Prabowo Sebut Makan Siang Gratis Jadi Langkah Pertama Jika Terpilih Jadi Presiden

Jumat, 19 Januari 2024 20:06 WIB

Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyapa para ojek online saat menghadiri acara Komunitas Ojek Online Penggemar Erick Thohir (OjolET) di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Dalam acara tersebut Komunitas Ojek Online Penggemar Erick Thohir (OjolET) memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto serta menyampaikan sejumlah aspirasi. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto mengungkapkan komitmennya untuk menyediakan makan siang bergizi kepada anak-anak. Program makan siang gratis ini sempat menuai polemik.

Hal ini dia sampaikan pada acara deklarasi dukungan OjolET (Komunitas Ojol Penggemar Erick Thohir) kepada Prabowo Subianto dan pasangannya Gibran Rakabuming Raka di Lapangan Banteng, Jakarta pada Jumat sore, 19 Januari 2024.

"Langkah pertama pada saat saya menerima mandat dari rakyat, begitu saya menjabat, adalah mengatur agar seluruh anak Indonesia mendapatkan makan siang yang bergizi, termasuk yang masih di kandungan ibunya," ujar Prabowo dalam orasinya.

Menurut dia, program ini nantinya akan membantu seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, ia meminta para driver ojol atau ojek online di hadapannya agar tidak usah khawatir dengan gizi anak-anak mereka.

"Anak-anakmu akan tumbuh kuat, anak-anakmu akan tumbuh cerdas, anak-anakmu akan bisa bersaing dengan bangsa lain," ucap Menteri Pertahanan ini.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada Debat Cawapres pertama, Gibran menanggapi soal program makan siang gratis. Meski banyak yang nyinyir, ujarnya, program ini adalah investasi menuju Indonesia Emas 2045.

Menurut Gibran, makan siang gratis dengan biaya sebesar Rp 400 triliun ini bakal menjadi stimulan bagi ibu-ibu yang memasak makanan dalam program ini. Sehingga, uang ratusan triliun itu akan mengalir hingga ke daerah-daerah.

Sementara itu, ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda dalam wawancaranya kepada Tempo pada Desember lalu mengatakan, program makan siang dapat diwujudkan dengan peningkatan penerimaan negara.

Meski demikian, kata Nailul, dampak lain akibat peningkatan penerimaan negara juga harus dipertimbangkan. Yaitu, ada kemungkinan penurunan pertumbuhan ekonomi yang nantinya kontradiktif dengan tujuan optimalisasi sistem perpajakan.

AMELIA RAHIMA | YOHANES MAHARSO

Pilihan Editor: Ekonom Bandingkan Program Susu Gratis Prabowo dengan Pembagian Telur dari PDIP, Mana Lebih Baik?

Berita terkait

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

9 menit lalu

Rumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran

Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.

Baca Selengkapnya

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

25 menit lalu

3 RUU dalam Sorotan Publik: RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara

Dalam waktu berdekatan tiga RUU DPR mendapat sorotan publik yaitu RUU Penyiaran, RUU MK, dan RUU Kementerian Negara. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Progres Merger BTN Syariah dan Muamalat: Belum Diproses OJK dan Ditolak MUI

1 jam lalu

Progres Merger BTN Syariah dan Muamalat: Belum Diproses OJK dan Ditolak MUI

Bagaimana kelanjutan rencana merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat, ketika OJK belum memproses dan MUI menolaknya?

Baca Selengkapnya

Teguh Prakosa Resmi Daftar ke PDIP untuk Maju Pilkada Solo 2024

2 jam lalu

Teguh Prakosa Resmi Daftar ke PDIP untuk Maju Pilkada Solo 2024

Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa secara resmi menyerahkan formulir pendaftaran untuk mengikuti penjaringan bakal calon wali kota Solo di kantor PDIP

Baca Selengkapnya

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

2 jam lalu

Soal Isu Kementerian Bertambah Jadi 40, Yusril: Saya Belum Dengar Resmi dari Prabowo

Yusril Ihza Mahendra menyebut belum ada pembicaraan resmi soal wacana jumlah kementerian bertambah dalam Koalisi Indonesia Maju

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

3 jam lalu

Yusril Sebut Adanya Kader di Eksekutif Bisa Bantu Dongkrak Suara di Pemilu Berikutnya

Yusril mengatakan perlu strategi yang jitu untuk menempatkan kadernya sebagai kepala daerah dan kabinet untuk dongkrak suara di pemilu berikutnya

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

6 jam lalu

Pengamat Sebut Revisi UU Kementerian Negara Mengonfirmasi Kabinet Gemoy Prabowo-Gibran

Susunan kabinet Prabowo-Gibran tengah menjadi perbincangan karena disebut ingin menambah jumlah kementerian lewat revisi UU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

21 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

22 jam lalu

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

Bambang Soesatyo menegaskan PADIH UNPAD siap membantu pemerintahan Prabowo - Gibran dalam pembangunan hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

1 hari lalu

Santer Isu Prabowo Tambah Kementerian, Rumah Dinas Menteri di IKN Bakal Ditambah?

Bagaimana pembangunan rumah tapak jabatan menteri di IKN di tengah bergulirnya isu penambahan kementerian di kabinet Prabowo?

Baca Selengkapnya