Perusahaan HTI PT Mayawana Persada Diduga Sebabkan Deforestasi Besar di Ketapang, Kalimantan Barat

Reporter

Ilona Estherina

Editor

Aisha Shaidra

Sabtu, 1 Juni 2024 15:56 WIB

Lokasi konsesi Mayawana di Kabupaten Ketapang. Dok: Depati Project - SIEJ

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perusahaan hutan tanaman industri (HTI) diduga menjadi penyebab deforestasi puluhan ribu hektare hutan di Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara, Kalimantan Barat. Hal ini terungkap dari penelusuran kolaboratif enam media yang tergabung dalam Depati Project, The Society of Indonesian Environmental Journalists atau SIEJ.

Berdasarkan siaran Pers yang dipublikasi 31 Mei 2024, disebutkan hutan alam seluas 33.000 hektare atau separuh ukuran Singapura yang penuh hewan endemik seperti Orangutan, Burung Rangkong, Beruang Madu dan lainnya juga merupakan kawasan gambut dilindungi, dibabat untuk ambisi usaha Hutan Tanaman Industri milik PT Mayawana Persada.

Arif Nugroho, Jurnalis Pontianak Post yang juga terlibat dalam penelusuran tersebut melihat langsung praktik pembukaan hutan yang dilakukan secara ugal-ugalan oleh Mayawana Persada. “Praktik kotor itu tidak hanya mengubah bentang alam hutan menjadi tanaman monokultur, tapi juga mengakibatkan hilangnya ruang hidup dan tanah ulayat adat,” ujarnya dikutip dari siaran pers, 31 Mei 2024.

Kawasan lindung gambut di Kalimantan Barat juga terancam praktik deforestasi ini. Gambut, sebagai ekosistem yang penting dalam menjaga keseimbangan ekologi dan mengurangi emisi gas rumah kaca, kini terancam rusak parah akibat dari eksploitasi yang tidak bertanggung jawab.

Koresponden CNN Indonesia TV Miftah Faridl mengatakan negara dalam hal ini pemerintah, seperti memfasilitasi sebuah entitas bisnis, menjagal hutan alam habitat orangutan sekaligus ruang hidup masyarakat. Berapapun nilai investasi yang didapat menurut dia tidak akan sebanding dengan hancurnya ekosistem ini, apalagi sekaligus membunuh kebudayaan masyarakat adat Dayak. “Belum lagi ancaman bencana ekologi akibat praktik rakus dengan membabat hutan ini,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Koalisi Masyarakat Sipil bersama perwakilan masyarakat adat Kualan, Ketapang, Kalimantan Barat sempat melaporkan PT. Mayawana Persada ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Jakarta, pada 29 April 2024. Koalisi terdiri dari organisasi Satya Bumi, Wahana Lingkungan (WALHI) Eknas, WALHI Kalimantan Barat (Kalbar), Satya Bumi, Link-Ar Borneo, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalbar, AMAN Ketapang Utara, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pontianak, Greenpeace Indonesia, Forest Watch Indonesia, Pantau Gambut dan Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK).

Mereka mendesak KLHK untuk mencabut izin PT Mayawana Persada lantaran deforestasi yang dilakukan hingga seluas 35 ribu hektar dari total konsesi 136.710 hektar sejak 2016. PT Mayawana Persada dilaporkan melanggar pasal 1 angka 16 UU Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atas perusakan lingkungan yang terdiri dari; perusakan gambut lindung hingga habitat orangutan.

Tempo mencoba menghubungi pihak Humas PT Mayawana Persada, Ardianto Santoso terkait dugaan deforestasi yang dilakukan perusahaan, namun hingga berita ini ditulis Ardianto tidak merespons.

Berita terkait

Siti Nurbaya Jabarkan Laju Deforestasi Indonesia di Oslo Tropical Forest Forum 2024

2 hari lalu

Siti Nurbaya Jabarkan Laju Deforestasi Indonesia di Oslo Tropical Forest Forum 2024

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu menyebut bahwa laju deforestasi di Indonesia 2022 dan 2023 hanya 0,13 juta hektar per tahun.

Baca Selengkapnya

Petani Kecil Dibuatkan Panduan Bebas Deforestasi untuk Tembus Pasar Global

5 hari lalu

Petani Kecil Dibuatkan Panduan Bebas Deforestasi untuk Tembus Pasar Global

Panduan dibuat Greenpeace dkk. Telah lewati serangkaian uji coba lapangan bersama petani kecil di Kalimantan Barat selama 4 tahun.

Baca Selengkapnya

Walhi Prediksi Deforestasi Meningkat di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Indikatornya

18 hari lalu

Walhi Prediksi Deforestasi Meningkat di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Indikatornya

Komitmen Prabowo-Gibran untuk melanjutkan food estate dan hilirisasi nikel juga menjadi indikator bahwa laju deforestasi bakal meningkat.

Baca Selengkapnya

Kepala Otorita IKN Mundur Diganti Plt, Begini Problem Lingkungan yang Harus Dihadapi

25 hari lalu

Kepala Otorita IKN Mundur Diganti Plt, Begini Problem Lingkungan yang Harus Dihadapi

IKN disebut akan berdampak serius terhadap penghancuran ekosistem regional Kalimantan yang saat ini sudah terancam industri sawit, tambang, HTI.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana

28 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menteri Iklim Norwegia di Istana

Indonesia dan Norwegia sebelumnya bekerja sama lewat pendanaan berdasarkan kontribusi untuk pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan (REDD+).

Baca Selengkapnya

Aktivitas PT Mayawana Persada Diduga Sebabkan Deforestasi dan Penggusuran Tanah Adat

28 hari lalu

Aktivitas PT Mayawana Persada Diduga Sebabkan Deforestasi dan Penggusuran Tanah Adat

PT Mayawana Persada diduga melakukan aktivitas yang menyebabkan deforestasi sekaligus penggusuran tanah adat masyarakat di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Di Forum PBB, KLHK Menyampaikan Deforestasi Indonesia Turun Signifikan

51 hari lalu

Di Forum PBB, KLHK Menyampaikan Deforestasi Indonesia Turun Signifikan

Dalam forum PBB di New York, KLHK menyampaikan deforestasi netto Indonesia 2021-2022 sebesar 104 ribu ha, turun dari 113,5 ribu ha pada 2020-2021.

Baca Selengkapnya

Modus Penyelewengan Dana BOS

58 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

59 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

27 April 2024

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya