Moeldoko Dukung Penuh Tapera, Sampai Meyakini Tak Berakhir Seperti Kasus Korupsi Asabri

Senin, 3 Juni 2024 16:48 WIB

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditemui di Gedung KSP, Istana Kepresidenen Jakarta, Senin, 1 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberlakukan iuran wajib Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) Tapera melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020 pada 20 Mei 2024.

Pada peraturan tersebut, gaji pegawai negeri dan karyawan swasta gaji akan dipotong 3 persen untuk simpanan Tapera. Dengan besaran pemotongan gaji untuk pekerja sebesar 2,5 persen, sedangkan pemberi kerja sebesar 0,5 persen. Meskipun aturan baru ini banyak ditentang publik, tetapi Moeldoko sangat mendukungnya dengan mengungkapkan beberapa fakta.

Pelaksanaan Tapera Tidak akan Ditunda

Pemerintahan Jokowi tidak akan menunda aturan tentang Tapera. Menurut Moeldoko, pertentangan yang muncul di publik terkait Tapera karena kurang sosialisasi.

“Kesimpulan saya bahwa Tapera ini tidak akan ditunda, wong memang belum dijalankan. Sejak ada perubahan Bapertarum ke Tapera, ada kekosongan dari 2020 ke 2024. Tidak ada sama sekali iuran, karena memang Tapera belum berjalan,” ujar Moeldoko, pada 31 Mei 2024.

Advertising
Advertising

Tak ada Hubungan dengan APBN dan Makan Siang Gratis

Moeldoko memastikan Tapera tidak berhubungan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) karena tidak akan dimasukkan ke kas negara untuk program pemerintah.

“Tapera ini tidak ada hubungannya dengan APBN, tidak ada upaya pemerintah untuk membiayai makan siang gratis, apalagi untuk IKN. Semuanya sudah ada anggarannya,” jelasnya, pada 31 Mei 2024.

Menurut Moeldoko, pemerintah akan kebutuhan mendasar masyarakat, yaitu sandang, pangan, dan papan. Pemerintah memberlakukan Tapera lantaran rata-rata kenaikan harga rumah sekitar 5 persen per tahun.

“Nah, Tapera berkaitan dengan papan ini dan itu tugas konstitusi, karena ada undang-undangnya,” tutur Moeldoko.

Tidak Berujung sama dengan Kasus Asabri

Moeldoko menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir tentang Tapera lantaran pembahasannya masih panjang.

"Kita masih ada waktu sampai 2027 jadi ada kesempatan untuk konsultasi, enggak usah khawatir," ungkapnya, pada 31 Mei 2024.

Moeldoko mengaku paham terhadap rasa khawatir masyarakat lantaran dirinya juga sempat khawatir. Ia khawatir ketika pemerintah membentuk Perusahaan Umum Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Perum Asabri) bidang asuransi sosial dan pembayaran pensiun khusus. Ia yakin komite Tapera akan membuat pengelolaan dana transparan dan akuntabel. Pasalnya, ketika menjadi Panglima TNI, ia tidak menyentuh sedikit uang yang dikumpulkan anggotanya.

“Nah ini saya ingin sampaikan kepada teman-teman, jangan sampai terjadi seperti Asabri," jelasnya.

Tanggapan terhadap Backlog

Moeldoko mengatakan, Tapera menjadi tanggapan permasalahan backlog yang melanda 9,9 juta penduduk Indonesia.

"Ada problem backlog yang dihadapi pemerintah sampai saat ini, ada 9,9 juta masyarakat Indonesia yang belum memiliki rumah. Ini data BPS ya, bukan ngarang," terang Moeldoko, pada 31 Mei 2024, seperti diberitakan Antara.

Permasalahan backlog dipicu dari interval kenaikan gaji pekerja yang tidak seimbang dengan tingkat inflasi sektor perumahan di Indonesia. Menurut Moeldoko, pemerintah memberikan tanggapan atas permasalahan tersebut dengan menghadirkan Tapera.

