BI Racik 5 Jamu di Kebijakan 2024: Fokus Menguatkan Kurs Rupiah

Kamis, 1 Februari 2024 14:16 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di gedung BI, Jakarta, Kamis, 19 Oktober 2023. Suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI telah merancang arah bauran kebijakan tahun 2024. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral Indonesia tersebut mempunyai lima "jamu" untuk menyongsong perekonomian Indonesia. Mulai dari kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta ekonomi keuangan inklusif dan hijau.

"Pengennya semua lima jamu manis kabeh, tapi sabar. Yang jelas, makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, ekonomi uang inklusif, tetap akan jamu manis. Kami bahkan terus perbanyak jamu manisnya," tutur Perry dalam diskusi bertajuk Stabilitas Moneter di Tengah Dinamika Ekonomi 2024 pada Kamis, 1 Februari 2024 melalui kanal YouTube Infobank TV.

Sementara untuk kebijakan moneter, kata Perry, mesti bersabar. "Yang moneternya masih prosperity, tapi sabarlah. Kenapa suku bunganya ini masih kami pertahankan 6 persen? Kami fokus menstabilkan dan menguatkan kurs."

Dia menambahkan BI terus berinovasi agar pasarnya lebih berkembang. Seperti melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI). Dengan demikian, ada banyak alternatif untuk diinvestasikan. "Kami memberikan lebih fleksibilitas untuk memiliki keputusan yang lebih baik. Semakin banyak keranjang yang bisa naruh telur, itu semakin aman," tutur dia.

Pada intinya, terdapat lima poin penting di dalam kebijakan moneter BI. Pertama, mendorong suku bunga agar mencapai sasaran inflasi 2,5 persen ± 1 persen pada tahun 2024 dan 2025. Kedua, stabilisasi nilai tukar rupiah.

Advertising
Advertising

Ketiga, optimalisasi SRBI serta penerbitan SVBI dan Sukuk Valuta Asing BI untuk pendalaman pasar uang. Keempat, peningkatan cadangan devisa dan perluasan devisa hasil ekspor sumber daya alam. Terakhir adalah koordinasi pengendalian inflasi.

Sementara pada kebijakan makroprudensial, ada pelonggaran rasio loan to value/financing to value kredit/pembiayaan properti. Lalu, ada kebijakan insentif likuiditas, pelonggaran likuiditas, hingga penguatan surveilans sistemik atas penyaluran kredit/pembiayaan dan ketahanan perbankan. "Likuiditas kami insentif Rp 165 triliun, kami akan teruskan dan pindah-pindahkan, mana sektor-sektor yang perlu didorong," ucap Perry.

Kemudian pada kebijakan sistem pembayaran, BI punya empat jurus. Mulai dari meningkatkan efektivitas QRIS, efektivitas kartu kredit Indonesia segmen pemerintah, pengembangan sistem pembayaran ritel, hingga perluasan kerja sama internasional untuk sistem pembayaran QRIS dan BI Fast. "QRIS kami perluas dan kartu kredit Indonesia segmen pemerintah. Elektronifikasi bansos terus kami lakukan. Kami juga harus memperluas infrastruktur sistem pembayaran," kata dia.

Pilihan Editor: Bos BI Perkirakan Suku Bunga AS Turun hingga 75 Basis Poin pada 2024

Berita terkait

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

4 jam lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

10 jam lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

13 jam lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

20 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

1 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

3 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya