Prabowo-Gibran Unggul Hitung Cepat, Pengusaha Yakin Pemilu 1 Putaran Percepat Realisasi Investasi

Minggu, 18 Februari 2024 12:10 WIB

Aktivitas pegawai Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI saat menerima laporan perhitungan surat suara Pemilu 2024, KPU RI, Menteng, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komite Tetap Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri atau Kadin Indonesia, Chandra Wahjudi menyebut Pemilu satu putaran dapat mempercepat realisasi investasi di Indonesia.

Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum telah menyelenggarakan Pemilu 2024 pada Rabu, 14 Februari 2024. Hasil hitung cepat sementara menunjukkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memimpin berdasarkan hitung cepat dengan perolehan 59,17 persen. Unggul jauh dari Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (24,79%), dan Ganjar Pranowo -Mahfud Md (16,05 persen). Data ini berasal dari hitung cepat kerja sama Tempo dengan lembaga survei Kedai Kopi.

Chandra menyebut dalam konteks pemilu satu atau dua putaran, sebenarnya masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan. "Satu putaran tentu akan memberikan percepatan pada realisasi investasi baik itu FDI atau Foreign Direct Investment maupun investasi melalui pasar keuangan," ujar Chandra dalam keterangannya kepada Tempo pada Sabtu, 17 Februari 2024.

Saat ini, kata dia, Pemilu sudah berhasil dilangsungkan. Karena itu, bagi pelaku usaha yang penting adalah hasil dari Pemilu tersebut dapat diterima oleh semua pihak. "Sehingga stabilitas politik dapat tetap terjaga," ucap dia.

Mengenai kabinet baru, ia tidak berkomentar banyak. Menurut dia, terlalu untuk membicarakan kabinet baru, karena masih ada waktu yang cukup lama hingga Oktober 2024. Namun, Chandra menyebut pengusaha berharap komposisi menteri ekonomi harus diisi oleh sosok yang tepat untuk menghadapi tantangan ke depan yang lebih besar.

Advertising
Advertising

"Saat ini kita dihadapkan oleh kondisi ekonomi global yang kurang baik dan beberapa negara sudah masuk resesi. Untuk itu sosok yang kredibel dan profesional di bidangnya sangat diharapkan oleh dunia usaha," ujar dia.

Adapun Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan Pemilu satu putaran tidak menjamin kelancaran invetasi tahun ini. Menurutnya, investor akan tetap wait and see hingga ada kepastian kabinet pemerintahan baru.

"Pertanyaan seperti apakah Sri Mulyani akan dilanjutkan, siapa pengganti menteri-menteri di pos ekonomi, apakah diisi profesional atau politisi, itu lebih menentukan ketimbang sekadar Pemilu satu atau dua putaran," kata Bhima kepada Tempo, Kamis, 15 Februari 2024.

Pasalnya, Bhima menuturkan, kebijakan ekonomi bisnis akan menjadi pertimbangan para investor, terutama bagi investor yang akan masuk ke kebijakan yang sensitif terhadap perubahan regulasi. Sebagai contoh, sektor pertambangan atau minyak dan gas.

"Mereka akan melihat siapa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Menteri ESDM)-nya," kata Bhima.

Bhima pun menilai target investasi Rp 1.650 triliun tahun ini akan sulit tercapai. Kalaupun Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang sementara ini unggul di quick count terpilih, ada faktor lain yang menghambat investasi. Salah satunya, tanda tanya soal legitimasi kebijakan dan potensi pertentangan dari parlemen.

"Sebab dari quick count kan partai oposisi, partai yang beda koalisi dengan Prabowo, suaranya cukup besar," kata Bhima.

Menurut Bhima, kondisi itu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi investor. Ia berujar, parlemen bisa saja menggagalkan kebijakan pemerintah ke depan. "Jadi, bukan berarti Pemilu satu putaran tidak membuat investor wait and see," katanya.

YOHANES MAHARSO | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Pemilu 2024: Dampak Pemungutan Suara Ulang

Berita terkait

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

11 jam lalu

Wantim Golkar Rekomendasikan Ahmed Zaki Iskandar Jadi Bakal Cagub Jakarta, Apa Alasannya?

Wantim Golkar mengakui popularitas Ahmed Zaki Iskandar tak setinggi kandidat lain seperti Ridwan Kamil.

Baca Selengkapnya

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

14 jam lalu

Yusril Yakini Prabowo Tidak Mengulangi Kabinet 100 Menteri Era Soekarno

Yusril meyakini Kabinet 100 Menteri di era Presiden Soekarno tak akan berulang dalam pemerintahan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

15 jam lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

15 jam lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

15 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Dukung Ide Koalisi Gagasan untuk Bangun Bangsa

Co-Founder Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin, menyebut Anies Baswedan menyetujui ide soal koalisi gagasan.

Baca Selengkapnya

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

17 jam lalu

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

17 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

18 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

21 jam lalu

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

Susunan kabinet Prabowo-Gibran tengah menjadi perbincangan karena disebut ingin menambah jumlah kementerian lewat revisi UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

1 hari lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya