Populasi Penduduk Cina Terus Menurun, Ini Faktor Penyebabnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Laili Ira

Senin, 22 Januari 2024 13:27 WIB

Populasi penduduk Cina terus menurun sejak kebijakan satu anak sejak akhir 1970-an ditetapkan. Lantas, apa saja faktor pemicu lainnya? Foto: Canva

TEMPO.CO, Jakarta - Populasi penduduk Cina turun selama dua tahun berturut-turut pada 2022-2023. Biro Statistik Nasional setempat menyatakan total penduduk Cina berkurang 2,08 juta atau sekitar 0,15 persen menjadi 1,409 miliar pada 2023.

Jumlah tersebut lebih tinggi di atas penurunan populasi pada 2022, yaitu 850.000 jiwa. Pengurangan jumlah penduduk itu merupakan yang pertama kali terjadi sejak 1961 selama masa Kelaparan Besar di era Mao Zedong.

Otoritas setempat juga menyebut total kematian pada 2023 meningkat 6,6 persen menjadi 11,1 juta, yang menjadi angka kematian dengan tingkat tertinggi sejak 1974 selama Revolusi Kebudayaan.

Sementara, angka kelahiran baru anjlok sekitar 5,7 persen menjadi 9,02 juta dan angka kelahiran mencapai rekor terendah, yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang dari tahun sebelumnya sebesar 6,77 kelahiran per 1.000 orang. Lantas, apa saja faktor penyebab populasi penduduk Cina menurun?

Penyebab Populasi Penduduk Cina Menurun

1. Kebijakan Satu Anak

Kebijakan satu anak yang diterapkan Pemerintah Cina secara ketat pada akhir 1970-an yang dimaksudkan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk karena dianggap menghambat pertumbuhan ekonomi, justru dinilai dapat mengancam kemampuan negara itu dalam mempertahankan kemajuan industrinya.

2. Tingkat Kesuburan

Advertising
Advertising

Pada 2016, Cina mulai mengganti kebijakan dari pembatasan satu anak menjadi dua anak di setiap keluarga. Akan tetapi, data-data menunjukkan, tingkat kesuburan penduduk pada 2020 hanya menyentuh angka 1,3 anak untuk setiap satu orang perempuan.

“Dari tren perkembangan penduduk beberapa tahun terakhir, pertumbuhan penduduk bakal terus melambat di masa mendatang,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Tiongkok, Ning Jizhe usai merilis hasil sensus penduduk pada 2020.

3. Urbanisasi

Satu titik terang dalam data sensus tersebut adalah peningkatan proporsi anak muda, yaitu 17,95 persen berusia 14 tahun atau di bawahnya pada 2020.

Angka itu meningkat dari data 2016, yaitu 16,6 persen. Namun, dari 2016 hingga 2019, angka natalitas tahunan secara umum terus melandai. Pada 2020, Cina hanya mencatat 12 juta kelahiran, turun tajam dari 2019 sebesar 14,65 juta.

Akan tetapi, pasangan muda yang tinggal di perkotaan, terutama yang lahir setelah 1990, sekarang lebih menghargai kemandirian dan pekerjaan mereka daripada membesarkan anak.

Meskipun ada tekanan dari orang tua dan keluarga untuk memiliki keturunan, tetapi biaya hidup di kota besar dan meningkatnya biaya untuk merawat anak menjadi alasan banyak pasangan menunda atau bahkan enggan memiliki anak.

Pemerintah setempat juga melaporkan pesatnya urbanisasi pada 1980 hingga 2015. Banyak penduduk yang mulai meninggalkan sektor pertanian di pedesaan dan pindah ke kota-kota, karena biaya memiliki anak jauh lebih mahal.

4. Biaya Hidup Tinggi dan Anak Muda Pilih Kejar Karier

Menurut sebuah laporan pada 2005, diperlukan anggaran sekitar 490 ribu yuan atau sekitar Rp1 miliar untuk satu keluarga biasa dapat mengasuh anak. Pada 2020, media lokal menyebut biaya itu telah meningkat hampir 2 juta yuan atau empat kali lipat dari 2005.

Hal tersebut semakin mengurangi minat penduduk untuk melahirkan anak di Cina hingga 2023. Tak hanya itu, tingkat pengangguran kaum muda menyentuh posisi puncak, upah yang diterima banyak pekerja kantoran terus menurun, dan krisis di sektor properti semakin menghambat keinginan para pemuda untuk memiliki anak.

Data tersebut dinilai dapat menambah kekhawatiran terkait prospek pertumbuhan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Hal itu terjadi karena berkurangnya jumlah pekerja dan konsumen di Cina, sedangkan biaya perawatan lanjut usia (lansia) terus meroket dan tunjangan pensiun juga dapat menambah beban keuangan pemerintah daerah.

MELYNDA DWI PUSPITA | IDA ROSDALINA

Pilihan Editor: Cina Siap Kerja Sama dengan Negara-negara Islam untuk Genjatan Senjata di Gaza

Berita terkait

Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

1 jam lalu

Laut Cina Selatan: Ketegangan antara Cina dan Filipina memanas?

Perseteruan Cina dan Filipina memperebutkan dua fitur di Laut Cina Selatan kian sengit.

Baca Selengkapnya

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

4 jam lalu

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

Diplomat Cina disarankan angkat kaki dari Manila yang menggambarkan naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

10 Negara Eropa dengan Penduduk Muslim Terbanyak, Rusia Nomor Satu

6 jam lalu

10 Negara Eropa dengan Penduduk Muslim Terbanyak, Rusia Nomor Satu

Berikut ini daftar negara Eropa dengan penduduk Muslim terbanyak berdasarkan jumlahnya pada 2020. Rusia jadi nomor satu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Daftar Orang Terkaya di Singapura dan Korsel, Cina Diminta Bantu Negara Miskin

Top 3 dunia kemarin adalah daftar konglomerat Singapura dan Korsel yang masuk daftar Forbes hingga Cina diminta membantu negara miskin dari utang.

Baca Selengkapnya

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

1 hari lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

2 hari lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

2 hari lalu

Cina Perpanjang Kebijakan Bebas Visa ke 12 Negara Usai Xi Jinping Lawatan ke Prancis

Cina memperpanjang kebijakan bebas visa untuk 12 negara di Eropa dan Asia setelah kunjungan kerja Presiden Xi Jinping ke Prancis

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

2 hari lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

2 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

3 hari lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya