Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Editor

Nurhadi

Kamis, 18 April 2024 13:29 WIB

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI

TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Hal ini lantaran ketegangan di kawasan Timur Tengah itu dipastikan bakal berdampak negatif terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia. Apa kata mereka?

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra

Ariston Tjendra mengatakan konflik di Timur Tengah, terutama serangan balasan Iran yang langsung ke Israel, menaikkan ketegangan di wilayah tersebut. Kondisi ini, menurut dia, mengundang kekhawatiran pasar akan munculnya perang baru. Perang, kata dia, berpotensi menyebabkan gangguan suplai, meningkatkan inflasi, serta memicu perlambatan ekonomi global.

“Sehingga, pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman. Hal ini juga memicu penguatan dolar Amerika Serikat dan harga emas sebagai aset aman,” ujarnya saat dihubungi pada Selasa, 16 April 2024. .

Analis intelijen, pertahanan, dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro

Advertising
Advertising

Ngasiman Djoyonegoro memprediksi aksi saling serang Iran dan Israel bakal berdampak secara ekonomi dan politik dalam negeri. Hal itu diungkapkannya saat merespons serangan udara Iran ke Israel pada Sabtu, 13 April 2024, sebagai upaya pembalasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, di awal April lalu.

“Serangan ini terjadi di wilayah jalur perdagangan dunia. Jantung ekonomi global pasti akan terganggu,” kata Simon, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, dikutip Antara, Senin, 15 April 2023.

Bila wilayah Terusan Suez terganggu, kata dia, distribusi komoditas energi dan pangan dunia juga terganggu, Misalnya, minyak bumi, gandum, dan pasokan global bahan pangan lainnya. Penguatan nilai dolar terhadap rupiah saat ini, baru indikasi awalnya. Indonesia, menurutnya, kudu berisap untuk menghadapi dampak berikutnya.

“Seperti harga minyak naik, sejumlah harga pangan berbasis gandum bakal naik, dan seterusnya. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita harus dipersiapkan secara layak untuk menyesuaikan dengan situasi ini,” katanya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu

Elka Pangestu meramal defisit APBN bisa lebih besar alias boncos hingga rantai pasok akan terganggu jika ketegangan antara Iran dan Israel berlanjut. Eks Menteri Perdagangan Indonesia periode 2004-2011 ini mengatakan bila Israel membalas serangan Iran, maka perekonomian global akan terganggu, juga Indonesia.

“Untuk Indonesia apa pengaruhnya? Rantai pasok melalui Suez kanal akan mengalami gangguan, sehingga ada gangguan terhadap input kita, apakah itu minyak, gandum maupun produk dari Eropa yang lainnya,” ujarnya dalam Diskusi Perkumpulan Alumni Eisenhower Fellowships Indonesia, Senin, 15 Februari 2024.

Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEI) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky

Teuku Riefky memprediksi akan terjadi penyesuaian subsidi bahan bakar minyak atau BBM dalam negeri akibat pecahnya konflik Iran-Israel. “Kalau konfliknya cukup besar maka beban subsidi akan makin besar, dan mungkin perlu adanya tambahan atau penyesuaian lebih lanjut dari subsidi BBM,” kata Riekfy kepada Antara di Jakarta, Senin, 15, Februari 2024.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede

Josua Pardede berpendapat bahwa perang Iran-Israel bisa membuat depresiasi rupiah berlanjut. Imbas lainnya adalah kenaikan inflasi global akibat peningkatan harga minyak. “Negara-negara pengimpor minyak seperti Indonesia dapat mengalami peningkatan tekanan inflasi impor,” ujarnya.

