Ekonom Sebut Harga Pangan Masih Pengaruhi Inflasi Periode Maret-April

Rabu, 20 Maret 2024 06:30 WIB

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar PSPT, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. BPS melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky memproyeksi inflasi pada periode Maret dan April 2024 sehubungan dengan harga pangan yang sampai sekarang masih tinggi.

"Tampaknya tekanan dari inflasi pangan masih ada walaupun tidak setinggi sebelumnya," kata Riefky saat saat dihubungi Tempo, Senin, 18 Maret 2024.

Riefky memperkirakan harga pangan akan mereda seiring dengan fenomena El Nino yang akan berakhir paling lambat pada Mei 2024. Meski perlahan harga akan turun, jelas Riefky, harga pangan tetap mempengaruhi inflasi.

Lebih lanjut, Riefky berpendapat solusi yang tepat dalam kondisi seperti ini adalah kebijakan yang menyasar harga dan stok komoditas pangan. "Dalam jangka pendek, yang mempengaruhi itu impor dan intervensi suplai," ujarnya.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa dari segi suku bunga relatif tak memberi pengaruh. Menurut Riefky, suku bunga biasanya berhubungan dengan intervensi dari sisi permintaan. "Jadi, tampaknya suku bunga acuan relatif tidak mempengaruhi," tuturnya.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Riefky juga menyebut kebijakan lain yang bisa menjadi solusi....

<!--more-->

Riefky juga menyebut kebijakan lain yang bisa menjadi solusi adalah bantuan langsung tunai atau BLT dan subsidi. Kedua kebijakan itu nantinya bisa menjaga daya beli masyarakat, terutama kelompok miskin dan rentan, tetap terjaga.

Tak sampai di situ, Riefky menjelaskan kebijakan jangka panjang yang mendorong ketahanan pangan juga dapat diterapkan. "Misalnya, industrialisasi lahan pertanian, program insentif dan subsidi untuk peningktan produktivitas, alih teknologi pertanian, dll," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menjelaskan alasan harga cabai di Indonesia sering kali melambung tinggi. Ia mengatakan sistem pertanian RI belum green house.

"Ada tapi belum banyak jadi bergantung pada cuaca. Kalau hujannya terus menerus lebat ya panennya gagal. Kalau panennya gagal suplai sedikit permintaan banyak harganya naik,” kata Zulhas, sapaannya, di ITC Mangga Besar pada Minggu, 17 Maret 2024.

SAVERO ARISTIA WIENANTO | DESTY LUTHFIANI

Pilihan Editor: Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Berita terkait

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

9 jam lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

1 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Kata Pengguna Layanan Starlink: Harga Lebih Irit, tapi Tak Cocok di Perkotaan, Kenapa?

2 hari lalu

Kata Pengguna Layanan Starlink: Harga Lebih Irit, tapi Tak Cocok di Perkotaan, Kenapa?

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan layanan koneksi Starlink lebih dibutuhkan di daerah yang terisolir dan minim jaringan internet.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

2 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

3 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

3 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

5 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

6 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

6 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya