Diminta Turunkan Margin Penjualan Beras, Aprindo: Bayar Dulu Dong Rafaksi

Senin, 12 Februari 2024 20:45 WIB

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey (kiri) melakukan pengecekan stok beras SPHP di Lotte Grosir di Pasar Rebo, Jakarta, Jumat 8 September 2023. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan harga beras Perum Bulog yang masuk sebagai beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) naik per 1 September. Harga beras Bulog ukuran 5 kilogram (kg) naik menjadi Rp 54.500 dari sebelumnya Rp 47.000. Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog per kilogramnya sudah dinaikkan sebesar Rp 10.900 per kg. Harga eceran tertinggi (HET) itu sebelumnya Rp 9.450 per kg. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo Roy Nicolas Mandey menolak permintaan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, untuk menurunkan margin atau selisih keuntungan dari penjualan beras. Ia mengungkit permasalahan rafaksi minyak goreng yang belum dibayarkan pemerintah ke pengusaha ritel.

"Karena rafaksi belum dibayar, kalau minta yang ulang-ulang (pengusaha memberi subsidi dulu) kayak kasus minyak goreng kemarin kita enggak mau. Bayar dulu dong rafaksi," kata Roy dalam keterangannya saat ditemui di Food Station Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, pada Senin, 12 Februari 2024.

Sebagai informasi, pada 2022, pemerintah memberlakukan kebijakan minyak goreng satu harga. Saat itu, harga minyak goreng tinggi, sehingga pemerintah meminta pengusaha ritel untuk menyubsidi selisih harganya. Pemerintah berjanji akan membayarkan selisih harga yang ditanggung pengusaha, namun hingga kini pengusaha ritel tak kunjung menerima Rp 344 miliar yang menjadi hak mereka.

Roy juga memastikan pengusaha ritel tidak akan mungkin melakukan jual rugi. Apalagi, saat ini pasokan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP belum kembali normal. Sementara harga beras dari swasta juga mengalami kenaikan harga. "Di ritel harga naik itu tidak mungkin jual rugi, jual murah boleh tapi jual rugi jangan," kata dia.

Adapun Kepala Bapanas meminta pengusaha ritel untuk menurunkan margin atau selisih keuntungan dari penjualan agar harga beras tidak jauh dari HET yang ditetapkan.

Advertising
Advertising

"Nanti Pak Roy (Ketua Aprindo) saya minta 1-2 bulan ini marginnya juga diturunkan untuk Merah Putih. Ya kita sama-sama, jadi teman-teman ini kan semua ada margin, marginnya kurangin tapi enggak rugi ya boleh kan," ujar Arief.

Sementara itu, Arief juga menyebut pihaknya tidak akan mengubah harga eceran tertinggi atau HET beras dalam waktu dekat. Menurut Arief, jika HET diubah, sementara stok beras kurang karena produksi lokal masih minim, maka akan membuat masalah lain yang lebih ribet. Arief mengklaim perubahan HET tidak tepat jika dilakukan saat ini karena produksi lokal masih rendah. Panen diperkirkan baru terjadi pada Maret 2024.

"Kalau sekarang enggak tepat. Kondisinya seperti ini (produksi lokal minim) tapi banyak impornya," kata dia.

Ia menyebut HET adalah harga riil yang mencerminkan biaya produksi, bukan harga pasar. Karena itu, alih-alih berfokus pada HET, Bapanas akan lebih berfokus meningkatkan produksi beras dalam negeri.

Pilihan Editor: Bos Bapanas Bantah Pembatasan Pembelian Beras Premium karena Kelangkaan

Berita terkait

Pengusaha Angkutan Sungai Harap Ada Penyesuaian Tarif Angkutan Penyeberangan

1 jam lalu

Pengusaha Angkutan Sungai Harap Ada Penyesuaian Tarif Angkutan Penyeberangan

Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) berharap ada penyesuaian tarif pada angkutan kapal penyeberangan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

19 jam lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

20 jam lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Asmara

1 hari lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Asmara

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan asmara. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

2 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

2 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

3 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

4 hari lalu

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

4 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Peras Pengusaha yang Mau Investasi Kejati Bali: Baru Pertama Kali Terungkap

5 hari lalu

Bendesa Adat Peras Pengusaha yang Mau Investasi Kejati Bali: Baru Pertama Kali Terungkap

Kejaksaan Tinggi Bali melakulan operasi tangkap tangan terhadap Bendesa Adat yang diduga memeras seorang pengusaha.

Baca Selengkapnya