Selain itu, melemahnya ekonomi global juga akan berdampak negatif pada kinerja ekspor dalam negeri. Walhasil, surplus neraca perdagangan Indonesia yang belakangan terus menipis dapat dengan cepat berubah menjadi defisit. Hal ini akan memicu pelebaran defisit transaksi berjalan dan memberikan tekanan

RIANI SANUSI PUTRI | KORAN TEMPO | ANTARA

Pilihan Editor: Sikapi Konflik Iran-Israel, Indonesia Dorong Deeskalasi Konflik

Berita terkait

Kedubes Iran Berterima Kasih atas Belasungkawa Indonesia Usai Wafatnya Ebrahim Raisi

48 menit lalu

Kedubes Iran Berterima Kasih atas Belasungkawa Indonesia Usai Wafatnya Ebrahim Raisi

Kedubes Iran menyampaikan ucapan terima kasih atas belasungkawa dari pemerintah dan masyarakat Indonesia usai wafatnya Presiden Ebrahim Raisi.

Baca Selengkapnya

Iran Jadwalkan Pilpres pada 28 Juni setelah Kematian Presiden Ebrahim Raisi

2 jam lalu

Iran Jadwalkan Pilpres pada 28 Juni setelah Kematian Presiden Ebrahim Raisi

Iran akan mengadakan pilpres pada 28 Juni 2024 untuk menggantikan Presiden Ebrahim Raisi, yang tewas dalam kecelakaan helikopter.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Minta Bantuan AS hingga 5 Target Penangkapan ICC

3 jam lalu

Top 3 Dunia: Iran Minta Bantuan AS hingga 5 Target Penangkapan ICC

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 21 Mei 2024 diawali klaim AS soal permintaan bantuan Iran, setelah helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi jatuh

Baca Selengkapnya

DBS Proyeksikan Perekonomian Indonesia Tumbuh 5 Persen di Tahun Ini

13 jam lalu

DBS Proyeksikan Perekonomian Indonesia Tumbuh 5 Persen di Tahun Ini

PT Bank DBS Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada di kisaran 5 persen secara tahunan atau year on year.

Baca Selengkapnya

Prosesi Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi Digelar di Tabriz

15 jam lalu

Prosesi Pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi Digelar di Tabriz

Prosesi pemakaman Presiden Iran Ebrahim Raisi telah dimulai di kota Tabriz pada Selasa pagi.

Baca Selengkapnya

RUPS Tahunan, Tempo Inti Media Raih Pendapatan Rp 216,8 Miliar pada 2023

18 jam lalu

RUPS Tahunan, Tempo Inti Media Raih Pendapatan Rp 216,8 Miliar pada 2023

PT Tempo Inti Media Tbk. (TMPO) membalikkan kerugian senilai Rp 1,17 miliar yang dialami pada 2022 menjadi laba senilai Rp 1,512 miliar di tahun 2023

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum Internasional UI Prediksi Iran akan Tetap Dukung Hamas setelah Ebrahim Raisi Wafat

18 jam lalu

Guru Besar Hukum Internasional UI Prediksi Iran akan Tetap Dukung Hamas setelah Ebrahim Raisi Wafat

Hikmahanto Juwana optimis Iran akan tetap mendukung Hamas pasca-wafatnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter

Baca Selengkapnya

Indonesia Perlu Waspada Tiga Hal Ini Jika Donald Trump Menang Pilpres AS

20 jam lalu

Indonesia Perlu Waspada Tiga Hal Ini Jika Donald Trump Menang Pilpres AS

Mantan dubes AS untuk RI menilai ada tiga hal yang Indonesia perlu waspadai jika Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika untuk kedua kalinya.

Baca Selengkapnya

The Arrival of Starlink in Indonesia Market

21 jam lalu

The Arrival of Starlink in Indonesia Market

The inauguration ceremony in Bali attended by Elon Musk marks Starlink's entry into the Indonesia market.

Baca Selengkapnya

Jarang Terjadi, AS Sebut Iran Sempat Minta Bantuannya setelah Helikopter Ebrahim Raisi Jatuh

1 hari lalu

Jarang Terjadi, AS Sebut Iran Sempat Minta Bantuannya setelah Helikopter Ebrahim Raisi Jatuh

Amerika Serikat mengaku tidak bisa memberi bantuan kepada Iran saat helikopter yang membawa Ebrahim Raisi jatuh karena alasan logistik.

Baca Selengkapnya