Deputi Gubernur Senior BI Beberkan Alasan Perlu Waspadai Penguatan Dolar AS
Reporter
Annisa Febiola
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 3 Juni 2024 14:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) periode 2019-2024, Destry Damayanti mengingatkan bahwa Indonesia harus mewaspadai penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah atau disebut DXY.
"DXY terus mengalami peningkatan dan di lain pihak menyebabkan Asia dolar, termasuk rupiah mengalami tekanan. Ini hampir terjadi di seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah di tengah suku bunga high for longer," kata dia dalam paparannya saat mengikuti fit and proper test sebagai kandidat Deputi Gubernur Senior BI periode 2024-2029.
Berdasarkan pantauan melalui aplikasi RTI pukul 13.00, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat pada level Rp 16.221 atau melemah 0,12 persen. Destry tak menampik bahwa nilai rupiah memang mengalami pelemahan.
"Memang Indonesia year-to-date (ytd) mengalami pelemahan hingga 3,86 persen. Namun dibanding regional, depresiasi yang terjadi di rupiah jauh lebih manageable dibandingkan dengan negara-negara lainnya," tuturnya.
Ia lantas mencontohkan won Korea yang mengalami pelemahan sebesar 5,43 persen, baht Thailand melemah 6,08 persen. Sementara itu, mata uang Turki melemah 9,19 persen.
"Walaupun pencapaian ekonomi kita relatif solid, kita tidak boleh terlena dengan pencapaian ekonomi saat ini. Tantangan volatility, uncertainty, complexity and ambiguity (VUCA) itu masih ada, baik dari global maupun domestik," kata dia.
Destry menuturkan, semua tantangan tersebut menjadi konsideran utama bagi BI dalam merumuskan kebijakannya. Terlebih lagi berdasarkan Undang Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, BI memiliki tiga tujuan utama.
"Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, memelihara stabilitas sistem pembayaran dan turut menjaga stabilitas sistem keuangan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan."
Pilihan Editor: Hari Ini Rupiah Diproyeksikan Menguat hingga Rp 16.210 per Dolar AS