BI Sebut Inflasi Pangan Saat Ini Lebih Tinggi dari Kenaikan Gaji ASN dan Pegawai, Apa Dampaknya?

Senin, 4 Maret 2024 21:48 WIB

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar PSPT, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. BPS melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Regional Bank Indonesia (BI) Arief Hartawan menyatakan perlunya menjaga inflasi pangan agar kenaikannya tidak melebihi 5 persen. Hal itu dikarenakan rata-rata pendapatan tetap masyarakat berada di kisaran 5 sampai 6 persen.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statisik (BPS), tingkat inflasi volatile food per Februari 2024 masih cenderung meningkat dan berada di level yang cukup tinggi.

BPS mencatat bahwa tingkat inflasi volatile food di bulan kedua 2024 ini mencapai 8,47 persen year on year (yoy). Menurut Arief, penyebab utama peningkatan itu disumbang oleh komoditas beras, cabai merah, dan telur ayam ras, serta dampak El Nino.

Arief mengungkapkan tingkat inflasi pangan 8,47 persen itu, kini lebih besar dari rata-rata penghasilan tetap aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai tetap, yang hanya mencapai 6,5 persen.

"Kalau kita bandingkan dengan kenaikan gaji pegawai ASN dan pegawai tetap, rata-rata hanya 6,5 persen dalam periode 2019 sampai 2024," katanya saat Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan, Senin, 4 Maret 2024.

Advertising
Advertising

Tak hanya itu, upah minimum regional atau UMR juga hanya mengalami kenaikan kurang dari 5 persen atau 4,9 persen dalam rata-rata lima tahun terakhir. Karena itu, ujarnya, tingkat inflasi pangan ini semestinya tidak melebihi rata-rata pendapatan pekerja dengan penghasilan tetap di Indonesia.

Selanjutnya: Apalagi, lanjut Arief, secara historis sejak tahun 2020 sampai 2023....

<!--more-->

Apalagi, lanjut Arief, secara historis sejak tahun 2020 sampai 2023, rata-rata inflasi pangan berada di angka 5,2 persen. "Jangan sampai kenaikan harga pangan ini menggerogoti kenaikan penghasilan mereka (pekerja)," ucapnya.

Arief juga menyebutkan alasan lain mengapa inflasi pangan perlu dijaga pada tingkat yang rendah dan stabil, yakni kurang dari 5 persen. Dia menuturkan, kelompok makanan memiliki bobot relatif besar pada komposisi pengeluaran masyarakat.

Selain itu, tingkat inflasi pangan perlu dijaga karena kestabilan harga pangan menjadi kunci keseimbangan sosial dan keamanan. "Target inflasi sekarang 2,5 persen plus minus 1 persen untuk indeks harga konsumen, makanya perlu dijaga," ucapnya.

Lebih lanjut, Arief juga menilai bahwa volatile food menjadi kebutuhan pokok harian kebanyakan masyarakat Indonesia. Ia mengatakan sepertiga dari nilai konsumsi untuk kelompok volatile food itu mencapai 33,7 persen Indeks Harga Konsumen.

"Bobotnya memang cukup besar pangsanya, ini perlu kita jaga dengan baik," katanya. Menurut dia, apabila pemerintah berhasil menjaga kestabilan pakannya, keamanan sosial dan keamanan nasional bakal terjaga.

Pilihan Editor: OC Kaligis dan Nasabah Lainnya Datangi Kantor Asuransi Jiwasraya, Desak Uang Mereka Dikembalikan

Berita terkait

Terkini Bisnis: Pengalaman Pengguna Layanan Starlink, BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum

7 jam lalu

Terkini Bisnis: Pengalaman Pengguna Layanan Starlink, BTN Persilakan Nasabah Tempuh Jalur Hukum

Starlink mulai menawarkan produknya ke masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Viral Kafe Bukanagara Coffe and Roastery Diisukan Tunggak Gaji Karyawan, Kafe Tetap Buka Seperti Biasa

14 jam lalu

Viral Kafe Bukanagara Coffe and Roastery Diisukan Tunggak Gaji Karyawan, Kafe Tetap Buka Seperti Biasa

Salah satu kafe artistik, Bukanagara Coffe and Roastery, belakangan jadi sorotan publik karena manajemennya diduga menunggak pembayaran gaji karyawan.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

1 hari lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Kapan Gaji ke-13 PNS Cair? Cek Tanggal dan Daftar Penerimanya

1 hari lalu

Kapan Gaji ke-13 PNS Cair? Cek Tanggal dan Daftar Penerimanya

Berikut ini jadwal pencairan gaji ke-13 bagi CPNS, PNS, PPPK, dan aparatur negara lainnya, termasuk presiden dan wakil presiden.

Baca Selengkapnya

Berapa Gaji Satpam Bank di Indonesia? Segini Perkiraannya

1 hari lalu

Berapa Gaji Satpam Bank di Indonesia? Segini Perkiraannya

Berikut ini perkiraan gaji satpam bank di Indonesia, mulai dari BCA, BNI, Mandiri, hingga Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

1 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

1 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemenag Uji Publik Data Tenaga Non-ASN untuk Seleksi CASN, Ini Tautannya

1 hari lalu

Kemenag Uji Publik Data Tenaga Non-ASN untuk Seleksi CASN, Ini Tautannya

Tautan uji publik tenaga non-ASN Kemenag.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya