Wisman di RI Kalah dari Thailand dan Vietnam, Sandiaga: Kita Harus Hati-Hati
Reporter
Defara Dhanya Paramitha
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 13 Februari 2024 11:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengimbau para pelaku usaha ekonomi kreatif untuk berhati-hati dan tetap bersaing untuk menggaet wisatawan mancanegara atau wisman atau turis asing masuk ke Tanah Air.
Menurut dia, saat ini Thailand dan Vietnam menjadi unggul dalam menggaet wisman. Fenomena tersebut terjadi di tengah kebijakan Bali yang menerapkan pungutan pajak bagi turis asing yang masuk.
“Kita harus hati-hati karena sekarang Thailand dan Vietnam udah di atas kita dalam menarik jumlah wisatawan,” ujar Sandi ketika ditemui usai acara The Weekly Brief with Sandiuno di kantornya, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024.
Terkait pungutan pajak turis asing di Bali, Sandi menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan untuk menyaring para turis yang datang, tapi untuk meningkatkan pengelolaan sampah dan lingkungan yang berkelanjutan.
“Pungutan yang dilakukan ini tujuannya bukan untuk mem-filter, tapi agar kita bisa meningkatkan pengelolaan sampah kita agar lebih berkelanjutan,” tuturnya.
Lebih lanjut Sandi melaporkan kebijakan terkait pungutan itu sudah dipersiapkan semua. Pihaknya, kata dia, akan terus memantau hal ini.
"Pasti ada masukan, pasti ada hambatan di sana sini karena ini sebuah kebijakan baru, tapi kami meyakini ini akan berdampak positif terhadap pariwisata di Bali dan seluruh Indonesia."
Selanjutnya: Pungutan pajak Rp150 ribu bagi turis asing<!--more-->
Diketahui, Pemerintah Provinsi Bali akan memberlakukan pungutan US$ 10 atau sekitar Rp150 ribu bagi turis asing yang mengunjungi Bali mulai 14 Februari 2024. Pembayaran akan dilakukan melalui aplikasi Love Bali.
Aturan tersebut itu tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 6 Tahun 2023 tentang Pungutan bagi Wisatawan Asing untuk Perlindungan Kebudayaan dan Lingkungan Alam Bali.
Sebelumnya Sandi juga sempat mengatakan bahwa penerapan pajak kepada wisman ini bertujuan untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Kami sangat serius untuk pariwisata berkualitas-berkelanjutan,” ujar Sandiaga Uno dalam jumpa pers mingguan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jakarta, Senin, 5 Februari 2024.
Dia menjelaskan bahwa pajak tersebut akan digunakan untuk menangani permasalahan sampah di Bali dengan lebih baik, menjaga kelestarian budaya Bali, dan pemurnian adat-istiadat Bali.
Nantinya, kata dia, wisman hanya akan dikenakan biaya tersebut sebanyak satu kali ketika datang ke Indonesia dan mengunjungi Bali melalui beberapa moda transportasi. Apabila dalam satu kunjungan wisatawan tersebut tiba di Bali, kemudian berwisata ke provinsi lain, dan kembali lagi ke Bali, maka wisman tersebut hanya dikenai biaya sebanyak satu kali.
“Mereka (wisman) masuk ke Bali, mereka keluar, terus balik lagi ke Bali, enggak (bayar lagi),” ujar Sandiaga.
DEFARA DHANYA | RACHEL FARAHDIBA | ANTARA
Pilihan Editor: Kenali Aplikasi Love Bali, Pembayaran Pungutan Rp 150 Ribu bagi Turis Asing Ke Pulau Dewata