BPS: Neraca Perdagangan Januari 2024 Surplus 45 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 2,02 Miliar

Kamis, 15 Februari 2024 14:04 WIB

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024. Namun nilai ekspor mengalami penurunan secara tahunan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2024 kembali surplus. Nilai surplus neraca perdagangan sepanjang Januari tercatat sebesar US$ 2,02 miliar. Oleh sebab itu, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 45 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020.

“Pada Januari 2024, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar US$ 2,02 miliar yang secara nilai turun sebesar US$ 1,27 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pada Kamis, 15 Februari 2024.

Dia mengatakan, surplus Januari 2024 ini memang lebih rendah daripada bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu. Surplus neraca perdagangan Januari 2024 ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yang tercatat sebesar US$ 3,32 miliar. Kemudian, komoditas penyumbang surplus utama adalah baharn bakar mineral, lemak, minyak hewan nabati, besi dan baja.

Pada saat yang sama, kata Amalia, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$ 1,30 miliar. Komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah. Defisit neraca perdagangan migas Januari 2024 lebih rendah dari bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.

Pada Januari 2024, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan beberapa negara. Tiga negara yang mencatatkan surplus terbesar di antaranya adalah India sebesar US$ 1,38 miliar, Amerika Serikat sebesar US$ 1,21 miliar dan dengan Filipina sebesar US$ 0,63 miliar.

Advertising
Advertising

"Surplus terbesar yang dialami oleh India didorong oleh komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, dan bijih, kerak dan abu logam," tutur Amalia.

Sementara itu, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Tiga negara yang mencatatkan defisit tertinggi adalah Cina sebesar US$ 1,38 miliar, Australia sebesar US$ 0,43 miliar dan Thailand sebesar US$ 0,42 miliar.

"Defisit terdalam yang dialami dengan Tiongkok didorong oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, juga plastik dan barang dari plastik."

Pilihan Editor: Nilai Ekspor Januari 2024 Jeblok 8,34 Persen jadi USD 20,52 Miliar, Apa Saja Pemicunya?

Berita terkait

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

1 hari lalu

Jokowi Sebut Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport Diperpanjang

Freeport beberapa kali menyuarakan harapan agar izin ekspor konsentrat tembaga tetap dibuka.

Baca Selengkapnya

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

1 hari lalu

Kepala Bea Cukai Purwakarta Dilaporkan ke KPK, Bermula dari Bisnis Ekspor Impor

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean dilaporkan ke KPK oleh pengacara bernama Andreas atas tuduhan tak lapor LHKPN secara benar.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

1 hari lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

1 hari lalu

Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

1 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

1 hari lalu

LPEI Ekspor sampai Belanda dan Korea Selatan lewat Desa Devisa Gula Aren Maros

LPEI melalui Desa Devisa Gula Aren Maros mengekspor gula aren ke Belanda dan Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

2 hari lalu

IPA Convex ke-48 Dihelat Pekan Depan, Ingin Menarik Kembali Investasi Migas ke Indonesia

IPA Convex ke-48 bertema Gaining Momentum to Advice Sustainable Energy Security in Indonesia and The Region.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

2 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

2 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya