Jumlah Penumpang Indonesia AirAsia Sepanjang 2023 Mencapai 6,18 Juta, Melonjak 90, 27 Persen
Reporter
Joniansyah
Editor
Martha Warta Silaban
Rabu, 29 Mei 2024 06:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Indonesia Air Asia mencatat kenaikan jumlah penumpang cukup signifikan sepanjang tahun 2023.
Peningkatan jumlah penumpang hingga 90,27 persen mencapai 6,18 juta penumpang dari 3,24 juta penumpang di tahun 2022. "Pulih dari pandemi COVID-19, seluruh industri penerbangan tanah air pun mulai menggeliat bangkit dari keterpurukan begitu juga dengan Indonesia Air Asia," ujar Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine Sinaga dalam keterangan tertulis, Rabu 29 Mei 2024.
Lonjakan jumlah penumpang, kata Veranita, diikuti dengan tingkat keterisian penumpang (load factor) yang meningkat 85 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 79 persen.
Ia menambahkan per April 2024, Indonesia AirAsia juga telah melayani 33 rute, termasuk 12 rute domestik dan 21 rute internasional yang mencakup rute di kawasan ASEAN maupun Australia.
"Sehingga membantu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan konektivitas perjalanan udara dan mempermudah penumpang untuk bepergian ke berbagai destinasi dengan harga yang terjangkau," kata dia.
Tren positif dari sisi pendapatan juga dibukukan maskapai berbiaya hemat terbaik dunia versi Skytrax. Indonesia AirAsia, telah mencatatkan realisasi peningkatan pendapatan sebesar 75,24 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 6,62 triliun pada periode tahunan keuangan penuh yang berakhir pada 31 Desember 2023.
"PT AirAsia Indonesia Tbk. (AAID/CMPP) yang mencatatkan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan sepanjang tahun 2023 dan membuktikan mengalami pertumbuhan jika dibandingkan tahun 2022,” tutur dia.
Peningkatan ini, ujar dia, didukung dengan 24 pesawat yang beroperasi selama tahun 2023. Berdasarkan laporan aset AAID/CMPP di tahun 2023 tercatat sebesar Rp 6,12 triliun, tumbuh 14,17 persen, sementara liabilitas AAID/CMPP mencapai Rp 14,02 triliun, naik 15,17 persen year-on-year (yoy).
Selanjutnya baca: Penambahan jumlah pesawat untuk memenuhi naiknya permintaan<!--more-->
Secara operasional di tahun 2023, AAID/CMPP mengalami kerugian sebesar Rp 702,62 miliar atau mencapai total kerugian Rp 1,08 triliun, setelah ditambah dengan beban keuangan dan pajak yang dicatatkan perusahaan.
Beban usaha tercatat sebesar Rp 7,33 triliun di tahun 2023, meningkat sebesar Rp 2,23 triliun, atau 43,79 persen dari tahun 2022 sebesar Rp 5,10 triliun. Peningkatan beban usaha terutama disebabkan naiknya biaya bahan bakar seiring dengan peningkatan harga avtur dan depresiasi nilai tukar rupiah.
"Penambahan jumlah pesawat terbang untuk memenuhi naiknya permintaan juga berpengaruh terhadap kenaikan penggunaan bahan bakar," kata dia.
Selama tahun 2023, Indonesia AirAsia menorehkan beberapa prestasi diantaranya memenangkan Maskapai Penerbangan Berbiaya Hemat Terbaik Dunia untuk ke-14 kalinya secara berturut-turut di Skytrax; Indonesia AirAsia bersama Toba Tenun, BPODT, dan In Journey meluncurkan livery pesawat bertemakan Danau Toba; serta memperluas konektivitas di ASEAN dan Australia dengan membuka rute Jakarta-Phnom Penh, Jakarta-Ho Chi Minh, Jakarta-Kuching dan Jakarta-Perth.
Pilihan Editor: Pendapatan Indonesia AirAsia Melonjak jadi Rp 6,62 Triliun, Apa Saja Komponen Pendorongnya?