PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Rabu, 20 Maret 2024 13:24 WIB

Porter mengangkut sekarung pakaian di pusat perbelanjaan Tanah Abang, Jakarta, Kamis 14 Maret 2024. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 7//2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) membeberkan dampak kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen. Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef, Abdul Manap Pulungan, menilai kenaikan PPN yang akan berlaku paling lambat 1 Januari 2025 ini berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi.

"Ketika kebijakan PPN ini diambil, secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena orang akan menahan konsumsi," ujar Abdul dalam diskusi publik secara virtual pada Rabu, 20 Maret 2024.

Ia menjelaskan kenaikan PPN akan mempengaruhi keputusan masyarakat terhadap pendapatan yang akan dibelanjakan. Khususnya, terjadi pada komponen nonmakanan seperti kelompok transportasi, komunikasi, serta restoran dan hotel.

Abdul menuturkan, pada 2022 dan 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah menurun dari 5,32 persen menjadi 5,05 persen. Hal yang sama, ujarnya, terjadi pada pertumbuhan PPN yang melambat pada 2023. Musababnya, kenaikan harga komoditas global yang mempengaruhi realisasi PPN dalam negeri.

Menurut Abdul, selama 2023 beberapa indikator daya beli memang menurun. Terutama dari konsumsi rumah tangga yang menurun dari 4,93 persen pada 2022 menjadi 4,82 persen pada 2023.

Advertising
Advertising

Penurunan yang tinggi juga terjadi di sektor transportasi dan komunikasi, serta restoran dan hotel. Pertumbuhan sektor transportasi pada anjlok dari 9,38 persen pada 2022 menjadi 7,59 persen pada 2023. Sedangkan pertumbuhan industri restoran dan hotel turun dari 5,58 persen pada 2022 menjadi 6,38 persen pada 2023.

Dengan demikian, Abdul mengatakan kenaikan PPN ini dikhawatirkan membuat masyarakat cenderung menahan diri untuk berwisata. Walhasil, kebijakan ini bakal menyebabkan konsumsi menurun di sektor-sektor yang bukan kebutuhan pokok.

Padahal konsumsi rumah tangga nonmakanan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Abdul menggarisbawahi, lebih dari 50 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia disusun oleh konsumsi rumah tangga.

Adapun kenaikan PPN menjadi 12 persen diatur dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Beleid ini mengamanahkan kenaikan pajak secara bertahap. Tetapi, Indef menekankan pemerintah juga harus melihat aspek kesiapan masyarakat. Terutama melihat bagaimana masyarakat sedang mendapatkan beban yang lebih lantaran kenaikan harga-harga pada beberapa bulan terakhir.

Pilihan Editor: Tolak PPN Naik jadi 12 Persen, PDIP: Seperti Menggebuk Kelas Menengah, PKS: Daya Beli Kian Terpuruk

Berita terkait

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

2 jam lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

1 hari lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

1 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

2 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

2 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

2 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya