Perjalanan 6 KRL Jabodetabek Sempat Terhambat karena Kawat Spring Bed, Apa Hasil Investigasi KCI?
Reporter
Defara Dhanya Paramitha
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 7 Februari 2024 08:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) buka suara soal investigasi yang dilakukan soal kasus pembuangan kasur spring bed ke lintasan Kereta Rel Listrik (KRL) rute Tanah Abang-Rangkasbitung dan membuat perjalanan kereta terganggu beberapa waktu lalu.
Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, mengatakan, pelaku yang membuang kasur spring bed ke lintasan KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung belum terungkap. KAI Commuter masih menginvestigasi hal tersebut.
“Kalau nanti ada update, nanti kami update, ya. Jadi memang tegas kami melakukan investigasi dan melaporkan kepada pihak berwajib," ujar Anne dalam konferensi pers di Kantor Pusat KAI Commuter, Stasiun Juanda, Jakarta, pada Selasa, 6 Februari 2024.
KCI, kata Anne, telah bekerja sama dengan pihak kepolisian maupun TNI untuk memburu pelaku yang menyebabkan kawat kasur menyangkut di bawah rangkaian kereta itu. Menurut dia, kerja sama ini penting untuk menjamin keselamatan pengguna KRL Jabodetabek.
“Harus kerja sama ya, karena segala sesuatu yang mengganggu perjalanan KRL itu sudah diatur dengan UU Perkeretaapian Nomor 23 (Tahun 2007),” tuturnya.
Lebih lanjut, Anne mengaku KCI memiliki komunitas yang rutin melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga keselamatan. “Karena gangguan yang ada di rel itu membahayakan ribuan orang,” kata dia.
Terkait penataan pemukiman di sekitar rel kereta, Anne mengatakan harus bekerja sama dengan Pemerintah Daerah setempat, kewilayahan, dan semua stakeholder yang ada di kawasan dimaksud. “Yang penting ya pada saat ini kita harus melakukan edukasi ke masyarakat karena memang ada pemukiman yang sangat dekat dengan rel.”
Adapun KRL relasi Tanah Abang-Rangkasbitung sempat mengalami gangguan di Stasiun Pondok Ranji, Tangerang Selatan, pada Selasa, 30 Januari 2024, sekitar pukul 18.17 WIB. Hal ini sempat ramai diberitakan karena menghambat perjalanan dan menyebabkan penumpukan penumpang.
Menurut keterangan tertulis External Relations & Corporate Image Care KAl Commuter, Leza Arlan, insiden itu diduga karena benda asing berupa kawat spring bed yang menyangkut di bawah rangkaian kereta. Akibatnya, delapan perjalanan KRL harus direkayasa dan enam perjalanan lainnya terlambat.
Pilihan Editor: KCI Siapkan Pengadaan KRL Baru, Total Biaya Rp 9 Triliun