RACHEL FARAHDIBA R | DANIEL A. FAJRI | AISYAH AMIRA WAKANG

Pilihan Editor: Moeldoko Sebut Tapera Tidak akan Ditunda, Ini Kritik Mahfud Md: Hitungan Matematisnya Tidak Masuk Akal

Berita terkait

Sejarah Family Office di Dunia, Ada Hartono Bersaudara yang Kelola Aset Ratusan Triliun

6 menit lalu

Sejarah Family Office di Dunia, Ada Hartono Bersaudara yang Kelola Aset Ratusan Triliun

Melansir laman SWF Institute, Hartono Family Office yang memiki kantor keluarga yang berlokasi di Jakarta. Seperti apa rinciannya?

Baca Selengkapnya

25 Juta Penduduk Indonesia Hidup Miskin, BPS: Terbanyak di Jawa dan Sumatera

1 jam lalu

25 Juta Penduduk Indonesia Hidup Miskin, BPS: Terbanyak di Jawa dan Sumatera

BPS Mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2024 sebanyak 25,22 juta orang. Jumlah terbanyak di Jawa dan Sumatera.

Baca Selengkapnya

Deflasi Juni Mencapai 0,08 Persen, BPS Beberkan Pemicunya

1 jam lalu

Deflasi Juni Mencapai 0,08 Persen, BPS Beberkan Pemicunya

BPS mencatat perekonomian Indonesia pada Juni 2024 mengalami deflasi 0,08 persen dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Bilang Belum Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilgub Jakarta

2 jam lalu

Sandiaga Bilang Belum Ada Cawe-cawe Jokowi di Pilgub Jakarta

Jokowi disebut-sebut menawarkan Kaesang Pangarep untuk bertarung di pilgub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Prabowo Telah Jalani Operasi Besar, Ini Fakta-faktanya

3 jam lalu

Prabowo Telah Jalani Operasi Besar, Ini Fakta-faktanya

Presiden terpilih Prabowo Subianto mengungkapkan dirinya telah menjalani operasi besar. Operasi apa, sakit apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Bakal Bentuk Tim Family Office, Target Kelola Dana hingga Rp 8 Ribu Triliun

3 jam lalu

Jokowi Bakal Bentuk Tim Family Office, Target Kelola Dana hingga Rp 8 Ribu Triliun

Pemerintah Jokowi meyakini ada daya tarik tersendiri dari pengelolaan dana berbasis keluarga ini di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta PDN Diaudit, Begini Deretan Respons Anak Buahnya

3 jam lalu

Jokowi Minta PDN Diaudit, Begini Deretan Respons Anak Buahnya

Presiden Jokowi meminta BPKP untuk mengaudit tata kelola PDN.

Baca Selengkapnya

HUT Bhayangkara ke-79, Jokowi Minta Polri Layani Masyarakat Sepenuh Hati

4 jam lalu

HUT Bhayangkara ke-79, Jokowi Minta Polri Layani Masyarakat Sepenuh Hati

Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Prabowo diundang menghadiri puncak Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 di Lapangan Monas.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Rumah Pensiun Jokowi Segera Dibangun di Colomadu Seluas 12 Ribu Meter Persegi

4 jam lalu

Fakta-fakta Rumah Pensiun Jokowi Segera Dibangun di Colomadu Seluas 12 Ribu Meter Persegi

Rumah pensiun Jokowi Seluas 12 ribu meter persegi siap dibangun di Jalan Adi Sucipto, Desa Blulukan, Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Kata Sandiaga dan Luhut soal Potensi Family Office di Indonesia

4 jam lalu

Kata Sandiaga dan Luhut soal Potensi Family Office di Indonesia

Presiden Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri dan kepala lembaga untuk membahas potensi family office. Apa kata Sandiaga dan Luhut terkait hal itu?

Baca Selengkapnya