Harga Pangan Terus Meroket Menjelang Ramadan, Pengamat Jabarkan Penyebabnya

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Agung Sedayu

Kamis, 22 Februari 2024 07:15 WIB

Sejumlah pengujung mengangkat beras program Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan (SPHP) di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin 19 Februari 2024.. Kemendag meminta kepada Perum Bulog agar pengiriman beras pemerintah ke ritel modern yang digelontorkan lewat program SPHP dipercepat, hal tersebut guna menstabilkan harga beras yang melebihi ketentuan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp69.500 per 5 kilogram. ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso

TEMPO.CO, Jakarta -Tren kenaikan sebagian besar harga pangan masih bertahan, bahkan cenderung terus naik. Mulai dari komoditas beras, cabai, bawang merah, hingga minyak goreng. Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian mengatakan, kenaikan harga menjelang Ramadan merupakan siklus tahunan.

"Sebab tingginya permintaan, sementara dari sisi suplai relatif tetap," katanya kepada Tempo pada Rabu, 21 Februari 2024.

Eliza menjelaskan, setiap komoditas memiliki karakteristik yang berbeda. Misalnya untuk ayam dan telur. Secara pola tahunan, harganya memang akan cenderung naik di awal tahun dan kembali melandai sekitar Maret hingga April.

Kemudian, harga akan naik kembali pada rentang Juni sampai Juli dan turun mulai Agustus. ‎Lalu pada November hingga Desember naik lagi.

"Ini karena pola budidaya saja yang menyebabkan kenaikan harga pada bulan tertentu. Momentum awal tahun ini ditambah dengan pesta demokrasi dan menjelang puasa yang semakin meningkatkan permintaan bahan pangan."

Advertising
Advertising

Begitu pula dengan cabai yang polanya juga musiman. Jika musim hujan, banyak yang akhirnya busuk, sehingga suplai jadi berkurang. Terlebih permintaannya relatif tinggi menjelang Ramadan.

"Cabai ini diangkut dari sentra produksi yang medan jalannya masih bertanah. Kalau musim hujan, terhambat pengirimannya. Untuk persoalan cabai ini lebih karena permintaan meningkat, sementara suplai terganggu oleh cuaca, distribusi dan manajemen stok yang kurang baik," ucap Eliza.

Untuk komoditas bawang putih, kata dia, harganya sangat ditentukan oleh harga internasional dan manajemen impor. Hal ini karena hampir 99 persen Indonesia mengimpor bawang putih.

Sedangkan untuk komoditas beras, kata Eliza, ada anomali. Jika dihitung secara data, stok beras awal tahun mencapai 6,7 juta ton. Bahkan kalau mengacu pada data Badan Pangan Nasional, stok awal tahun tercatat tinggi, sekitar 7,4 juta ton.

Sementara itu, rerata konsumsi per bulan sebanyak 2,5 juta ton. "Dengan besaran stok demikian, mestinya cukup. Namun, ternyata ada persoalan distribusi dan ketiadaan data untuk melacak pendistribusian dan stok beras di tingkat penggilingan, korporasi, ritel dan masyarakat luas. Sejauh ini, data baru di level produksi petani," tuturnya.

Tingginya harga beras di awal tahun, selain karena pola tahunan, juga akibat tingginya permintaan. Pasalnya, bertepatan pula dengan momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dalam rangka silaturahmi dan kunjungan ke masyarakat, menurut Eliza, kerap diiringi dengan pembagian sembako.

Namun di sisi lain, pemerintah justru jor-joran menggelontorkan bantuan sosial atau Bansos. "Membuat pemerintah saat ini tidak cukup kuat mengintervensi pasar saat harga tinggi seperti sekarang."

Pilihan Editor: Basuki Hadimuljono Dikabarkan Tak Masuk Kabinet Prabowo, Pengamat Ungkap Kriteria Menteri PUPR Berikutnya



Berita terkait

Telur Memang Sedap dan Sehat tapi Pahami Juga Nutrisinya

1 hari lalu

Telur Memang Sedap dan Sehat tapi Pahami Juga Nutrisinya

Apapun olahan telur, ada baiknya untuk memahami kandungan nutrisinya. Sebelum membeli, berikut fakta manfaat telur dan nutrisinya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

2 hari lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

3 hari lalu

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

4 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

9 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

9 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

11 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

12 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

13 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

13 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya