Prabowo Pernah Benarkan Miliki Lahan Ratusan Ribu Hektar di Hadapan Jokowi, Kapan?

Rabu, 10 Januari 2024 17:10 WIB

Capres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, dalam debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2019. Diedit dari ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Debat capres kedua yang digelar pada Minggu, 7 Januari 2024 lalu, meninggalkan kesan yang cukup panas bagi ketiga kandidat calon presiden, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Salah satunya adalah ketika Anies menyinggung tentang kepemilikan lahan Prabowo yang mencapai 340 ribu hektare.

“Di saat tentara kita lebih dari separuh tidak memiliki rumah dinas, menurut Pak Jokowi, ada menteri punya lebih dari 320 hektare tanah di republik ini,” kata Anies di awal debat pada Minggu malam.

Tak lama, Anies kemudian meralat angka yang dia sebutkan sebelumnya menjadi 340 ribu hektare. “Maaf Pak Prabowo angkanya terlalu kecil. Bukan 320 hektare, tapi 340 ribu hektare. Saya klarifikasi,” ucap calon presiden nomor urut satu itu.

Berdasarkan pernyataannya, Anies mengaku mengutip ulang yang pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengenai kepemilikan lahan Prabowo. Lantas, kapan sebenarnya Jokowi mengungkapkan hal tersebut?

Ucapan Lengkap Jokowi Tentang Lahan Prabowo

Kepemilikan lahan Prabowo seluas 340 ribu hektar pertama kali diungkap oleh Presiden Jokowi saat debat capres 2019 lalu. Saat itu, Jokowi yang bersaing dengan Prabowo saling adu gagasan tentang tema Energi, Pangan, Infrastruktur, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup.

Advertising
Advertising

Pada awalnya, Jokowi menjelaskan pencapaian yang dilakukannya selama menjadi Presiden Indonesia periode 2014-2019. Salah satunya adalah memberikan konsesi melalui perhutanan sosial kepada masyarakat adat hingga petani dan nelayan seluas 2,6 juta hektare.

Dia juga mengklaim bahwa pemerintah telah mendampingi masyarakat penerima konsesi untuk menggunakan lahan secara produktif. Bahkan, dalam dua tahun terakhir, yakni pada 2017 dan 2018, pemerintah telah membagikan 12 juta sertifikat tanah kepada masyarakat.

“Dalam dua tahun ini kita juga telah membagikan sertifikat. 2017 kita telah membagikan 5 juta sertifikat kepada rakyat di bawah. 2018 telah kita bagikan lebih dari 7 juta sertifikat,” kata Jokowi.

Adapun menurut Jokowi, tujuan pemberian sertifikat itu adalah agar masyarakat memiliki hak hukum yang jelas atas tanah yang mereka miliki. Pada akhirnya, sertifikat tanah itu diharapkan bisa dijadikan jaminan atau agunan untuk mengakses modal ke perbankan.

“Inilah pentingnya redistribusi aset reforma agraria yang ini akan terus kita kerjakan,” ujarnya.

Selanjutnya: Prabowo menilai program Jokowi tidak tepat

Berita terkait

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

3 jam lalu

Sandiaga Sebut Duet Ahok-Anies Sebagai Dream Team, tapi Terganjal UU

Ahok-Anies santer disebut bakal disandingkan dalam Pilgub DKI. Namun, duet keduanya bakal melanggar UU Pilkada.

Baca Selengkapnya

Jokowi Berlakukan Kelas Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan, Rumah Sakit Diklaim Sudah Siap

4 jam lalu

Jokowi Berlakukan Kelas Rawat Inap Standar BPJS Kesehatan, Rumah Sakit Diklaim Sudah Siap

Presiden Jokowi menerapkan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan. Dirut BPJS Kesehatan klaim pihak rumah sakit sudah siap.

Baca Selengkapnya

PDIP Tolak Wacana Revisi UU Kementerian Negara untuk Era Prabowo

4 jam lalu

PDIP Tolak Wacana Revisi UU Kementerian Negara untuk Era Prabowo

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mewanti-wanti bahwa kementerian negara yang ada saat ini sebenarnya sudah mampu merepresentasikan seluruh tanggung jawab negara.

Baca Selengkapnya

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

4 jam lalu

Profil Nahdlatul Wathan, Organisasi Massa Islam Pertama Bangun Ekosistem di IKN

Nahdlatul Wathan (NW) menjadi organisasi massa Islam pertama yang membangun ekosistem di Ibu Kota Nusantara (IKN). Begini profilnya?

Baca Selengkapnya

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

6 jam lalu

Pengamat Usul Kementerian Perdagangan dan Perindustrian Kembali Digabung di Pemerintahan Prabowo

Wacana penambahan kementerian di pemerintahan Prabowo berpotensi membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Isyaratkan Belum Ada Momentum Tepat Pertemuan Megawati-Prabowo

7 jam lalu

Hasto PDIP Isyaratkan Belum Ada Momentum Tepat Pertemuan Megawati-Prabowo

Wacana pertemuan Prabowo-Megawati sudah dibicarakan sebelum lebaran Idulfitri pada 10 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Sinyal Bansos Beras Dilanjutkan sampai Desember 2024

7 jam lalu

Jokowi Beri Sinyal Bansos Beras Dilanjutkan sampai Desember 2024

Dalam Pilpres 2024, pemberian bansos beras oleh Jokowi dikritik lawan politik hingga kelompok sipil sebagai upaya cawe-cawe.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Jadi Ujian Terakhir Presiden Jokowi, Memperbaiki atau Merusak?

7 jam lalu

Pansel KPK Jadi Ujian Terakhir Presiden Jokowi, Memperbaiki atau Merusak?

Sejumlah pihak menyatakan pembentukan Pansel KPK menjadi ujian terakhir bagi pemerintahan Presiden Jokowi. Pemberantasan korupsi semakin suram?

Baca Selengkapnya

Ahok-Anies Mustahil Bersama di Pilgub Jakarta 2024, Ini Aturannya

9 jam lalu

Ahok-Anies Mustahil Bersama di Pilgub Jakarta 2024, Ini Aturannya

Ini aturan yang menghambat duet Ahok-Anies di Pilgub Jakarta

Baca Selengkapnya

Jokowi Jadi Presiden Kedua setelah Gus Dur Sambangi Kabupaten Muna

9 jam lalu

Jokowi Jadi Presiden Kedua setelah Gus Dur Sambangi Kabupaten Muna

Keterangan tertulis Sekretariat Presiden menyebut Jokowi disambut lautan masyarakat saat meninjau Pasar Laino Raha, Kabupaten Muna.

Baca Selengkapnya