Prabowo-Gibran Unggul di Hitung Cepat, Pengusaha Masih Menunggu Kabinet dan Oposisi
Reporter
Yohanes Maharso Joharsoyo
Editor
Khairul anam
Sabtu, 17 Februari 2024 14:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Investasi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Pandu Syahrir, menyebut, pengusaha masih akan tetap menunggu (wait and see) mengenai hasil Pemilu 2024. Menurut dia, komposisi kabinet baru dan menteri ekonomi akan menjadi pertimbangan bagi pengusaha untuk melakukan investasi.
"Pengusaha masih menunggu kepastian posisi investasi untuk bisa business as usual lagi. Saya pikir pengusaha masih wait and see mengenai Pemilu ini," ujar Pandu dalam keterangannya kepada Tempo pada Sabtu, 17 Februari 2024.
Meski demikian, keponakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tersebut mengklaim, hasil perhitungan sementara Pemilu 2024 cukup memberikan dampak positif pada pasar. Menurut Pandu, pasar antusias pada hasil Pemilu. hal itu terlihat dari pasar modal yang dua hari terakhir naik cukup besar.
Pandu juga mengatakan, sosok menteri ekonomi menjadi pertimbangan penting bagi pengusaha. Menurut dia, pengusaha berharap agar menteri-menteri ekonomi yang baru nantinya seorang yang profesional, teknokrat, dan bisa memberi kenyamanan pada pasar. Salah satu bentuk memberi kenyamanan itu adalah memastikan kestabilan rupiah.
"Kalau rupiah stabil, tentu itu sangat baik," ujar Wakil Bendahara Umum Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Gibran tersebut.
Tak hanya itu, Pandu juga menyebut, pengusaha berharap adanya keberlanjutan dan penyempurnaan dari program pemerintah yang ada saat ini. Program yang harus dilanjutkan utamanya yaitu pertumbuhan ekonomi yang kuat dan merata serta penanganan kemiskinan di Indonesia.
"Juga peningkatan investasi yang ada di kesehatan, pendidikan, dan lingkungan hidup," kata Pandu.
Adapun Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan Pemilu satu putaran tidak menjamin kelancaran invetasi tahun ini. Menurutnya, investor akan tetap wait and see hingga ada kepastian kabinet pemerintahan baru.
"Pertanyaan seperti apakah Sri Mulyani akan dilanjutkan, siapa pengganti menteri-menteri di pos ekonomi, apakah diisi profesional atau politisi, itu lebih menentukan ketimbang sekadar Pemilu satu atau dua putaran," kata Bhima kepada Tempo, Kamis, 15 Februari 2024.
hima menuturkan, kebijakan ekonomi pemerintah akan menjadi pertimbangan para investor, terutama bagi investor yang akan masuk ke sektor yang sensitif terhadap perubahan regulasi. Sebagai contoh, sektor pertambangan atau minyak dan gas.
"Mereka akan melihat siapa menteri energi dan sumber daya mineral (Menteri ESDM)-nya," kata Bhima.
Bhima pun menilai target investasi Rp 1.650 triliun pada tahun ini akan sulit tercapai. Kalaupun Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang sementara ini unggul di quick count terpilih secara resmi, ada faktor lain yang menghambat investasi. Salah satunya, tanda tanya soal legitimasi kebijakan dan potensi pertentangan dari parlemen.
"Sebab dari quick count kan partai oposisi, partai yang beda koalisi dengan Prabowo, suaranya cukup besar (PDIP)," kata Bhima.
Menurut Bhima, kondisi itu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi investor. Ia berujar, parlemen bisa saja menggagalkan kebijakan pemerintah ke depan.
"Jadi, bukan berarti Pemilu satu putaran tidak membuat investor wait and see," katanya.
YOHANES MAHARSO | RIRI RAHAYU