Menteri Airlangga Bantah Tidak Melibatkan Menteri Sosial dalam Penyaluran Bansos

Reporter

Riri Rahayu

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 14 Februari 2024 14:38 WIB

Menko Airlangga Hartarto ketika memberikan keterangan pers usai mencoblos di TPS 05 Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu, 14 Februari 2024. TEMPO/Riri Rahayu.

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto membantah anggapan tidak dilibatkannya Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam penyaluran bantuan sosial atau Bansos. Menurut Airlangga, Kementerian Sosial tetap dilibatkan lantaran program bantuan pemerintah ini menggunakan anggaran kementerian tersebut.

"Kalau anggaran dari Kementerian Sosial, kan pasti terlibat," ujar Airlangga ketika ditemui usai nyoblos di TPS 05 Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 14 Februari 2024.

Menurut Airlangga, Menteri Risma dilibatkan dalam pembahasan sekaligus penyaluran Bansos. "Kalau anggarannya terlibat, ya pasti terlibat. Kan anggaran, posnya di situ," ujarnya mengulangi.

Perkara Bansos memang menjadi sorotan menjelang Pemilu 2024. Ada dugaan politisasi Bansos yang dilakukan Presiden Jokowi dan menteri yang masuk gerbong pendukung Capres-Cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Meskipun Airlangga sempat membantah kubu 02 melakukan politisasi Bansos, Airlangga nyatanya juga pernah membawa narasi Bansos dalam kampanye Prabowo-Gibran. Misalnya, ketika berkampanye di Lapangan Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu, 28 Januari 2024. Dalam kampanye bertajuk Kirab Kebangsaan Prabowo-Gibran itu, ia terang-terangan menyampaikan program bantuan yang diberikan pemerintahan Presiden Jokowi.

Advertising
Advertising

"Program pemerintah Pak Jokowi hari ini ada pembagian kartu sembako. Sudah terima belum?" ucap Airlangga, dipantau Tempo melalui siaran langsung di kanal YouTube Gibran Rakabuming, Ahad, 28 Januari 2024. "Pemerintah akan memberikan bantuan beras 10 kg sampai bulan Juni. Mau terima?"

Perkara Bansos pun menjadi salah satu hal yang disorot dalam film Dirty Vote. Dalam film dokumenter eksplanatori yang dirilis pada Ahad, 11 Februari 2024 itu, ahli hukum tata negara Bivitri Susanti, memaparkan data penyaluran Bansos selama pemerintahan Jokowi. Ia menyebut anggaran Bansos meroket menjelang Pemilu. Ia juga menyoroti absenya Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam penyaluran program ini.

"Baru Januari, kita sudah menghabiskan Rp 78,06 triliun," kata Bivitri dalam film tersebut.

Adapun jenis bantuan yang diberikan melalui anggaran tersebut, yakni Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan beras, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Indonesia Pintar (PIP), dan bantuan langsung tunai (BLT) El Nino.

Sebelumnya, pada 2023, Jokowi juga menggelontorkan Banos beras periode Maret-Mei senilai Rp 7,9 triliun dan periode September-November Rp 8 triliun. Bansos beras berlanjut ke Desember dengan alokasi dana sebesar Rp 2,7 triliun.

Sepanjang tahun kemarin, lanjut Bivitri, Presiden Jokowi juga menggelontorkan Rp 81,2 triliun untuk PKH dan program kartu sembako. Kemudian, untuk PIP, KIP, bantun iuran pekerja dan Bansos lain senilai Rp 82,3 triliun. Sedangkan bantan PKH dan BPNT mencapai Rp 114,3 triliun.

Tak cuma itu, Bivitri mengatakan untuk tahun ini, Presiden Jokowi telah mencanangkan Bansos sembako kepada 18,8 juta kepala keluarga atau KK. Kemudian beras 10 kg untuk 22 juta KK dan BLT untuk 18 juta KK. Jika ditotal dengan program Bansos lainnya, Presiden Jokowi mengalokasikan Rp 508 triliun atau naik dari rencana sebelumnya senilai Rp 496,8 triliun.

