup Bakrie ke PBNU

TEMPO.CO, Jakarta - Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA), organisasi advokasi di lingkaran Nahdlatul Ulama (NU), menilai sikap Pengurus Besar NU (PBNU) yang menyambut hangat konsesi tambang ahistoris dan patut dicurigai. Sebab, mereka menyebut banyak nahdliyin di akar rumput justru menjadi korban bisnis tambang.

“Sikap PBNU yang menyambut hangat aturan yang mengizinkan organisasi keagamaan mengelola tambang tentu ahistoris dan patut dicurigai,” tulis FNKSDA dalam siaran persnya, Ahad, 9 Juni 2024.

Bila PBNU menghendaki kemandirian ekonomi organisasi melalui bisnis tambang, FNKSDA menilai itu tidak akan berarti tanpa diiringi dengan kemandirian jamaahnya, yakni warga nahdliyin yang sebagian besar merupakan para petani kecil, petani tunakisma, dan buruh upahan. Kelompok ini biasa disebut dengan kaum mustadl’afiin. “Cita-cita kemandirian NU secara jam’iyah harus dibarengi dengan secara jamaah,” tulis FNKSDA.

Di banyak tempat, FNKSDA menyatakan korban yang menanggung akibat kerusakan lingkungan akibat pertambangan bukan elite PBNU, melainkan rakyat di wilayah pertambangan yang mayoritas merupakan warga nahdliyin. Mereka mencontohkan peristiwa di Tumpang Pitu, Kendeng, Wadas, hingga Trenggalek.

"Mereka selama ini mesti menghadapi destruktifnya industri pertambangan sendirian, tanpa kehadiran PBNU, organisasi keagamaan yang selama ini mereka bangga-banggakan dan elu-elukan petuah serta keberpihakannya,” tulis FNKSDA.

Advertising
Advertising

Padahal, tulis FNKSDA, selama ini yang berperan secara dominan dalam membesarkan NU sebagai sebuah jam’iyah adalah para kiai dan ustaz kampung, ibu nyai pengurus majelis taklim, guru madrasah, imam musala dan segenap warga Nahdliyin akar rumput yang bahkan jadi korban tambang. Sebagian besar dari mereka, tulis FNKSDA, adalah petani dan kelas pekerja.

Karena itu, FNKSDA menilai pernyataan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf yang menyebut NU membutuhkan pertambangan sebagai salah satu sumber pemasukan tak bisa dipercaya secara mentah-mentah. Mereka justru memandang pernyataan pria yang akrab disapa Gus Yahya itu salah kaprah. Sebab, menurut FNKSDA, PBNU telah mengharamkan bisnis tambang melalui muktamar di Jombang pada 2015.

Pilihan Editor: PP Muhammadiyah Akan Tarik Seluruh Dananya dari BSI, Ini Respons BSI

Berita terkait

Terpopuler: Said Aqil soal Konsesi Tambang untuk Ormas, Gaji dan Tunjangan Kapolda Sumbar

1 hari lalu

Terpopuler: Said Aqil soal Konsesi Tambang untuk Ormas, Gaji dan Tunjangan Kapolda Sumbar

Berita terpopuler bisnis pada Selasa, 2 Juli 2024, dimulai dari pernyataan Said Aqil Siradj soal ormas keagamaan yang mendapatkan konsesi tambang.

Baca Selengkapnya

Kata PBNU dan Menko PMK Soal Pemberantasan Judi Online

1 hari lalu

Kata PBNU dan Menko PMK Soal Pemberantasan Judi Online

Tokoh-tokoh keagamaan akan dilibatkan dalam pemberantasan judi online.

Baca Selengkapnya

Bahas Konsesi Tambang Ormas Keagamaan, LPOI Siap Inisiasi Pertemuan dengan Presiden

1 hari lalu

Bahas Konsesi Tambang Ormas Keagamaan, LPOI Siap Inisiasi Pertemuan dengan Presiden

LPOI siap mefasilitasi ormas-ormas yang tergabung dalam LPOI untuk membahas konsesi tambang bersama Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Said Aqil Samakan Konsesi Tambang untuk Ormas dengan Pembagian Harta Rampasan Perang

1 hari lalu

Said Aqil Samakan Konsesi Tambang untuk Ormas dengan Pembagian Harta Rampasan Perang

Eks Ketua PBNU, Said Aqil Siradj, menilai konsesi tambang untuk ormas keagamaan adalah harta rampasan perang atas upaya merebut kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti TI Indonesia: Aspek Antikorupsi dalam Korporasi Tambang Masih Lemah

2 hari lalu

Peneliti TI Indonesia: Aspek Antikorupsi dalam Korporasi Tambang Masih Lemah

Penelitian Transparency International Indonesia menemukan fakta bahwa membuktikan bahwa aspek antikorupsi dalam korporasi tambang masih lemah.

Baca Selengkapnya

Permintaan Dunia Meningkat, Harga Komoditas Tembaga hingga Seng Naik

3 hari lalu

Permintaan Dunia Meningkat, Harga Komoditas Tembaga hingga Seng Naik

Harga Patokan Ekspor (HPE) komoditas tambang seperti konsentrat tembaga, konsentrat timbal, dan konsentrat seng naik.

Baca Selengkapnya

PT Freeport Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Central Services - Designer, Dibuka hingga 6 Juli Mendatang

3 hari lalu

PT Freeport Indonesia Buka Lowongan Kerja untuk Central Services - Designer, Dibuka hingga 6 Juli Mendatang

PT Freeport Indonesia Mining menambang dan memproses bijih menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak.

Baca Selengkapnya

IUP Ormas Keagamaan : Muhammadiyah Belum Menolak, PBNU Lanjut Mengelola

5 hari lalu

IUP Ormas Keagamaan : Muhammadiyah Belum Menolak, PBNU Lanjut Mengelola

Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menyentil pihak-pihak yang menentang keputusan mereka untuk mengelola IUP ormas keagamaan

Baca Selengkapnya

Selain PBNU, Bahlil Janji Bagi Izin Pertambangan pada Ormas lain

6 hari lalu

Selain PBNU, Bahlil Janji Bagi Izin Pertambangan pada Ormas lain

Menteri Bahlil Lahadalia mengatakan izin usaha pertambangan (IUP) tak hanya diberikan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU.

Baca Selengkapnya

Diskusi Green Islam PPIM UIN Jakarta: Terjadi Degradasi dan Desakralisasi Alam

6 hari lalu

Diskusi Green Islam PPIM UIN Jakarta: Terjadi Degradasi dan Desakralisasi Alam

Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengumpulkan para pakar keagamaan dan lingkungan.

Baca Selengkapnya