"Di sini kita bisa melihat bagaimana kemudian Bansos digunakan berlebihan dan melebihi apa yang dilakukan saat pandem Covid-19," kata Bivitri.

Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan dana perlindungan sosial atau Perlinsos senilai Rp 498 triliun ketika pandemi Covid-19 pada 2020. Kemudian, pada 2021 mengalokasikan Rp 468,2 triliun dan pada 2022 senilai Rp 460,2 triliun.

Selain anggaran, yang menjadi sorotan adalah penyaluran Bansos oleh Presiden. Padahal, Bivitri berujar, Bansos merupakan fasilitas negara yang harus disalurkan sesuai struktur kenegaraan.

"Siapa yang berhak atau berwenang? Kementerian Sosial jawabannya," kata Bivitri. Namun yang terjadi, data kemiskinan Kementerian Sosial justru tidak digunakan. "Barangkali karena kebetulan Menteri Sosial saat ini dari PDIP yang sudah berseberangan dengan penerus Jokowi," ujarr Bivitri.

Dalam Pemilu kali ini terdapat tiga pasangan calon presiden-wakil presiden. Pasangan nomor urut 1 adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, pasangan nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Pilihan Editor: Inilah Tugas dan Tanggung Jawab Saksi TPS dalam Coblosan Pemilu 2024




Berita terkait

Pos Indonesia Bagikan Bansos Sembako dan PKH Tahap 2 di Bali

35 menit lalu

Pos Indonesia Bagikan Bansos Sembako dan PKH Tahap 2 di Bali

Sebanyak 44.400 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dijadwalkan menerima bansos sembako dan PKH di Bali.

Baca Selengkapnya

Seperti Apa Konsep Sekolah Unggul Terintegrasi Ala Prabowo?

1 jam lalu

Seperti Apa Konsep Sekolah Unggul Terintegrasi Ala Prabowo?

Bappenas mengungkap konsep Sekolah Unggul Terintegrasi milik Prabowo Subianto. Menyasar daerah-daerah yang tingkat pendidikannya masih tertinggal

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta PSN Dipercepat, KLHK Siap Korbankan 73 Ribu Hektare Kawasan Hutan

2 jam lalu

Jokowi Minta PSN Dipercepat, KLHK Siap Korbankan 73 Ribu Hektare Kawasan Hutan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) siapkan 73 ribu hektar kawasan hutan untuk proyek strategis nasional (PSN). Jokowi minta dipercepat.

Baca Selengkapnya

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

2 jam lalu

Bahas Tugas KPK di Depan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Nawawi Pomolango Singgung Program Makan Siang Gratis

Pimpinan KPK Nawawi Pomolango menyinggung program makan siang gratis yang digadang-gadang presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga di Sultra, Jokowi akan Resmikan Bendungan hingga Bagikan Bansos

9 jam lalu

Hari Ketiga di Sultra, Jokowi akan Resmikan Bendungan hingga Bagikan Bansos

Ini agenda kunjungan kerja hari terakhir Jokowi di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra dan PDIP Kompak, Bilang Begini soal Persamuhan Prabowo-Megawati

9 jam lalu

Sekjen Gerindra dan PDIP Kompak, Bilang Begini soal Persamuhan Prabowo-Megawati

Rencana persamuhan antara Prabowo dan Megawati belum terwujud hingga kini. Sekjen Gerindra dan PDIP bilang begini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

11 jam lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

1 hari lalu

Pemerintah Berencana Salurkan Makan Siang Gratis 3-5 kali Sepekan, Ekonom: Bisa Bebani APBN

Ekonom menaksir beban anggaran pemberian makan siang gratis beserta susu setara 4-5 persen belanja pemerintah pusat pada APBN 2025

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Soal Peringatan Prabowo agar Oposisi Tak Ganggu Pemerintahannya

1 hari lalu

Beda Sikap Soal Peringatan Prabowo agar Oposisi Tak Ganggu Pemerintahannya

Ganjar berharap masyarakat sipil bisa ikut memberikan catatan kritis pada pemerintahan Prabowo nanti.

Baca Selengkapnya

Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan sebelum Prabowo Dilantik

1 hari lalu

Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan sebelum Prabowo Dilantik

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya